Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2013

APEX Launcher, Customize untuk TabletPC Android

Ah, ternyata lama juga yah saya gag nurunin laporan tentang Aplikasi Android ? terakhir kalo gag salah masih sempat mengulas tentang Kolase Foto, Games dan Custom ROM. So, biar gag ngebosenin ngulas Review ponsel mulu selama ini, mulai hari ini sekitar satu minggu, saya bakalan berbagi review aplikasi dari Google Play, applications store perangkat Android yang sedang saya gunakan. Kesempatan pertama, saya ambil dari Apex Launcher. Bagi kawan yang masih belum tahu apa beda Launcher dan Theme, silahkan baca tulisan saya terdahulu terkait memperbaharui tampilan Android. Nah, untuk yang satu ini, secara khusus deh saya bahas. Jadi kisah awalnya lantaran merasa layar HomeScreen default-nya Tabletpc Samsung Galaxy Tab 7+ mulai agak membosankan, saya mulai berburu beberapa aplikasi Launcher sekedar untuk menyegarkan tampilannya saja. Kalo gag salah dulu saya sempat suka dengan Espier Launcher yang mengubah tampilan ala iPad/iPhone, trus DX Home launcher bawaan aplikasi DX ToolBox yang memang

Samsung SCH W139 Feature Phone with Dual Sim

Teknologi dua kartu berbeda jaringan dalam satu ponsel, sebenarnya bukanlah satu hal baru yang bisa ditemui di negeri ini. Lima tahun lalu barisan ponsel China sudah melakukannya lebih dulu dengan suntikan tambahan teknologi lainnya seperti penggunaan layar sentuh, tv analog atau pemanfaatan wireless network, menjadikannya booming dan sempat menggoyahkan keberadaan sang raja Nokia saat itu. Dua tiga tahun setelah era tersebut, terjadi pergeseran trend penggunaan ponsel, yang meski masih mengadopsi teknologi Dual Sim, namun secara bentukan mulai mencontek keberadaan ponsel pintar ternama asal Kanada, yang tampil dengan barisan keypad qwerty serta badan yang sedikit melebar. BlackBerry. Jenis ponsel seperti inipun tak kalah boomingnya untuk ukuran saat itu. Demikian halnya saat trend kemudian beralih ke perwajahan layar sentuh yang hampir memenuhi permukaan layar seperti inovasi sang pelopor, iPhone. Namun, tak semua pengguna ikut-ikutan latah untuk beralih kepada trend yang sedang berke

Kehilangan Semangat Menulis

Pasca dirawat inapnya putri pertama kami beberapa waktu lalu , kami sempat dilanda kekhawatiran bahwa sakit Demam Berdarah yang diidapnya bakalan balik kembali, saat panas badan MiRah kembali naik menjadi 38,8 derajat Minggu dini hari berikutnya. Maka tanpa menunggu panjang lebar, kamipun meluncur kembali ke RS Bhakti Rahayu, tempat dimana Askes Keluarga berlaku untuk memeriksakannya dan memastikan penyebabnya. Masih sama dengan yang lalu, Radang tenggorokan. Kami memutuskan untuk Siaga Satu bagi Mirah. Itu sebabnya, status sekolah dan les baca langsung kami putuskan demi memberi jatah istirahat yang cukup baginya. Sambil berharap bahwa apa yang kami khawatirkan tak terjadi. Namun Selasa pagi lagi-lagi panasnya Naik. Ini tentu membuat kami makin kebingungan untuk memutuskan, apakah MiRah harus di Cek lab mengingat ini hari keempat siklus panas seperti saat ia dinyatakan positif DB beberapa waktu lalu, ataukah kami putar haluan ke dokter THT ? syukur, usai mandi, panas badannya kembali

