Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2009

BeBan itu bernama TheSis

Memasuki bulan keempat pasca ujian Proposal yang saya ajukan tempo hari, tampaknya belum jua ada tanda-tanda Thesis ini bakalan terselesaikan. Padahal target saya untuk dapat merampungkan tugas terakhir sebagai kewajiban selaku mahasiswa Pasca Sarjana di Teknik Sipil Universitas Udayana, kalo bisa ya akhir tahun ini. Saya masih ingat dahulu, sebelum semesteran ganjil berakhir, saya begitu optimis bisa melalui perjuangan ini dengan baik. Mengingat pada masa lalu di perkuliahan S1, semangat itu begitu tinggi untuk bisa menyelesaikan Skripsi. Yah, mungkin saja lantaran situasi yang jauh berbeda (dulu itu masih teruna jomblo dan gak punya banyak “tantangan”), kini saya baru menyadari bahwa yang namanya menyelesaikan Thesis itu gak gampang. Tantangan yang paling berat harus saya hadapi adalah keberadaan si kecil putri kami, Mirah Gayatridewi. Kelucuan dan gelak tawanya yang menggoda membuat saya malahan ingin lebih berlama-lama berada disampingnya. Memantau perkembangannya yang menakjubkan

Waspadai Komentar SPAM pada BLoG

Beberapa saat setelah menggunakan domain nama sendiri sebagai alamat (URL) BLoG ini, menggantikan alamat tumpangan gratis di BloGSpot, ada dua hal yang menarik terjadi di seputaran BLoG ini yang barangkali tidak pernah saya alami saat masih numpang dahulu. Peningkatan traffic pengunjung (waktu itu saya bisa melihatnya dengan bantuan plug-ins Post View pada bagian bawah masing-masing tulisan –kini bisa dilihat pada kolom Firestats di sidebar kanan) dan peningkatan jumlah komentar untuk tulisan-tulisan yang saya buat tersebut. Hanya saja sejauh ini peningkatan jumlah komentar tersebut hanya berlaku pada satu dua tulisan saja (tidak dirata-ratakan). Kesian deh…. Hwahahaha….. Berkaitan dengan peningkatan jumlah komentar yang saya katakan diatas tadi, boleh dikatakan terbagi atas dua kategori komentar yaitu yang menanggapi isi terkait tulisan saya dan satunya lagi yang beriklan atau memberikan komentar yang gak nyambung bahkan cenderung berbau (maaf) seks dan dilakukan secara berulang-ulan

tentang PDA Phone milik PanDe Baik

Narsis. Huahahahaha….. Begitu kira-kira isi beberapa tulisan saya akhir-akhir ini. Yah, berhubung BLoG ini bukan didedikasikan sebagai penambah pemasukan tiap bulan, sebaliknya hanya sebagai wadah ekspresi seorang PanDe Baik, jadi sah-sah saja saya lakukan…. dan seperti yang saya katakan pada mereka yang mampir dan memberikan komentar, bahwa bisa jadi sebagian besar dari isi BLoG ini tidak banyak bermanfaat bagi orang lain. Salah satu contohnya ya ini… Kali ini saya ingin bercerita tentang seputaran keberadaan PDA Phone dan pengaruhnya dalam keseharian saya. Sebagai gambaran awal, PDA Phone itu kurang lebih diartikan sebagai sebuah organizer sebetulnya, sebuah agenda yang disuntikkan fitur office sehingga mampu digunakan untuk membantu pekerjaan kantoran. Rata-rata PDA Phone ini membawa sistem operasi Windows Mobile yang artinya ada banyak aplikasi pendukung yang bisa digunakan untuk menambah kemampuan dan kegunaan atau fungsi dari benda ini. Sesuai dengan arti kata Phone itu sendiri,

Menghutang lalu lagi menghutang…

“…dibolak-balik… dinalar-nalar… tanpa logika… oya …diraba-raba… diterka-terka… tidak terduga… oya Misteri… ijazah tidak ada gunanya… Ketekunan tidak ada artinya… Menghutang lalu lagi menghutang…. Tahu tahu menipu….” Wuaduh ! Jangan sampe begitu deh…. jadinya. He… akibat terlalu menikmati masa lalu, kembali pada seorang idola negeri ini, IWAN FALS , saya akhirnya menemukan satu lirik lagu dari karya kolaborasi sang jagoan bareng kelompok musik Kantata Takwa yang judulnya “BaLada Pengangguran” . Sebetulnya lagu itu bercerita tentang permasalahan negeri ini, yang dari jaman Orde Baru tampaknya masih berlaku hingga hari ini. Dengar punya dengar, eh ternyata termasuk masalah saya juga secara pribadi. He… terutama soal… “Menghutang lalu lagi menghutang…. “ , tapi jangan sampe ‘menipu deh. bikin malu nantinya. Ngomong-ngomong soal menghutang, sebenarnya aksi ini sudah saya lakoni sejak dua tahun terakhir. Masih ingat tulisan saya soal ‘Bokek’ kmaren ? Yah, kurang lebih memang ada sangk

