Skip to main content

Tuak Tuak Tuak

Awal saya mengenal Tuak dan meminumnya secara sadar adalah saat melakukan aksi turun ke lapangan, tepatnya desa dan kelurahan di Kecamatan Abiansemal untuk survey masyarakat berpenghasilan rendah yang dipandang layak untuk menerima program bantuan Rumah Layak Huni Bupati Badung tahun 2017 silam. Kalau tidak salah Desa Sibang Gede dan juga Desa Taman sempat memberikan satu dua gelas tuak produksi mereka sendiri di sela makan siang bersama yang kami lakukan di pinggir jalan dan lapangan bola. Ternyata enak juga.

Tuak adalah salah satu jenis minuman beralkohol tradisional nusantara termasuk Bali, yang belakangan ini telah dilegalkan keberadaannya. Sejauh yang saya ketahui, minuman ini bisa ditemukan dengan mudah di banyak tempat, utamanya daerah Badung Utara lantaran merupakan produksi rumahan, yang siap dinikmati oleh kalangan tertentu sebagai moda sosial antar petani maupun anak muda setempat. Kalaupun kemudian ada yang diperjualbelikan pada orang luar, biasanya akan tergantung pada stok atau persediaan yang ada. Mengingat Tuak sudah memiliki pelanggan loyal di kalangan sendiri saban sore selepas bekerja.

Selain kedua Desa yang saya sebut diatas, ada beberapa desa lainnya yang pernah saya coba nikmati tuaknya di lapak atau warung sekitaran lokasi survey, dengan berbagai rasa. Efek yang dirasakan secara pribadi adalah timbulnya rasa hangat pada badan jika diminum dalam porsi kecil, kemudian berlanjut pada patahnya teori gravitasi jika porsi ditambah lagi, terakhir bilamana yang dihabiskan setara dengan botol air mineral ukuran sedang, wajah akan memerah lalu berakhir dengan aksi tidur nyenyak, dalam posisi apapun yang bisa digapai.
Ini tentu gak boleh jadi referensi buat kalian yang belum pernah mencoba minum atau menikmati Tuak di Bali. Jangan.

Meski demikian, untuk beberapa jenis Tuak yang diproduksi secara lokalan di Bali, infonya mampu mengontrol kadar gula darah dalam tubuh khususnya bagi mereka para pengidap Diabetes, macam saya pastinya. Kemungkinan sih kalo mau dilogiskan pemikiran ini, adalah menghilangnya kebiasaan ngemil karena pasca meminum tuak secara rutin, si peminum jarang merasakan lapar dalam jangka yang cukup lama.
Karena ketiduran.
He… becanda.

Kalian sendiri, wajib mencobanya sekali-kali.

#tuak #alkohol #alcohol #bali #traditional

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p