Skip to main content

Catatan Malam ini, 20 September 2015

Hari ini saya mendapatkan banyak pengalaman berharga dari keterlibatan dalam sebuah perhelatan yang sebenarnya memiliki makna besar. Namun demikian ada rasa kecewa yang muncul atas akibat yang terjadi pasca penyelewengan kesepakatan, dengan pihak yang seharusnya dipercaya sekalipun.

Benar-benar pengambilan satu keputusan dengan pemikiran yang dangkal, dan hanya mementingkan kepentingan pribadi ketimbang tujuan yang mungkin amat sangat berarti bagi generasi yang ada. Bersyukur saya tak menjadi bagian didalam sistem yang tak beres ini.

Ketika tujuan yang ingin kita raih dengan semua persiapan matang dan harapan yang positif thinking dipatahkan begitu saja oleh kepentingan politik praktis, maka sebetulnya itu memberikan arti yang mendalam bahwa di tahun berikutnya, sudah saatnya kita mandiri tanpa perlu meminta bantuan mereka. Meskipun sejatinya ini merupakan dasar hidup mereka juga.

Jadi memang Pengalaman itu adalah Guru yang paling berharga. Bahwa kita harus yakin memilih rekan kerja yang akan diajak berjuang demi tujuan akhir yang diharapkan, pun memilih tim kerja intern yang dapat dipercaya serta memiliki visi sama untuk mencapai tujuan tersebut.

Jika tidak ? Bersiaplah babak belur dicaci maki, meskipun sebenarnya bukan tupoksinya yang harus dijalankan. Tapi tetap karena menjadi bagian dari Tim dan mengenakan baju yang sama, ya inilah resikonya.

Apa yang saya lalui beberapa hari terakhir dan puncaknya tadi itu, cukuplah membuat saya tersadar bahwa beginilah kondisi hidup dan lingkungan saya beraktifitas dalam arti sebenarnya. Bahwa mereka yang diharapkan banyak berbuat untuk kepentingan yang lebih besar, masih menjalankan kepentingan pribadi dan kelompoknya sendiri serta abai pada tujuan yang sebenarnya. dan Bahwa mereka yang diyakini bakalan bekerja sesuai tugas dan kewajibannya, ternyata tak semudah kata-kata yang diucap, lidah tak bertulang, ape dadi orahang.

Maka sudah sewajarnyalah jika esok, rasanya tak akan ada penantian dan harapan lagi yang ditunggu meskipun itu untuk tujuan yang jauh lebih besar sebagaimana harapan terdahulu. Cukup menjalankan apa yang pernah dijanjikan dengan segala daya dan upaya meski harus merogoh kocek sendiri.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

PimPro, Apaan sih Itu ?

PimPro Kalian yang sudah masuk dunia kerja, utamanya yang bergerak di bidang konstruksi, saya yakin pasti pernah dengar istilah Pimpro. Baik yang berkonotasi Negatif ataupun Positif. Demikian halnya saya. Pertama kali mendengar istilah PimPro kalo ndak salah ya pas baru-baru jadi Pe eN eS. Yang saat diceritakan oleh pimpinan saat itu, apa tugas, kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki oleh seorang Pimpro, Bagi saya pribadi sih lebih banyak Negatifnya. Ini jika dilihat dari kaca mata kebenaran. Bukan pembenaran. Image besarnya Power seorang Pimpro makin dikuatkan saat saya mengobrol ngalor ngidul bersama seorang pejabat fungsional di tingkat Provinsi saat berkesempatan menginap sekamar *bukan seranjang ya* sewaktu ditugaskan ke Indonesia Timur berkaitan dengan pemanfaatan dana ABPN dua tahun lalu. Dari ceritanya, ya memang benar bahwa seorang PimPro apalagi di era Pak Harto menjabat dulu sebagai Presiden RI ke-2, punya kekuatan besar yang begitu memanjakan hidup dan keseharian yang bersa...