IWAN FALS my LEGEND (2001 – today)

Masih pada masa kevakuman akan kehadiran sosok idola saya, Iwan Fals , bisa dikatakan hanya album-album kolaborasi saja yang hampir dinikmati hari kehari. Salah satu album yang saya paling sukai bahkan hingga kini adalah Kantata Takwa , album yang kabarnya dibesut pula menjadi sebuah film kolosal dan tentu saja terkena cekal pada jamannya. Entah apakah film tersebut jadi diedarkan pada tahun 2008 silam. Iwan Fals Kembali… begitu rata-rata headline berita pada media cetak yang saya baca. Kembalinya sang idola sudah saya nantikan sejak lama. Sayangnya dua karya pertama yang dirilis sama sekali bukan sesuatu yang baru, melainkan hasil ‘pencerahan’ warna musiknya saja. ‘Kumenanti Seorang Kekasih’ dan ‘Entah’ , diaransemen ulang mengikuti perkembangan musik terkini, agar bisa diterima oleh telinga orang-orang baru yang kelak diharapkan bisa menjadi penikmatnya. Bahkan video klipnya kental dengan suasana hijau lingkungan dan putihnya kostum sang idola makin menguatkan kesegaran yang diingi

Akhirnya SWIhendra menikah juga

Saya mengenalnya secara gak sengaja saat Kemah Ilmiah Mahasiswa Fakultas Teknik yang diadakan pada tahun 1995 silam. Ajang penempaan para mahasiswa baru sebagai rentetan dari kegiatan Orientasi (OPSPEK) saat itu. Kami berdua merupakan mahasiswa yang berada di bawah payung Arsitektur yang lolos melalui jalur PMDK. Tahun 1995… Sudah empat belas tahun yah… Gak terasa… seperti baru kemarin kami masih kuliah bareng, mengerjakan tugas kelompok, begadang hingga berantem. Ya, persahabatan sepertinya kurang afdol kalo gak ada berantemnya. Selisih paham yang kami alami pada awal masa-masa perkuliahan lebih disebabkan karena kami belum saling mengenal sifat satu sama lain. Cara berbicara yang ceplas ceplos, gak memikirkan perasaan orang adalah bayangan saya untuk pertama kalinya untuk sobat saya ini. Satu kebiasaan yang belakangan makin disadari dan mulai dikurangi dalam setiap kesempatan. I Putu Swihendra, putra sulung Bapak Putu Swiyasa ini sepintas lalu terlihat slengean, apalagi kalo dilihat

Wallpaper Kreasi Pribadi pada Ponsel

Dari sekian banyak merek ponsel yang beredar ditanah air, saya yakin banget kalo sebagian besar ponsel yang dipake itu sudah berlayar warna. Apa sebab ? Karena belakangan ini ponsel dengan layar warna sudah bisa didapat dengan harga yang terjangkau. Hal ini tak lepas dari peran serbuan ponsel China yang berharga murah namun punya fitur yang layak dimiliki oleh sebuah ponsel. Minimal ya layar warna itu tadi. Nah, kali ini saya ingin berbagi ilmu sedikit terkait ‘membuat sendiri wallpaper pada ponsel’ dengan bantuan PC agar lebih enak dipandang. He… bukan apa-apa sih, tapi sekali lagi saya yakin banget diantara sekian banyak pengguna ponsel, sebagian besarnya pasti ingin layar ponselnya bisa menampilkan ‘gambar’ sesuai keinginan. Pertama, kenali dahulu resolusi (besaran) layar ponsel. Ini bukan kedalaman warna loh ya, tapi dimensi layar warna ponsel yang biasanya diukur dalam satuan Pixel. Bisa dicari pada spesifikasi yang tertera pada original image ponsel maupun panduan pada majalah d

Backup Phonebook atau Contact Ponsel Anda

“ Halo… ini siapa ya ? Maaf, ponsel saya sempat rusak kemaren, jadi nomor teleponnya hilang…. “ *** Tak jarang satu dua rekan kantor saya mengalami hal seperti diatas. Memohon maaf ketika menghubungi atau dihubungi via nomor ponselnya. Phonebook / Contact / Daftar Nama dan Telepon teman kantor, saudara atau bisa jadi rekan bisnis hilang dalam sekejap, setelah ponsel yang dimiliki hilang atau rusak. Sangat disayangkan memang, apalagi kalo daftar nama dan nomor yang ada pada ponsel tersebut itu dikumpulkan sejak dahulu kala (hehehe… jaman purba) dan sama sekali tidak memiliki catatan dalam bentuk lainnya. Padahal sebetulnya setiap ponsel dapat dipastikan memiliki fitur atau cara untuk menyimpan data daftar nama serta nomor telepon kedalam bentuk lain. Misalkan saja backup phonebook / contact pada PC / komputer yang dimiliki, backup dengan menggunakan bantuan software / program dari pihak ketiga, bahkan ada juga operator yang kini dapat membantu para pengguna / konsumennya, membackup daf

