Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2015

My Last Day

Menonton beberapa film lama diantara waktu senggang jam kerja kantoran, cukup membuatku terpekur diam. Ingat pada kehidupanku dan sakit yang kuderita. Diabetes Perubahan gula darah yang mampu membunuh siapapun pengidapnya secara diam-diam, kelak akan membuka pintu bagi belasan penyakit tingkat tinggi lainnya, dan aku secara pribadi yakin tak akan mau mengalami itu semua di usia yang sangat muda. Namun apa yang kusaksikan pada kisah-kisah sendu dalam film lama tadi, benar-benar membuatku berpikir keras, kira-kira jika aku diberikan waktu sehari lagi oleh-NYA sebelum ajal menjemput, apa yang akan kulakukan kelak ? Mengajak anak-anak bermain dan berkata bahwa aku sangat menyayangi mereka dan juga istri dan orang tuaku ? Atau menangisi semua kesalahan yang pernah kuperbuat hingga Ia hanya memberikan sehari lagi waktu untuk bersama orang-orang yang kucintai ? Maka saat ini pun aku mulai banyak merenung dan berharap bahwa hari terakhir itu tak akan pernah tiba. Karena tak pernah kubayangkan

Telkom Denpasar Lama merespon Keluhan Telepon Rumah

Kepada Yth.   Telkom Indonesia (untuk pemberitahuan karena saya tak menemukan alamat email Customer Service ) – corporate_comm@telkom.co.id – customercare@telkom.co.id Redaksi Bali Post (untuk Surat Pembaca) – balipost@indo.net.id Redaksi Denpost  (untuk Surat Pembaca) – redaksi@denpost.net TELKOM DENPASAR LAMA MERESPON KELUHAN TELEPON RUMAH Om Swastyastu Orang tua saya tercatat sebagai pelanggan lama layanan telepon rumah milik Telkom. Sudah 14 hari terakhir nomor rumah kami tidak bisa dihubungi (tidak ada dering telepon) dan tidak bisa menghubungi (tidak ada nada tunggu). Untuk antisipasi, saya sudah mencoba untuk membeli pesawat telepon baru namun kondisi yang ada tetap sama. Saya memutuskan untuk menaikkan keluhan ini ke Surat Pembaca mengingat selama 14 hari ini, tidak ada tindaklanjut yang disampaikan secara langsung baik kunjungan teknisi atau konfirmasi ke nomor telepon yang dapat dihubungi. Saya sudah menghubungi 147 (dipotong pulsa pula) untuk yang ke-5 kalinya per 25 Sept

Catatan Malam ini, 20 September 2015

Hari ini saya mendapatkan banyak pengalaman berharga dari keterlibatan dalam sebuah perhelatan yang sebenarnya memiliki makna besar. Namun demikian ada rasa kecewa yang muncul atas akibat yang terjadi pasca penyelewengan kesepakatan, dengan pihak yang seharusnya dipercaya sekalipun. Benar-benar pengambilan satu keputusan dengan pemikiran yang dangkal, dan hanya mementingkan kepentingan pribadi ketimbang tujuan yang mungkin amat sangat berarti bagi generasi yang ada. Bersyukur saya tak menjadi bagian didalam sistem yang tak beres ini. Ketika tujuan yang ingin kita raih dengan semua persiapan matang dan harapan yang positif thinking dipatahkan begitu saja oleh kepentingan politik praktis, maka sebetulnya itu memberikan arti yang mendalam bahwa di tahun berikutnya, sudah saatnya kita mandiri tanpa perlu meminta bantuan mereka. Meskipun sejatinya ini merupakan dasar hidup mereka juga. Jadi memang Pengalaman itu adalah Guru yang paling berharga. Bahwa kita harus yakin memilih rekan kerja ya

GO-JEK atau GOJEK ?

Hai kalian… ya, kalian yang mampir di halaman ini… Sudah mulai akrab dengan istilah Gojek ? atau Minimal pernah lihat satu dua pengendara Gojek melintas didepan mata ? Kalo Belum, ayo deh googling bentar di dunia maya. Apa itu GO-JEK ? GO-JEK adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri transportasi Ojek. GO-JEK bermitra dengan para pengendara Ojek berpengalaman di Jakarta, Bandung, Bali & Surabaya dan menjadi solusi utama dalam pengiriman barang, pesan antar makanan, berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan. Kurang lebih begitu informasi yang bisa didapat dari hasil pencarian Google, langsung dari halaman go-jek. Infonya sih GO-JEK itu singkatan dari istilah GOod oJEK, tapi soal kebenarannya sih ya siapa tahu.Jadi sementara ini sih berarti istilah yang bener itu ya GO-JEK, bukan Gojek. Saya pribadi sih gak tahu pasti kapan layana GO-JEK ini masuk wilayah Bali sebagaimana info mereka. Yang pasti sih selama seminggu terakhir pernah aja sekali dua menemukan

Berburu Buku (bekas) di TokoPedia

Disandingkan dengan perangkat gadget baik ponsel maupun tablet, bisa dikatakan keberadaan buku bacaan sudah mulai tergerus kebutuhannya saat ini. Bisa jadi lantaran jauh lebih praktis secara bawaan, bisa juga jauh lebih ekonomis secara biaya. Semua ada masanya. Namun bagi saya pribadi, buku tetaplah perlu. Mengingat Buku bisa dibaca dan dinikmati tanpa harus khawatir kehabisan daya baterai sebagaimana halnya gadget. Bisa dinikmati dimana saja termasuk dalam ruang yang melarang hadirnya lensa kamera seperti wilayah Tanpa Tuhan kemarin. *eh maaf Maka pada saat-saat tertentu, buku, dengan topik atau cerita tertentu, satu dua masih suka diselipkan diantara tumpukan baju dalam tas jinjing saat melawat keluar daerah, atau didalam saku tas selempang. Tujuannya tentu saja menjadi alternatif, saat daya tahan baterai ponsel masih jauh lebih dibutuhkan untuk media komunikasi ketimbang bacaan eBook. TokoPedia, akhirnya menjadi gerai pertama versi online yang disambangi hari selasa malam lalu. Gara

