Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2021

Mengenal Pak Made Sukearsana, Kabid PE yang kini masuk masa Pensiun

Pertama kali jumpa Beliau ini, kalau tidak salah ingat pas saya baru lulus sertifikasi pengadaan barang dan jasa pemerintah dengan kualifikasi L2 dan mendapatkan mandat sebagai anggota tim pengadaan di instansi Kantor Pertambangan dan Energi Kabupaten Badung, bersama seorang kolega yang ternyata masih merupakan adik tingkat di kuliah Arsitektur dulu. Saat itu unit Pertambangan masih berdiri sendiri dan berkantor di sebelahnya BPD Kuta, persimpangan Bakung Sari. dan Beliau adalah salah satu penggiat pengadaan di lokasi sebagai sekretaris, bersama senior saya lainnya, yang kini sudah berstatus Oma. Lama tak bersua, saya pun kembali dipertemukan pada tahun 2013 saat dipromosikan ke Dinas Cipta Karya, dimana Beliau saat itu sudah duduk menjabat sebagai Kepala Bidang Pertambangan dan Energi. Sampai pada jenjang akhir masa pensiun di kursi eselon yang sama, penempatan tugas yang berbeda yaitu Kepala Bidang Pengawasan dan Verifikasi, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Bad

Tangkil (kembali) ke Pura Penataran Pande Tamblingan

Sudah hampir 11 tahun lamanya kami sekeluarga gak pernah tangkil ke Pura Penataran Pande Tamblingan. Pertama kesini kalau tidak salah ingat saat Mirah si sulung masih berusia 3-4 tahun, dalam suasana hujan. Sementara hari ini, Purnama Kasa 24 Juni 2021 berada dalam posisi cerah meski sempat mengalami gerimis tipis tipis usai persembahyangan. Berbicara tentang Pura Penataran Pande Tamblingan yang dahulu dikenal sebagai Pura Catur Lepus, tidak bisa lepas dari penemuan Situs Tamblingan yang berawal dari penemuan sebuah lempeng prasasti tembaga oleh Pan Niki (warga Desa Wanagiri) pada tahun 1997. Prasasti yang berangka tahun 1306 Isaka tersebut, yang selanjutnya disebut Prasasti Tamblingan berisi perintah penguasa wilayah pada waktu itu kepada Warga Pande Besi di Tamblingan yang telah lama meninggalkan desanya, agar segera kembali ke Tamblingan untuk bekerja sebagaimana biasanya seperti dahulu. Prasasti yang hingga saat ini masih tersimpan rapi di Pura Pamulungan Agung, Desa Gobleg, Kecama

Sulung dan Prestasinya

Secara disiplin, si sulung ya gosah ditanya. Jauh lebih disiplin dari bapaknya di jaman sekolah dahulu. Secara kemampuan dan ketekunan belajar, dia juga jauh lebih baik. Karena gak perlu sampai disuruh atau dimarahi untuk mengambil buku dan sejenisnya. Cuma kalo dilihat secara etika, ini dia yang masih perlu dilatih lagi. Belajar sabar dan tenang dalam mengambil tindakan, atau mengembangkan empati pada orang lain. Memang sih, belum separah cerita kawan yang lain soal anak mereka masing-masing. Karena Mirah ya tipikalnya masih nakalnya anak-anaklah. Belum separah bapaknya di usia yang sama. Aniway, siang ini saat mampir ke salah satu ruang kelas SMPN 10 Denpasar, saya kembali mendapat ucapan selamat dari pak guru wali si sulung dari VII E. Kata Beliau, Mirah masih memegang prestasi yang sama dengan semester lalu, yang mana mendapat peningkatan bila dilihat dari sisi prestasi satu angkatan. Kagum saya mendengarnya… karena si Bapak, rasa-rasanya mana pernah dapat juara kelas jaman masih s

