Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2020

Agenda WFH bagi ASN kembali diperpanjang, ngapain lagi nih kita ?

Nyaris Tiga Minggu melaksanakan aksi WFH atau Work From Home, atau kalau ditranslate lagi jadi agenda Kerja dari Rumah, guna mempersempit gerak penyebaran virus Covid-19 Corona, rasanya kebosanan sudah mulai melanda banyak ASN. Setidaknya begitu rata-rata keluhan kawan-kawan kami, ASN di lingkungan Pemkab Badung, yang per tadi pagi mendapat tugas jaga piket atau mereka yang masih tetap diwajibkan absen wajah saban pagi, lalu balik pulang lagi. Ya gak heran sih sebenarnya. Karena dalam situasi seperti ini, rasanya memang susah untuk melakukan aksi WFH mengingat tidak semua ASN mampu memahami dan memanfaatkan teknologi dengan baik. Tapi berhubung koordinasi minimal masih bisa menggunakan Whatsapp Group, woles aja dijalani. Namun untuk beberapa kasus dimana sarana dirumah bisa dikatakan tidak mendukung, ya dengan terpaksa juga satu dua pegawai masih tetap masuk kantor untuk bisa menyelesaikan pekerjaannya. Begitu halnya dengan saya secara pribadi. Koordinasi hanya menggunakan teknologi se

Malam Pertama Nyepi dari Lantai 2

Satu persatu lampu rumah disekitar dimatikan, tanda aktifitas hari ini jelang berakhir. Menyisakan beberapa kewajiban kecil yang tak membutuhkan nyala lampu benderang. Sejauh mata memandang, lingkungan kami jadi gelap gulita. Malam Pertama menikmati Nyepi dari Lantai 2 Setahun lalu, kami beristirahat lebih awal, mengingat rumah yang kami tempati berada nyaris di tepi jalan, atau minimal bakalan terlihat dari jalan bilamana menyalakan lampu kecil sekalipun. Tidak demikian halnya dengan hari ini. Penerangan minimal yang berada pada area tangga ternyata masih mampu memberikan sedikit cahaya di dalam rumah, memungkinkan anak-anak masih bermain sebentar sebelum tidur. Meski tak kami sarankan. Saya sendiri lebih suka berada di area balkon depan lantai 2 menikmati kesunyian dan gelapnya malam perayaan Nyepi, Tahun Baru Caka 1942. Hanya nampak beberapa titik bintang di atas sana. Koneksi Internet rupanya masih tetap dapat diakses seharian penuh namun dengan kecepatan yang sudah disesuaikan. Un

Menikmati Pagi Nyepi Caka 1942

Panasnya sinar matahari sudah mulai terasa. Satu persatu keringat menetes membahasi tubuh dan baju kaos ini. Langkah harian pun sudah tercapai targetnya. Beberapa tugas kecil pun telah diselesaikan. Saatnya berjemur di balkon atas, menikmati pagi Nyepi Caka 1942. Perayaan tahun ini terasa jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Jalanan jadi jauh lebih sepi dan sunyi. Tak ada lagi anak-anak yang melanggar aturan, bermain berhamburan ke luar rumah, yang biasa kami lakukan dahulu. Himbauan pemerintah untuk melakukan aksi Social Distancing, menjaga jarak dan menahan diri untuk tidak bepergian jika tak urgent dirasakan, cukup berpengaruh pada suasana yang hadir di berbagai belahan Bali hari ini. Mencegah penyebaran virus Corona yang hingga saat ini sudah merangkak jauh dan menyebarkan kematian. Matahari pagi mulai terasa hangat, menghangatkan bumi yang masih terasa dingin akibat keresahan masyarakat makin menjadi. Gelisah kapan semua kekhawatiran ini akan berakhir. Gelisah akan kesehatan keluar

Sunyi sekali Pagi ini

Si bungsu Ara sudah selesai mandi, kini ia bersiap sarapan pagi dengan dua biji nugget goreng buatan neneknya. Intan, si tengah sedang berancang-ancang ambil tugas pertamanya tahun ini, mebanten saiban, nasi pada sehelai daun pisang, menggantikan tugas si Sulung Mirah yang masih tampak asyik memeluk guling. Ia jadi sedikit pemalas pasca tamu bulanan yang menghampiri dua bulan belakangan ini. Sementara sang Ibu tampak berjalan mondar mandir di halaman rumah menyiapkan banten Buda Kliwon yang sudah disiapkan sehari sebelumnya. Tubuh ini sudah mulai merasakan panas, dan titik-titik keringat sedikit demi sedikit membasahi tubuh. Jumlah langkah pagi mendekati angka 4000an, hanya dari berkeliling rumah saja sejak pagi. Setiap 2-3 putaran, saya berhenti sejenak untuk menyuapi Ara dengan satu sendok nasi berisi brokoli dan secuil nugget bersaos tomat. Ia tampak lahap dengan sarapannya. Suara gemericik air kolam yang menghiasi halaman rumah terdengar ramai. Sesekali dengungan pompa air diatas s