MiRah GayatriDewi sudah 15 bulan loh

Hmmm…. Sepertinya cerita tentang Putri kecil kami ini tak pernah habis untuk dituliskan dalam BLoG. Mungkin bagi orang lain akan terasa membosankan, sebaliknya bagi kami, tumbung kembang malaikat kecil kami ini akan terasa seperti menyaksikan keajaiban dari Tuhan. Sebuah buku dari ‘Parents Guide’ yang pernah saya baca mengatakan bahwa tumbuh kembang anak bukanlah sebuah kompetisi yang harus dikejar dari setiap anak berusia sama. Masing-masing memiliki atau membawa karakternya masing-masing. Maka tidak heran jika ada yang begini ada pula yang begitu. Kami berdua selalu berusaha menanamkan pengertian tersebut pada setiap orang yang membanding-bandingkan kemajuan yang dialami putri kecil kami dengan putra putri mereka. Kurang lebih dalam waktu seminggu kedepan, usia MiRah sudah mencapai angka 15 bulan. Satu usia yang kabarnya sudah cukup mapan untuk bisa berjalan dengan kedua kakinya. Akan tetapi putri kami yang memiliki badan tergolong bongsor ini agaknya masih kesulitan untuk itu, mas

PLat Nomor GauL ; Keren siy… tapi…

Beberapa waktu lalu sempat terlontar wacana untuk menertibkan penggunaan plat nomor kendaraan gaul. Yang dimaksud dengan plat nomor gaul adalah plat nomor yang identitasnya (berupa angka dan huruf) dimodifikasi sehingga penampilannya menjadi mudah dibaca pengendara lainnya. Sebutan gaul bisa juga karena si pemilik memodisikasi penampilan plat (tanpa mengubah identitas angka dan huruf agar mudah dibaca) menjadi lebih enak dipandang mati dan match dengan kendaraan mereka. Saya pun merupakan salah satu yang menerapkan strategi ini mengingat plat nomor kendaraan yang didapat dari Samsat bentuknya amburadul dengan cat yang asal-asalan. Untuk perilaku ini, biasanya saat ada Razia kendaraan bermotor saya tinggal menunjukkan logo yang ada pada plat untuk menandakan bahwa saya hanya memodifikasi penampilan plat yang asli. Sedang untuk plat nomor yang dimodif sedemikian rupa agar mudah dibaca biasanya agak sulit untuk mendapatkannya. Tantangan pertama tentu saja soal harga. Teorinya sih, se

menJadi KriTis adalah PiLihan yang telah saya tinggalkan

Konsumen Bicara Masuk Penjara. Begitu kira-kira gambaran poster yang tampil pada status Facebook seorang BLoGGer yang dijuluki Bapak BLoGGer Indonesia, Enda Nasution . Poster tersebut adalah satu bentuk dukungan bagi seorang ibu rumah tangga, Ibu Prita Mulyasari (32) yang ditahan selama kurang lebih tiga minggu setelah dituntut oleh sebuah instansi Rumah Sakit, Omni Internasional setelah mendapati sebuah email (milik Ibu Prita) yang beredar di beberapa milis terkait keluhan si Ibu atas pelayanan rumah sakit tersebut. Mirisnya, email tersebut sebetulnya hanyalah sebuah bentuk curhat atau email untuk berkabar pada beberapa teman, yang kemudian diteruskan ke berbagai milis tanpa sepengetahuan si Ibu. Apa yang dialami oleh Ibu Prita tersebut kurang lebih memiliki awal yang sama dengan apa yang saya alami akhir tahun lalu. Setelah merasa tak puas dengan pemberitaan sebuah media, sayapun menulis unek-unek pada blog yang saya miliki ini. Hanya saja saat itu saya berkeyakinan, toh blog say

Tidak ada Kata TerLambat untuk beLajar (Facebook)