Kembaran Bapak, si Bungsu nan Jahil

Ini kembaran Bapak, kata banyak orang. Dan dia pun senyum-senyum bangga sambil mengulangi kata-kata itu saban pagi sebelum saya berangkat kerja. Dari sisi wajah, katanya sih plek banget ambil wajahnya bapak. Tapi cantiknya tetep ambil punya ibu… gak mungkinlah ambil cantiknya dari bapak juga. Jahilnya, jangan ditanya. Apalagi kalo sudah ketawa. Mirip tawanya Minion yang rata-rata pintar tapi nakal. Paling sering minta foto bareng, tapi tetap melarang saya untuk melakukan upload ke status Whatsapp lantaran gak ingin kakaknya cemburu. Dia kurus, bahkan untuk anak-anak seusianya. Tipikal anak yang lahir prematur kalo kata kawan saya. Tapi bersyukur, ia bisa bertahan dan kuat hingga kini. Dokter anak yang dulu pernah merawatnya pernah berkata, ‘jangan pernah menyamakan tumbuh kembangnya dengan anak-anak yang lahir normal’. Hal yang masih kami pegang hingga hari ini. Anak bungsu yang pernah kami tangisi di awal kelahirannya. Lama ditinggal dalam inkubator nicu rumah sakit. Sementara wajah d

Percobaan Penipuan menggunakan Profil Whatsapp Teman (bagian 2)

…dan ia pun terdiam… lamaaaaaaa… Studi Kasus : Percobaan Penipuan dengan mengambil foto profil WA dan nama Bli Pande @yogi.triana Sayangnya, saya dah punya nomor kontak asli Beliau kiriman sepupunya, pak pengacara handal om @yande_putrawan Percobaan Penipuan macam ini jadi marak belakangan. Mengambil pola yang sama, yaitu menyapa dengan ramah, minta kita save nomor baru Beliaunya, lalu selesai percapakan di hari pertama. Lanjut hari kedua pagi, menyapa lagi untuk menawarkan hal menarick yaitu mobil baru sitaan dirjen anggaran Keuangan Indonesia. Tjolek admin @ditjenpk nomor penipu tertera Punya stok 3 dan ybs mau ambil HRV merah. Ndak tau kenapa penipu terdahulu juga minatnya ke mobil yang sama. Pasti hasrat terpendamnya ini kawan. Lalu mengarahkan kita TF uang muka 10% dari harga terlampir dalam daftar ke rekening bendahara yang ceritanya melakukan lelang. Sambil pura-pura sibuk ndak angkat telpon pas kita berusaha hubungi. Klaimnya masih di dalam ruangan pimpinan. Pinter banget ngele

Percobaan Penipuan menggunakan Profil Whatsapp Teman

Percobaan Penipuan berkedok nomor baru dengan mengandalkan foto profil dan nama yang sama dengan seorang kawan, kelihatannya lagi marak belakangan ini. Beberapa kawan di akun FaceBook sempat mengeluhkan hal yang serupa lantaran ada maksud-maksud tertentu yang disampaikan, dimana ujung-ujungnya ya permintaan uang. Ada yang tertipu namun ada juga yang mencoba waspada. Pola yang digunakan biasanya menyapa ramah, lalu meminta kita untuk menyimpan nomor baru mereka, dan menutup percakapan. Semua dilakukan dengan jeda interval waktu tertentu, mungkin bermaksud agar terlihat santai dan biasa. Hari selanjutnya, percakapan dimulai lagi dengan bertanya kabar, lalu mencoba melakukan penawaran atau menyampaikan permintaan. Dari mau pinjam uang, tawaran pembelian mobil dengan harga murah, atau lainnya dengan iming-iming mengundang iba atau malah menggiurkan. Untuk pola peminjaman uang, biasanya kita akan diarahkan pada nomor rekening atas nama orang lain yang jika terlanjur dikirim biasanya akan su

Asu tenan iri dengki dan makianmu Kawan

Gak perlu mengumbar semua hal dalam hidupmu di Sosial Media, karena gak semua orang bakalan peduli dengan apa yang kamu bagikan. Alih-alih pengen dapat perhatian, eh malah makin dikompori dan ditertawakan banyak orang. Ada baiknya dipilah dulu mana yang bisa dipublish untuk banyak orang, mana pula yang sebaiknya disimpan sendiri. Apalagi kini jaman UU ITE dimana orang lain bisa menggunakan alasan kecil buat memenjarakan orang. Bakalan gak enak pastinya jika makian yang diunggah kemarin saat hati emosi eh malah berujung bui. Kasian anak istri. Itupun kalo memiliki. Padahal sosial media itu sebenarnya tempat paling asyik buat pamer, baik harta kekayaan, liburan bahkan hobi. Yang punya potensi bikin orang makin benci karena selalu iri dan dengki. Kalaupun ini beneran bisa dijalani dengan murni, dijamin timeline akun yang dimiliki bakal ramai dikunjungi dan dikomentari. Bukankah jauh bikin hepi ?