Windows 8 Pro, Clean and Fast

Setelah mencoba beraktifitas lebih jauh menggunakan sistem operasi Windows 8 Consumer Preview di perangkat NoteBook HP ProBook 4320 milik kantor LPSE Badung sejak beberapa bulan lalu, sepertinya makin jatuh cinta dan keinginan untuk mencoba versi finalnya makin tak tertahankan. Maka itu sempat terbersit keinginan untuk mendapatkan versi resminya dengan membeli sendiri keping cd original di salah seorang kawan yang membuka jasa pemesanan online. Belum lagi terwujud, kesempatan datang dari salah satu member di sebuah situs jual beli online yang menawarkan jasa instalasi Windows 8 Pro edition versi original dengan harga yang cukup lumayan. Maka setelah bernegosiasi waktu, pertengahan Desember lalu perangkat notebook yang saya gunakan ini secara resmi berpindah versi sistem operasi seperti apa yang diharapkan. Berhubung sudah terbiasa dengan tampilan dan perubahan yang terjadi di versi sebelumnya, maka tidak banyak hal yang harus disesuaikan untuk tetap menjalankan aktifitas kerja sepert

Uji Kekuatan Sinyal My Mobile Coverage

‘Jangan Pernah Setia pada satu Operator’ Salah satu cara untuk memilih operator ataupun layanan data yang pernah saya rekomendasikan tempo hari pada tulisan ‘Bagaimana Memilih Paket Data Internet yang Nyaman digunakan adalah mencobanya satu persatu, membeli paket harian (termurah), lalu mengujinya dengan mengunduh beberapa file entah itu dokumen, audio maupun video. Apabila kecepatan pengunduhan berlangsung sesuai iklan dan juga harapan, maka operator tersebut dapat dijadikan alternatif pilihan untuk digunakan pada tempat tersebut. Lakukan hal ini secara berulang pada beberapa lokasi yang kerap disinggahi secara berkala setiap harinya. Rumah, kantor, tempat nongkrong, dsb. Namun jika hal tersebut dipertanyakan dengan data yang dapat dilihat secara akurat dan terpercaya, barangkali akan sulit dibuktikan. Karena apa yang saya rekomendasikan kemarin hanya merupakan pengalaman pribadi setelah melakukan perpindahan penggunaan operator untuk beberapa layanan paket data. Dari Starone Indosat

Merasakan Keramahan RS Wangaya

Keputusan untuk memilih RS Wangaya sebagai tempat Rawat Inap saat MiRah putri kedua kami positif Demam Berdarah kemarin, bisa dikatakan tanpa rencana. Mengingat sebenarnya MiRah memiliki akses Asuransi Prudential yang siap memberikan pelayanan Klaim lebih baik ketimbang Askes PNS yang kami miliki. Tapi Ngomong-ngomong soal penggunaan Askes, ini gara-gara celetukan seorang Rekan Kantor yang memang berusaha untuk memanfaatkan kemudahan Askes kantor semaksimal mungkin meski gejala sakit hanya soal Batuk dan Pilek. Makanya, pas melarikan MiRah, minggu 3 Februari lalu, pikiran pertama langsung tertuju ke Askes, padahal di RS yang sama, berlaku pula kartu PruMed nya Prudential… Ah sudahlah, semua sudah terlanjur terjadi. Maka kini yang ada adalah menjalani masa perawatan di Sal Praja Amertha-nya RS Wangaya, tepatnya di Kamar 105. Ada beberapa perbedaan yang saya rasakan saat menjalani masa-masa menunggui pasien disini. Pertama, soal kenyamanan Pasien dimana di RS Wangaya, tidak ditemukan ped

Suka dan Duka itu Beda Tipis

Selasa Pagi, 5 Februari lalu sebenarnya menjadi hari yang bahagia bagi kami, tepatnya upacara 3 bulanan putri kedua, Intan PradnyaniDewi, dengan mengundang sanak saudara dan juga teman dekat ikut hadir menyaksikan prosesi sejak awal. Upacara yang dimulai pada pukul 10 pagi itu, berjalan sesuai harapan. Setidaknya cuaca masih cukup panas dan bersahabat, meski dari daftar undangan rupanya gag semua bisa datang memenuhi harapan. Alasannya tentu saja terbentur upacara lain yang lebih penting. Selama lima hari lamanya, saya dan keluarga berusaha mencicil sedikit demi sedikit pekerjaan yang berkaitan, agar tidak kewalahan saat H-1, yang biasanya kondisi jauh lebih krodit akibat persiapan banyak hal. Dan semua itu dapat ditebus dengan kepuasan, hingga akhir acara yang mencapai pukul 9 malam. Ini karena beberapa kerabat datang sepulang kerja bersama anak dan istri mereka. Usai semuanya, kami membuat rencana kecil untuk makan malam bersama esoknya, sambil menuntaskan kewajiban pembayaran di beb