Masih menyambung cerita saya sebelumnya, dimana ruangan kami belakangan ini dijangkiti oleh demam atau trend Facebook via ponsel, ada juga beberapa atasan yang mulai bertanya-tanya tentang dunia maya dan isinya yang familiar terdengar ditelinga mereka. Untuk yang satu ini, minimal saya pribadi harus bisa memberikan penjelasan yang bisa dan mudah dimengerti mengingat faktor usia atasan saya ini sudah kepala lima. Tak jarang apa yang saya gambarkan itu mengambil contoh perumpamaan dari situasi keseharian kita. Mulai dari email, beda BLoG dengan website, apa itu BLoG, kenapa saya tertarik pada BLoG, hingga bertanya perihal video YouTube, tarif internetan dan tak lupa kasus Ibu Prita yang rame kmaren. Jujur saja, saya pribadi merasa salut pada kedua atasan saya ini. Ohya apa saya sudah mengatakan bahwa atasan saya ini ada dua orang yang tertarik dengan hal-hal yang saya lakukan, usia mereka kurang lebih sudah berkepala lima, ibu rumah tangga dari anak-anak yang sudah menginjak remaja ?

Apakah tujuan dari mempelajari sesuatu yang baru itu hanya demi UANG ?

Sebuah demam atau trend seolah mulai menjangkiti ruangan kami selama dua minggu terakhir. Demam itu bernama Facebook. Ketertarikan beberapa teman bisa jadi lantaran efek dari sebuah iklan ponsel Nexian yang merilis seri ‘ala BLackBerry-nya, dengan harga sejutaan, dimana tag-nya lebih menggembar-gemborkan ‘bisa facebook-an loh….. Belum lagi beberapa atasan mulai menanyakan perihal ponsel BLackBerry, dari harga, isi dan kegunaannya. Tak lupa pertanyaanpun mulai menyerempet ke ‘apa sih itu Facebook, ‘apa sih itu BLoG atau ‘bagaimana caranya membuat email ? Maka mulailah saya memberikan privat dadakan, dari menjelaskan apa itu Facebook, email, blog sampai ke cara pembuatan email hingga pendaftaran Facebook melalui ponsel mereka masing-masing. Secara pribadi sih saya gak masalah, soale gak ada ruginya berbagi ilmu dengan teman yang saya yakin apa yang saya berikan sedikitnya bisa berguna bagi mereka. Yang jauh lebih bikin saya senyum-senyum geli dan sekaligus geregetan, rata-rata mereka

IWAN FALS my HERO (1995 – 2001)

Memasuki masa perkuliahan, saya mulai mengenal banyak nama yang meramaikan dunia musik baik lokal maupun internasional. Ini akibat pengaruh dari banyak teman yang memiliki selera musik berbeda. Walau begitu nama sosok Iwan Fals masih tetap lekat hadir dalam keseharian. Pada masa ini pula, akhirnya pelan-pelan saya mulai bisa memahami kata demi kata yang dimaksudkan dalam karya-karyanya. Katakanlah album Swami pertama ada salah satu karyanya yang berjudul ‘Bunga Trotoar’ identik dengan pedagang kaki lima yang menyerbu kota besar. Pula ‘Satu-satu’ yang identik dengan re-generasi kehidupan. Sayangnya pasca album ‘Orang Gila’ Iwan tak lagi melahirkan album secara pribadi seperti sebelumnya Bisa dimaklumi sebenarnya, lantaran situasi negeri saat itu sedang memanas pasca pengangkatan kembali Soeharto sebagai Presiden. Tampaknya Iwan lebih memilih bersuara lewat kelompok musiknya ketimbang maju sendiri dan hasil akhirnya selalu dicekal. Katakanlah kolaborasi Iwan Fals bareng Ian Antono dan F

IWAN FALS my IDOL (1988 – 1995)

Tahun 1988, untuk pertama kalinya saya berkenalan dengan sebuah suara yang begitu khas dan cukup membuat terhenyak serta mengenyampingkan puluhan kaset lain untuk menjadi prioritas diputar lewat tape merek National milik Bapak. Tentu saja saat itu saya belum tahu siapa orang tersebut, bagaimana dan apa yang dimaksudkan dalam setiap karyanya. Saya hanyalah seorang pendengar dan penyuka setiap lagu yang ada dalam album ‘Wakil Rakyat’ . Album pertama orang tersebut yang saya miliki dan dengarkan. Dari situ pula saya mulai mengenal satu nama yang kelak menjadi IdoLa saya sepanjang masa. Iwan Fals. Selain lagu andalan ‘Surat Buat Wakil Rakyat’ yang kala itu mulai menjadi familiar terdengar, ada satu lagu lagi yang menjadi favorit saya untuk dikumandangkan setiap kali acara bebas diruang kelas sebuah SD, tempat saya belajar saat itu. ‘Fakultas Dodol’ begitu judul lagunya. Padahal Sumpah Mati, sebagai seorang anak SD kelas 5, saya sendiri masih belum mengerti apa itu Fakultas , apa itu Koo Pi