Curhatan tanpa Kuasa

Terkadang saya merasa malas untuk berbicara, memulai sebuah percakapan saat suasana hati sedang galau, memilih untuk diam dan menikmati kesendirian dengan banyak hal yang bisa diakses melalui layar ponsel. Membiarkan ketidakpedulian pada lingkungan yang mungkin saja membutuhkan perhatian, sambil berharap mood dan semangat akan muncul mengalahkan semua pikiran negatif juga kekecewaan yang dialami seharian ini. Memang wajar saya rasakan. Dalam diam pikiranpun kemudian melayang jauh, membuat banyak penyesalan pada perjalanan hidup yang sudah pernah dilalui, meski sudah menyadari betul bahwa semua tak bisa dikembalikan lagi sebagaimana harapan saat ini. Karena ada banyak hal yang mempengaruhi semua pola dan perilaku di masa lalu, termasuk kuasa dari orang lain yang tak pernah bisa kita atur laiknya memilih menu makan siang dari sebuah lembaran yang disodorkan. Memang sepantasnya menyerahkan semua pada yang diAtas. Masing-masing sudah memiliki garis tangan sendiri. dan masih banyak di luar

Sebuah Cerita tentang si roda empat

Belasan tahun ditemani kendaraan Kijang Grand 88 pembelian second tangan pertama di Surabaya, memberi banyak cerita seru dalam perjalanan hidup, dari masa menjadi mahasiswa, pacaran hingga menikah. Disandingkan mobil baru jaman now mah kendaraan model begini bakalan kalah dari segi biaya perawatan, penampilan ataupun teknologi yang digunakan. Meski bagi sebagian orang, wajah Toyota Kijang 80an masih tampak klasik saat dibawa berkendara dijalanan. Ketangguhannya jangan ditanya lagi. 25 tahun usianya, masih garang diajak naik turun jalan curam. Saat kendaraan masuk usia ke-20, beberapa part ditambahkan agar memudahkan pengendaranya berinteraksi di jalan raya. Dari pemutar musik digital, audio hingga power steering. Sementara dari sisi penampilan, wajah depan maupun cat bodi, sudah diUpgrade dari jaman Avanza baru muncul di jalanan. Mengapa warna menjadi salah satu opsi perubahan saat itu, mengingat warna asli kendaraan kerap disangka mobil ambulans lantaran Putih belun menjadi trend pasa

Empat Motor dan Sejumlah Kisah

Berkendara motor sebetulnya adalah salah satu kesukaan saya dari sejak memiliki motor kopling jaman kuliah dulu. Rutenya bervariasi, dari yang jauh, seputaran rumah, atau main ke proyek di seantero Kabupaten Badung. Ujung utara sampai selatan. Belakangan jadi nambah rute keliling kota ataupun pinggiran lantaran istri juga menyenangi hobi yang sama, utamanya pasca ia paham cara duduk bergandeng diatas jok lebar milik Xmax. Yamaha XMax 250 Ini adalah kendaraan bermotor ke-4 yang saya miliki sejak awal mula. Bodinya gambot, pas banget untuk ukuran tinggi badan saya sejauh ini. Punya bagasi luas untuk menyimpan jaket, dua helm half dan full face, juga beberapa pernak pernik lain yang biasanya dibawa saat berkendara. Jadi gak menuh-menuhin kantong jaket. Ambil motor ini kalo ndak salah ingat pada bulan Agustus tahun 2017 lalu, pasca kaul yang diharapkan bisa terwujud setelah berdarah-darah mencari cara untuk mendapatkannya. Honor PPK selama setahun, akhir masa jabatan di Dinas Cipta Karya s

Yuk Ikutan #SamsungChallenge Olimpiade Tokyo

Yuk gabung di tantangan aplikasi #SamsungHealth edisi Olimpiade Tokyo #StrongerTogether yang dimulai hari ini, dengan target 250ribu langkah, sebagai penyemangat diri dalam upaya menjaga kesehatan di masa pandemi. Mumpung semua hal masih diijinkan oleh-Nya. Kesehatan fisik, mental, oksigen yang berlimpah, kegembiraan bersama keluarga ataupun waktu luang dan kesempatan. Jangan sampai saat jatuh sakit baru ingat untuk menjaga semua karunia-Nya. Jaga diri, Jaga orang lain. Aniway, untuk mencapai target 250ribu langkah dalam hitungan 1 bulan tantangan olimpiade Tokyo ini, kurang lebih dituntut untuk mampu melewati target harian 8500 langkah atau sekitar 7 KM jauhnya untuk ukuran tubuh seperti saya, atau kurang jika bicara ukuran tubuh normal orang Indonesia. Sementara untuk Bulan Juli, capaian saya hingga tanggal 23 ini sudah sampai di 300ribuan langkah. Jadi, tunggu apa lagi ? #SamsungChallenge #pandemic #stayhealthy #staystrong