Ogoh-Ogoh Mini Kota Denpasar Tahun 2013

Di tengah persiapan perhelatan PilGub Provinsi Bali bulan Mei 2013 mendatang, tampaknya antusiasme Sekaa Teruna di masing-masing Banjar Adat lingkungan Kota Denpasar untuk membuat Ogoh-Ogoh, sedikit menurun. Entah apakah ini hanya perasaan saya secara pribadi yang merasa heran dengan ketiadaan aktifitas di masing-masing Bale Banjar, ataukah memang sudah ada kesepakatan antara seluruh Sekaa Teruna banjar adat di lingkungan Kota Denpasar dengan Walikota ? Karena informasi kabar burungnya sih memang begitu, ada pertemuan di awal tahun 2013 kemarin. Namun meski animo pembuatan ogoh-ogoh ukuran raksasa sedikit menyepi, keberadaan ogoh-ogoh Mini, tampaknya mulai diminati oleh para pencari peluang pendulang rupiah, demi memuaskan hasrat para orang tua atas nama anak yang biasanya ikut serta mengusung saat pawai dilakukan. Ini terlihat di beberapa tempat yang sepintas lalu sempat saya lewati, menyajikan beragam pilihan Ogoh-ogoh Mini dalam berbagai bentuk, warna dan bahan. Salah satunya sempa

Tips Ringan berkunjung ke Thailand

Setelah mencatat satu persatu pengalaman selama berada di Bangkok dan Pattaya, Thailand, kini giliran Tips ringan kalo kelak kawan berkesempatan berkunjung kesini. Akan tetapi, tips ini bukanlah yang terbaik loh yah. Mungkin kalo mau dikombinasi dengan tips dari blog lain pun wokeh. Pertama, gag usah bingung dengan kondisi Thailand. Entah karena berada dalam satu benua, demografi dan geografi nya sih gag jauh beda dengan situasi Indonesia. Baik cuaca, panasnya, juga lingkungannya. Kalopun boleh disetarakan, di pusat Kota Bangkok itu mirip Jakarta, sedang pinggirannya juga mirip Denpasar, namun jauh lebih bersih. Sedang Pattaya, lebih mirip Kuta-nya Bali. Jadi, kalopun disini jarang menggunakan Jaket, ya gag usah repot bawa jaket lagi lah, kecuali kalo gag tahan dinginnya AC pesawat, bus atau kamar hotel *uhuk Kedua, mungkin bagi kawan yang agak ragu untuk ber-English ria, bakalan merasa khawatir terkendala Bahasa. Namun jangan khawatir, kalopun nanti bersua dengan pedagang, untuk melak

Menikmati Hiburan Kota Pattaya

Terakhir kali saya menyaksikan pertunjukan Elephant Show atau atraksi Gajah barangkali sekitar setahun lalu, tepatnya saat wisata anak TK Lokasari ke Bali Zoo di Singapadu. Itupun kalo gag salah hanya berjalan-jalan di seputaran kebun binatang tanpa ada pertunjukan hiburan yang melibatkan segudang gajah dengan keahlian mereka. Dan terakhir kalinya saya menikmati hiburan alam plus segala rupa fasilitasnya barangkali sekitaran dua tiga tahun lalu. Tepatnya saat menginjakkan kaki di Jatim Park, atau dua dekade lalu saat Taman Bali Festival Padang Galak baru saja diresmikan. Pattaya adalah Kota Malam-nya Thailand. Kurang lebih begitu sebutan yang disampaikan Tour Guide kami kali ini. dilengkapi dengan sejuta gambaran menarik perihal hiburan yang dapat dinikmati. Dari pertunjukan kabaret yang terkenal bertajuk Alcazar , rekreasi keluarga Nong Nooch Paradise, hingga pertunjukan ‘no camera please’ ala BigEye yang kabarnya di-Legalkan oleh pemerintah setempat. Pattaya sendiri kelihatan sepert