Cafe Blue

Malam ini saya kedatangan Tamu yang sudah dinanti-nanti. Tamu yang diharapkan kehadirannya dalam dua tahun terakhir. Tamu yang baru bisa ditemukan di gerai jualan online TokoPedia. Eh ? Cafe Blue Ini adalah sebuah buku, lebih tepatnya karya novel dari seorang penulis ternama, Hilman. Ya. Hilman. Cafe Blue hadir kalo gak salah di era dollar masih berharga dua ribuan, dimana bercerita tentang seorang gadis sampul bernama Sasa yang membuka tempat nongkrong bagi para remaja sekitarnya dan menawarkan jajanan es krim dengan harga lima ratus rupiah saja. Jaman itu loh ya… Alur kisahnya sederhana. Hanya lima chapter pendek. Gak ada konflik menjelimet dan bikin pusing, semua berjalan dengan pemahaman yang mudah dicerna, utamanya bagi kalian berusia remaja. Saya pribadi hanya membutuhkan waktu setengah jam, tak sampai malah, untuk bisa menghabiskan seisi novel dengan baik. Mungkin karena sudah terbiasa membaca cerita yang lebih berat. Novel satu ini saya dapatkan dari gerai online di aplikasi To

Untung hanya dalam Mimpi

Ini kali kedua saya menginjakkan kaki di Batam. Seperti halnya lawatan ke Thailand beberapa waktu lalu, saya lebih memilih menjelajah sendirian ketimbang mengikuti kegiatan paket tour yang ditawarkan. Kali ini anggota yang ikut, semua saudara dari pihak Ibu yang sedang bersantai di tepi pantai depan sebuah hotel dengan kamar yang tersebar laiknya Cottages. Sayangnya Pikun yang dimiliki rupanya terlalu besar. Saya kehilangan satu tas besar berisi ponsel, baju, dompet berisikan kartu identitas, dan semua kebutuhan selama berada di Batam. Stress tentu saja. Dengan berkeliling area hotel yang seingatnya tadi masih ditenteng seputaran lokasi, saya mendapat banyak godaan dalam upaya pencarian yang sangat melelahkan. Diantaranya beberapa ponsel yang dicharge begitu saja, sempat menimbulkan ide mengambilnya untuk digunakan berkabar pada beberapa kawan dan tentu saja Istri, pun tas tas tak bertuan yang ditawarkan oleh para pegawai hotel sebagai ganti tas yang hilang tadi. Bersyukur saya tak ter

Mencari Inspirasi di Dunia Maya

Lama gak nulis lagi di blog rasanya memang menjadi beban tersendiri secara pribadi. Bukan lantaran keinginan untuk tetap eksis di dunia maya, tapi lantaran domain dan hosting yang wajib bayar tiap tahun. He… Jadi kasihan kalo sampe dibiarkan gak terurus. Nah ceritanya sih saya lagi nyari Inspirasi yang enak buat dijadikan bahan tulisan kali ini di blog. Karena kalo nyampah lagi dengan keluhan dan makian, Malu. Usia sudah mau kepala empat kok masih childish begini. Tadinya sih pengen lanjutin soal baca majalah digital S-Lime itu. Sampe sempat nyobain aplikasi Wayang Force, yang dahulu sudah sempat dicoba tapi belum tahu cara Top Up-nya bagaimana. Nah kini mumpung sudah update info, ya dijabanin lagi deh. Cuma karena belum dapat konfirmasi usai Top Up, ceritanya masih mandeg. Belum bisa lanjut. Gara-gara gak puas, sesi jalan-jalan di dunia maya pun berlanjut ke TokoPedia. Dari liat-liat jualan batu akik, kabel aux lalu nyasar ke bagian buku setelah teringat dengan hunting novelnya mas Hi

S Lime, Solusi Murah Baca Media Digital

Salah satu aktifitas yang makin saya gemari ketika berkenalan dengan perangkat Android adalah membaca. Minimal majalah. Atau koran. Namun aktifitas ini setidaknya membutuhkan upaya yang tak mudah. Mengingat rasa rasanya kecuali halaman detik, gak ada tuh yang rela memberikan bacaan gratis bagi para pembaca di dunia maya, bahkan untuk informasi ecek ecek sekalipun. Kalopun ada, biasanya ya ilegal. Macam hunting di halaman penyedia Torrents. Nah ceritanya saya menemukan aplikasi ciamik di perangkat Samsung Galaxy E5 kemarin. Yang dibeli atas permintaan ipar, dan E5 menjadi rekomend untuk yang bersangkutan. Ponsel menengah dengan harga terjangkau. Adalah S Lime, nama aplikasi tersebut. Sebuah aplikasi yang memang berfungsi sebagai media baca bagi para loyalis Samsung, yang sayangnya hanya berlaku bagi perangkat Galaxy series tertentu saja, sesuai promo yang disampaikan pada halaman web Samsung Lime. Tadinya sih berharap banyak bahwa aplikasi dimaksud bisa dinikmati di perangkat Samsung Ga