Penuhi Tantangan Samsung Challenge

Perolehan Badge yang muncul di notifikasi ponsel pagi ini merupakan pengingat bahwa saya telah melampaui target tantangan bulanan yang diselenggarakan oleh aplikasi Samsung Health, dimana batas minimal 200ribu langkah harus dapat dicapai oleh masing-masing pengguna. Samsung Challenge dimulai setiap tanggal 1 bulan berjalan dan dapat diikuti oleh siapa saja yang memiliki dan menginstalasi aplikasi ini di ponselnya. Tidak ada reward berupa uang atau bonus yang dberikan, hanya berupa kesehatan dan semangat berolahraga secara rutin. Untuk bisa mencapai target bulanan 200ribu langkah, pengguna bisa menetapkan target sebanyak 6000 langkah setiap harinya. Tidak sulit saya kira. Karena dari pengalaman selama hampir 5 tahun ini, setiap hari bisa mencapai target dengan baik bahkan melampauinya. Apalagi kalian yang masih dikaruniai badan fisik yang sehat. Hanya memang ada efek samping yang kemudian dialami dan saya rasakan pasca melakoni rutinitas setiap hari berolahraga. Sakaw atau nagih, macam

Jaga diri sendiri, Jaga orang lain

Saya memang sengaja tidak mengungkapkan apapun kaitan pemberlakuan #ppkm dan juga perkembangan #covid19 di akun media sosial sebagaimana yang dilakukan banyak kawan di luar sana. Bukan lantaran memiliki posisi aman atau previlege tetap mendapatkan gaji bulanan sementara status sama-sama menyandang WFH, tapi lebih kepada berupaya memberi rasa nyaman pada diri sendiri, utamanya pikiran. Karena dua minggu terakhir serangan nafas sesak selalu menghampiri sesaat pasca membaca informasi tentang penularan covid dan variannya, juga belasan berita duka. Mirip dengan situasi setahun lalu, saat Corona mulai merangsek Indonesia. Saya memang sengaja mengabaikan semuanya, update jumlah kematian atau positif harian dari kawan-kawan nakes di whatsapp group, broadcast anjuran untuk mengkomsumsi ini itu sebagai penguat imun, bahkan ikut rebutan susu beruang dan semacamnya. Masa bodoh dengan itu semua. Toh, apa dan bagaimana penyebaran virus Covid sudah jelas diketahui sejak awal. Himbauan untuk selalu m

Capaian Langkah 5 Tahun

Sudah hampir 5 tahun lamanya saya melakoni aksi jalan kaki cepat ataupun jogging ringan, pagi ataupun sore hari selepas jam kerja. Bertujuan untuk menekan gejala Diabetes yang sebelumnya sempat membuat khawatir keluarga lantaran muncul gak tanggung-tanggung. Hasilnya lumayan dan sesuai harapan. Awal mulai masih santai melantai karena belum menyadari sepenuhnya jika olahraga bagi penderita diabetesi itu penting. Target harian hanya 6000 langkah sesuai saran aplikasi. Itupun masih bingung gimana caranya mendapatkan jumlah langkah sebanyak itu. Interval olahraga juga masih males-malesan. Masuk tahun ke-2, mulai deh ngumpul mood buat jadi lebih baik. Target harian naik jadi 10ribu langkah, dan aksi jalan kaki cepat mulai merambah aspal jalanan. Dari rumah menuju banyak tempat dan pulangnya ya nge-Grab. Muterin lapangan puputan, sudah dianggap biasa. Lalu ambil jalur muter ke Tohpati dan Gatsu Timur. Penatih atau napak tilas ke SMAN 6 Sanur. Ada juga ke pantai Karang, Serangan, Pasar Mambal