Mengagumi Budaya dan Obyek Wisata Kota Bangkok

Berdasarkan penjelasan dari Tour Guide kami, penduduk di kota Bangkok atau negeri Thailand masih didominasi oleh masyarakat yang beragama Buddha. Itu sebabnya di sepanjang perjalanan, baik di tengah kota, median jalan hingga pinggiran dan pelataran rumah, banyak ditemui adanya patung berhala *eh maaf* yang dihias begitu indah dan megah serta dipuja dan dihormati, baik sebagai sarana Bhakti pada-NYA ataupun dikemas menjadi icon pariwisata untuk menarik jutaan wisatawan dari penjuru Dunia. Tidak bisa dibayangkan jika kemudian FPI sampai berkuasa disini, yakin banget kalo semua patung dan juga monumen yang ada, bakalan dihancurleburkan rata dengan tanah lantaran dianggap haram… Lokasi pertama yang diperkenalkan adalah Reclining Buddha atau Buddha Tidur. Disini ada banyak cerita yang dinikmati lewat ornamen dan juga lukisan yang mengisahkan perjalanan Sang Buddha dengan perwajahan yang sangat menarik. Demikian halnya dengan pilar-pilar raksasa yang ada, dipenuhi pola unik yang jujur saja

Mencicipi Transportasi Umum Kota Bangkok

Jika jalur udara sudah dilewati dengan masa perjalanan selama 4 jam lamanya, saat meluncur dari Bandara Ngurah Rai ke Kota Bangkok, dan jalur darat dengan memanfaatkan Bus milik Travel selama 4 hari berputar-putar menikmati kota dan Budayanya, tiba saatnya untuk mencoba jalur transportasi lainnya yang bisa jadi gag kami temukan di Kota Kelahiran Denpasar Bali. Menumpang perahu boat panjang berkapasitas 20an orang, transportasi air ini dapat digunakan untuk menikmati sejumlah obyek wisata yang ada di sepanjang sungai Chao Praya. Sensasi seperti ini memang bisa dinikmati saat melakukan penyeberangan ke Nusa Penida, tepatnya pada perahu penghubung dari kapal Cruise ke pulau, namun jelas tastenya yang berbeda. Di areal perairan tampak beberapa perahu sejenis lainnya yang menghantarkan para wisatawan untuk mampir ke beberapa obyek wisata lainnya, hingga menikmati jalur bawah jembatan penghubung dua kota di negeri Thai ini. Awalnya saya pikir MRT itu singkatan dari Mono Rail Trem , kereta de

Liburan Singkat ke Thailand

Jalanan sepanjang Kota Denpasar menuju Bandara Ngurah Rai siang itu sebenarnya gak macet-macet amat, namun perjalanan kali ini cukup memakan waktu sedikit lebih lama ketimbang biasanya. Panasnya matahari di jumat siang berbaur dengan debu proyek yang dikebut di persimpangan Patung Dewa Ruci, cukup menambah mual perasaan yang sudah kadung kangen dengan tiga bidadari padahal belum lama ditinggalkan. Berharap waktu bisa berjalan cepat, hingga 4 hari yang akan datang bisa terlewati tanpa beban. Kali ini bukan lagi Tanah Jakarta yang diinjak, tapi bagian bumi lain yang begitu bangga dengan maskot Gajahnya. Thailand merupakan salah satu negara yang masih menjunjung tinggi pemerintahan Monarki. Dipimpin oleh raja Rama IX, kondisi kota sebetulnya tidak jauh berbeda dengan Jakarta yang tahun lalu kerap aku kunjungi. Hanya saja jauh lebih bersih dan tertib. Menyusuri jalanan dari bandara menuju tengah kota, aura budaya Thailand sungguh terasa. Rasanya tak jauh beda dengan rumah sendiri yang mem