Jaga Kesehatan demi jauhkan #Covid19

Menurunkan target menjadi 6000 langkah setiap harinya merupakan satu upaya yang bisa saya lakukan untuk mencegah gejala #diabetes datang kembali pada tubuh, juga berharap agar bisa dijauhkan dari efek terburuk tertularnya virus #Covid19 dan variannya. Mengingat informasi awal dimana Diabetes memiliki hubungan pertemanan yang baik dengan banyak penyakit kritis lainnya, termasuk #Covid. Melakukan gerakan dan berolahraga selama setengah jam ditambah dengan aktifitas harian, sebenarnya bisa mewujudkan standar minimal capaian sesuai harapan. Akan tetapi saat masa #ppkm begini, dimana sebagian besar pegawai dirumahkan atau dihimbau untuk bekerja dari rumah, maka agenda gerak badan macam ini bisa dilakoni sedikit lebih lama untuk mendapatkan tetesan keringat dan pembakaran jumlah kalori yang lebih banyak. Peningkatan angka dan jumlah kematian atau kasus positif Covid di Bali, infonya makin banyak. Padahal antrean vaksin bahkan mengalahkan anjuran pemerintah untuk tidak menciptakan kerumunan.

Menutup Bulan Juni, Bersemangat lagi di Bulan Juli

Upaya menurunkan target langkah harian selama dua bulan terakhir ini, tampaknya cukup lumayan membuahkan hasil. Minimal yang namanya nyeri lutut di kaki kanan sudah tak mengganggu saban malam saat tidur. Jauh lebih nyaman untuk pikiran dan juga fisik tubuh. Bulan Juni, saya menargetkan 6000 langkah kaki setiap harinya. Bisa dicapai dengan berolahraga selama minimal setengah jam sehari. Ditambah aktifitas harian di kantor juga rumah selepas kerja, capaian di malam hari biasanya akan lebih dari target tersebut. Kecuali malasnya muncul. Dengan total 335ribu langkah di bulan ini, memberikan semangat yang cukup besar, untuk kembali melangkahkan kaki sekali seminggu pada jalan paving kawasan kantor, atau aspal seputaran rumah. Hasil yang memuaskan. Pagi ini, saya mencoba untuk turun kembali, menguji kaki dan nafas agar bisa terbiasa beraktifitas kembali laiknya dulu. Lumayan juga, 5.75 KM dilibas dalam satu jam lamanya. Satu awal yang bagus saya kira.

Menanti Waktu yang Tak Pasti

Kota Denpasar nyaris tetlihat seperti sebuah kota yang mati, kota yang ditinggalkan oleh penghuninya seperti adegan dalam film-film bertemakan masa depan. Toko-toko makin banyak yang menutup gerai mengikuti himbauan ppkm mikro, tampak saru dengan mereka yang mati pelan-pelan dan memilih untuk menutup tempat usahanya secara permanen ketimbang rugi lebih banyak. Pun lengangnya jalanan karena penyekatan yang makin banyak. Tingkat kematian yang masih tinggi tampaknya menjadi salah satu pertimbangan pemerintah menginginkan perpanjangan ppkm hingga akhir Juli mendatang. Namun minimnya upaya pemberian bantuan bagi mereka yang dirumahkan atau menutup tempat usahanya, membuat masyarakat terdesak makin jauh karena tak semua mendapatkan gaji bulanan dari negara meski memiliki status serupa. Jurang kecemburuan makin menganga. Ada yang pada akhirnya memilih pasrah, karena meyakini bahwa Karma masa lalu merupakan penyebab adanya kehidupan masing-masing orang di jaman sekarang. Kalaupun kemudian haru

#Covid19 Sampai Kapan ?

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 lewat, sementara diluaran suasana malam juga makin terasa sepi. Namun pikiran belum jua bisa terlupa, lantaran masih banyak hal yang ingin dituangkan segera. Rasa kantuk entah kemana. Virus Corona Covid19 dan varian Delta, benar-benar membuat perasaan tak nyaman hingga menimbulkan rasa sesak pada dada secara tiba-tiba. Kekhawatiran akan kunjungan dadakan pada keluarga, kedua orang tua, anak-anak atau istri, selalu muncul mengganggu konsentrasi setiap harinya. Ketakutan akan kehilangan sosok orang yang dicintai, mengalahkan semua logika dan akal sehat yang selama ini ada dalam pikiran. Dan benak selalu mempertanyakan hal yang sama. ‘Sampai kapan semua ini akan terus berlanjut ?’

Perpanjang Nyawa Tiga Bulan Sekali

Notifikasi sms berdenting nyaring di satu siang, sesaat setelah saya selesai mandi, usai piket WFO masa PPKM belakangan ini. Pikiran berharap banyak bahwa pesan yang datang bukanlah iklan dari provider atau penawaran pesugihan yang rajin menghampiri saban hari. Karena jujur saja, nyawa yang ada di setiap bulannya sudah cukup menguras pikiran dan perasaan. Ternyata benar. Tunjangan bulan ke-4 sudah masuk ke rekening sebagaimana info yang disampaikan istri tempo hari. Tunjangan bulan ke-4. Ini bulan Juli. Keterlambatan pemberian tunjangan yang biasanya hadir sekian hari setelah gaji masuk ke rekening, lebih disebabkan oleh ketidakjelasan pariwisata yang dua tahun terakhir ini disinyalir makin menurun tingkat kunjungannya juga pemasukan pajak sebagai pendapatan utama Kabupaten Badung, tempat dimana kami bekerja. Bagi sebagian orang yang terlanjur berhutang dan menghabiskan gajinya sebagai cicilan bulanan, pemberian tunjangan ini tentu sangat berarti, termasuk saya yang pada tahun 2019 lal

Menikmati Waktu Mengabaikan #Covid19

Beberapa hari belakangan saya jadi makin asyik mengunduh dan menonton film baru, bermain games, juga bercanda dengan anak-anak dan bercengkrama dengan orang tua juga istri. Menyempatkan waktu luang mumpung ada kesempatan yang masih diberikan oleh-Nya sampai hari ini. Mencoba menikmati waktu dalam kesendirian, bernyanyi atau bersenandung, mengambil aktifitas tambahan untuk menghabiskan waktu masa ‘dirumahkan’ selama #PPKM, mengabaikan semua pemberitaan dan Update Covid19, di whatsapp group ataupun media sosial, hanya untuk menjaga imun dan mood yang mulai terancam rasa tak nyaman, sesak pada dada dan khawatir berlebihan. Meski kerap dituduh bungkam lantaran ‘rasa aman’ yang didapatkan, karena para pegawai negeri sipil masih tetap mengantongi gaji bulanan, akhirnya saya memilih tak peduli dan abai pada semua itu. Biarlah orang menilai dengan pikirannya masing-masing, toh jalan hidup dan perjuangannya, berbeda satu sama lain. Terserah mereka mau bilang apa.

Renungan satu sore soal ppkm dan penghasilan

Menyusuri jalanan Kota Denpasar di sore hari tadi serasa suasana Nyepi saja jadinya. Melihat barisan gerai toko yang ditutup serta lalu lintas yang sepi, melengkapi perasaan gundah seminggu terakhir pasca diterapkannya aturan PPKM oleh pemerintah pusat dan provinsi. Ada beragam tanggapan yang disuarakan sejumlah kawan di akun sosial media mereka soal ini. Mulai dari pemberian singkatan ppkm yang banyak diplesetkan, juga pemikiran dan pendapat mereka soal adanya kebijakan dan surat edaran himbauan pak Gubernur. Bahkan ada juga yang mengatakan, tanggapan seseorang akan ppkm ini akan sangat bergantung pada ketersediaan uang di kantongnya. Benar juga sih. Saya sendiri malas mengungkapkan pemikiran sendiri meski dilakukan pada timeline akun sosial media, karena yang namanya tumpahan hati biasanya akan gak bisa jauh dari persoalan emosi, yang kelak bisa berpotensi dilaporkan atau menjadi masalah bagi orang lain. Memang lebih baik diam. Apalagi, sudah banyak ancaman dari himbauan-himbauan yan

Menarik Diri dari hiruk pikuk #Covid19

Saya yakin, tak seorang pun ingin bangun pagi dari tidur dengan perasaan gundah akibat membaca kabar duka yang datang silih berganti dari para kerabat bahkan saudara juga kawan, kehilangan orang yang mereka cintai akibat Covid19 dan variannya ini. Itu sebabnya saya mulai menarik diri dari segala pemberitaan update virus Corona, sumpah serapah orang juga keluhan kawan akibat pemberlakuan #PPKM yang dipandang tak berpihak pada orang kecil. Saya memilih untuk abai dan masa bodoh. Bukan karena status yang sampai hari ini masih terselamatkan oleh pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil, dimana kerap menimbulkan kecemburuan orang per orang, masyarakat bahkan kawan sendiri sejak awal masa pandemi, lantaran masih bisa menerima gaji bulanan padahal sama-sama dirumahkan. Namun lebih pada kesehatan jiwa yang belakangan mulai diserang perasaan tak nyaman, nafas sesak dan rasa khawatir yang berlebihan, tiap kali membuka whatsapp group, akun media sosial dan lainnya. Mereka datang lagi laiknya dulu.

Mencoba Memanfaatkan Waktu Luang PPKM Darurat

Setiap makhluk memiliki hak untuk hidup, bahkan untuk serumpun tanaman liar sekalipun. Namun bilamana mereka tumbuh pada tempat-tempat yang seharusnya dijaga kebersihannya oleh kita sebagai manusia, ya dengan terpaksa dibunuh dan dihilangkan. Meski tergolong kejam karena memiliki kaitan dengan nyawa para tanaman liar, tapi ketimbang merusak suasana ya dilakoni saja. Perintah PPKM telah dikeluarkan oleh para petinggi negeri awal bulan Juli ini. Beberapa mal dan pusat perbelanjaan infonya harus ditutup dan ribuan pekerjanya dirumahkan. Sementara toko dan warung serta tempat usaha lainnya mendapat batas waktu beroperasi hingga pukul 8 malam kalau tidak salah. Di lain sisi, para abdi negara kembali diminta melakukan WFH meski tidak semua. Namun kami yang secara kebetulan berada dalam lingkup pelayanan publik, kelihatannya masih diwajibkan untuk melakukan WFO dengan batasan maksimal 25% setiap harinya. Meski edaran lanjutan dari kepala daerah dimana kami bernaung belum dipastikan, namun unt

Flight 7500 ternyata film Horor, Sial

Tadinya sama sekali gak terpikirkan kalo film yang mengambil set didalam pesawat ini adalah sebuah film yang bakalan bikin bulu kuduk bergidik, karena sejak awal nonton sudah anteng mengira sebuah versi dokumenter tentang pembajakan atau konspirasi hilangnya sebuah pesawat. Tapi nyatanya, aduh Sial banget. Jenis film yang kelihatannya bikin susah tidur. Film yang dibuat pada tahun 2014 silam ini kurang lebihnya mengisahkan tentang sejumlah penumpang pesawat yang berangkat dari Los Angeles menuju Tokyo dan di tengah perjalanan mengalami turbulansi yang cukup keras hingga menjatuhkan alat hirup oksigen bagi semua orang. Permasalahan mulai muncul saat salah seorang penumpang bernama Lance tiba-tiba kesakitan dan meninggal saat pesawat masih berada jauh di angkasa. Setelah itu, satu persatu penumpang mengalami penampakan yang berujung pada kematian pula. Uniknya, kematian yang dialami oleh orang yang tidak sadar atau belum siap untuk menghadapi kematian itu sendiri, diceritakan terus mengg

Ali & Ratu Ratu Queens (2020)

Tentang usaha seorang anak mencari sosok ibu yang telah lama meninggalkannya. Ali & Ratu Ratu Queens (2020) Ali merupakan putra tunggal pasangan suami istri yang sejak kecil harus rela ditinggal sang ibu pergi ke kota New York US untuk mengejar cita-citanya sebagai penyanyi. Saat sang ayah jatuh sakit dan meninggal, Ali memutuskan untuk menyusul dan menemukan ibunya, sambil berharap bisa mengajaknya pulang. Apa daya, kenyataan tak seindah yang diharapkan. Sang Ibu diceritakan telah memiliki keluarga baru saat ia merasa putus asa dengan keluarga lamanya di Indonesia. *spoiler detected ? Meski demikian, dalam proses perjalanan yang memiliki akhir cukup menyakitkan tersebut, memberikan Ali makna lain akan hubungan sebuah keluarga. Alur cerita yang disajikan begitu ringan. Apalagi didukung oleh penampilan empat tante rempong yang memiliki latar dan kepribadian berbeda satu sama lain. Ada banyak warna yang dihadirkan sepanjang kisah. Membuat semarak jalan cerita. Tapi kenapa saya bisa n

Anak-anak Mama Alin karya bubin LantanG

Selain Gol A Gong dan juga Hilman, ini adalah bacaan rutin saya saban kali membuka halaman demi halaman majalah remaja HAI jaman sekolahan dulu. Sebuah cerita tentang tiga anak kembar bernama Kekes, dan ‘Ra yang ditinggal sang mama pasca dilahirkan. Sementara laki-laki yang merawat mereka sejak bayi, lebih suka dipanggil Rana ketimbang Ayah. Anak-anak Mama Alin karya bubin LantanG Ceritanya ringan dan mengena di hati mereka yang suka dengan dengan tema-tema senada, keluarga dan permasalahannya. Seperti halnya Lupus dan juga si Roy sang petualang. Saya mengenal mereka dari HAI era 90an. Masa-masa sekolah dan masih suka menyisihkan uang bekal untuk membeli satu dua bacaan favorit di kios majalah dekat pasar. Hadir dalam bentuk cerita dua halaman yang diterbitkan secara berkala. Termasuk juga Aneka, Gadis dan lainnya. Kalaupun tak bisa terbeli, sudah cukup puas dengan mencuri baca. Novel ini mengisahkan tentang Rana, laki-laki 40tahunan yang diceritakan menikah diusia 20, memiliki kembar

#NovelJadul Inspirasi dari Masa Lalu

Sosok Hilman kerap hadir dalam belasan novel yang pernah saya baca dan nikmati di masa lalu. Dari Lupus jaman Cinta Olimpade, Tragedi Sinemata, Makhluk Manis dalam Bis, atau model Lupus Kecil, maupun cerita lepas seperti Cafe Blue, dan yang saya beli bekas tempo hari dari Buka Lapak, Rasta & Bella. Merupakan salah satu penulis cerita atau novel favorit saya di masa kecil hingga remaja. Termasuk serial Gilas dan Sam yang kerap hadir di majalah Hai jaman itu. Lain lagi dengan Gola Gong. Penulis cerita juga novel yang lebih banyak berkiprah pada sebuah perjalanan, adventourer. Gitu ya namanya ? cmiiw… Melahirkan Balada si Roy yang tempo hari saya beli juga novel bekasnya di salah satu gerai lapak online. Termasuk cerita lepas yang judulnya Lukisan. Selain cerita dan novel, liputan musik adalah tulisan favorit saya lainnya. Apalagi jika yang diliput adalah musisi fenomenal di jamannya. Disini ada dua nama yang saya kenal dari majalah Hai, macam Denny MR yang belakangan hadir lewat vlog

#NovelJadul Mengenang Masa Lalu lewat Rasta & Bella

Membaca dan menikmati kembali sebuah buku novel lama yang dulu pernah kita sukai, rasanya seperti menelan sebuah pil, obat bagi rasa sakit yang sudah mendera dalam hitungan tahunan, memberi rasa kangen pada masa lalu, mengingat banyak hal yang pernah dilakukan di masa itu. Rasta & Bella Sebagaimana biasa tak sampai hitungan jam, saya menghabiskan halaman demi halaman satu buku novel yang kertasnya sudah tampak menguning ini, menamatkan cerita sambil mengingat kisah demi kisah dalam bab selanjutnya. Begitu cepat dan heran, semua masih tercatat. Timbul dalam ingatan begitu saja, lengkap dengan rasa haru saat Cinta itu akhirnya bertaut di penghujung cerita. Sosok Rasta perwajahannya digambarkan menyerupai sang bintang kenamaan era 90an awal Jordan Knight, salah satu dari lima anggota New Kids on The Block alias NKOTB, sementara Bella lebih menyerupai Madonna, sosok bintang musik pop yang tak tersentuh di jaman itu. Saling serang untuk menunjukkan eksistensi masa muda masa remaja di se

#NovelJadul Rasta & Bella

Malam tadi sepulang melayat saya mendapatkan kiriman paket dari sebuah lapak online di Jakarta Timur, pesanan sebuah novel jadul yang diterbitkan tahun 1991 silam, akhirnya tiba jua setelah menunggu lama. Novel yang sebetulnya lahir bukan diperuntukkan bagi anak SD macam saya jaman itu, namun lebih pantas pada almarhum kakak perempuan yang pada tersebut sudah menginjak masa remaja. Rasta & Bella Sebuah karya hasil kerja bareng om Hilman Hariwijaya dengan tante Zara Zettira ZR, yang bercerita tentang indah dan serunya masa-masa SMA, tentang perseteruan sosok beken Bella dan anak baru sekolahan bernama Rasta. Saya meyakini bahwa novel ini dibuat pada saat para remaja tanah air sedang heboh-hebohnya dengan trend boyband NKOTB yang beranggotakan 5 cowok culun jaman itu. Kenapa bisa begitu yakin ? Karena sosok Rasta yang digambarkan oleh sang ilustrator cover lebih mengarah pada wajah Jordan Knight, salah satu dari lima anak-anak NKOTB. Gak heran bila dalam salah satu topik keseruannya,