Selamat Pagi Bali, Selamat Pagi Indonesia

Langit mulai benderang seiring aura mentari mulai tampak di penghujung timur. Saya baru saja usai melakukan persembahyangan pagi lanjut ngopi dan sarapan roti. Tidak ada puasa 36 jam kaitan perayaan Nyepi lagi kali ini. Semenjak saya mengidap Diabetes, tahun 2012 silam, puasa hari raya Nyepi adalah salah satu yang dengan terpaksa, harus dihentikan. Aktifitas tahunan ini sebenarnya sudah saya lakoni sejak masa sekolah SMP, dimana guru agama kami, Ibu Dayu Puniadhi mewajibkan anak didiknya untuk berlaku puasa, tidak makan tidak minum, tapa berata selama 12, 24 hingga maksimum 36 jam. Awal-awalnya memang terasa sulit. Namun seiring perkembangan waktu dan usia, puasa 36 jam bisa jua dilakoni. Tentu tidak demikian halnya jika kita bicara hari ini. Jangankan puasa 12 jam. Kelupaan makan malam tempo hari saja, saya langsung ambruk di satu pagi penampahan Galungan. Gimana mau bertahan 36 jam ? Kopi susu yang saya buat setiap pagi jelang aktifitas mebanten pekideh sudah habis diteguk. Sinar mat

Rahajeng Rahina Nyepi Caka 1942

Waktu menunjukkan pukul 5 dini hari, saat kaki melangkah satu persatu menuju ari-ari dan plangkiran rumah, menghaturkan banten kaitan Tahun Baru Caka 1942 atau yang dikenal dengan hari raya Nyepi, memohon kerahayuan jagat serta keluarga agar dilindungi dari hal-hal yang tidak berkenan. Pagi ini terasa jauh lebih sepi dari sebelumnya. Setahun lalu, bangunan tinggi ini belum ada. Saya masih menikmati pagi dan sunyinya Nyepi di emperan bale daja atau sanggah merajan, mengingat bale pesirepan yang saya gunakan sekarang, saat itu masih dalam tahap pembongkaran. Waktu jadi terasa panjang dan lama. Sebuah penantian yang layak saya rasakan. Tahun ini Corona Virus mengudara di semua negara. Termasuk Indonesia dan Bali. Suasana hari jadi tampak jauh lebih sunyi, seperti Nyepi datang mendahului. Jalanan kota dan Kuta tampak lengang dalam rekaman lensa kamera, pun pengerupukan kemarin malam akhirnya ditiadakan. Ogoh-ogoh tak lagi diarak berkeliling desa, keramaian begitu minimalis terdengar. Meski

Work From Home, lalu kalo Gak Ada Kerjaan, ngapain aja ?

Dalam upaya mengantisipasi penyebaran Virus Corona, Pemerintah menyarankan agar warga masyarakat Indonesia melakukan aksi WFH Work From Home alias bekerja dari rumah, utamanya bagi mereka para pekerja kantoran, pun halnya ASN. Ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk bisa memenuhi target kerjaan melalui himbauan Pemerintah, WFH tadi. Koordinasi via Whatsapp Group, Conference atau Video Call yang dimulai tepat saat jam kerja dimulai untuk memastikan pekerja beneran bekerja dari rumah, sampai menggunakan beragam aplikasi lain macam Zoom. Lalu bagaimana dengan mereka yang gak punya pekerjaan penting macam rerata ASN di muka bumi ini ? atau kalau boleh lebih dihalusin lagi, gimana saat kerjaan dah selesai, lalu kitanya ngapain aja ? Boleh jalan-jalan ? Keliling kota ambil foto ogoh-ogoh ? Atau nongkrong di coffee shop terdekat ? Ya enggak lah Lur… Gak boleh sama sekali. Kamu ya tetap harus mencoba berdiam diri di rumah, dan seperlunya aja kalo pas mau melanggar himbauan. Mengingat istila

Social Distancing, Ubah Wajah Kota, Kebiasaan dan Budaya

Sudah hampir seminggu anak-anak sekolahan di Denpasar Bali mengerjalan tugas dan ujiannya dari rumah. Begitupun para pekerja kantoran dan ASN, khususnya mereka yang bertugas di bidang pelayanan publik, secara bergantian masuk kantor sementara sisanya melaksanakan himbauan WFH. Work From Home. atau bahasa lokalnya, bekerja dari rumah. Semua ini merupakan salah satu tindaklanjut dari keputusan Presiden RI, pak Joko Widodo yang memilih untuk melakukan Social Distancing atau kebijakan untuk menjaga jarak antar warga masyarakat dimanapun mereka berada. Yang pemberlakuannya masih lebih halus daripada tindakan Lockdown atau penutupan akses masuk sebagaimana yang sudah dilakukan oleh beberapa negara di belahan dunia lainnya. Namun demikian, tetap saja penerapan aturan yang mulai diputuskan sejak Senin lalu ini, secara perlahan mengubah wajah Kota Denpasar, dan diyakini pula menjangkiti kota kabupaten lain, yang mana jelang perayaan Tawur Kesanga identik dengan pengarakan ogoh-ogoh,lalu lintas

Menikmati Sepinya Selasa Pagi Pasca Social Distancing Corona

Saat alarm berbunyi sekitar pukul 4 pagi, saya masih merasa malas untuk segera bangun dari tidur, padahal biasanya jam segini sudah masuk kamar mandi dan bersiap beraktifitas sebagaimana biasanya. Kali ini agak berbeda. Anak-anak sekolah diliburkan hingga akhir Maret nanti. Semua pembelajaran dilakukan secara online, melalui whatsapp group. Ujian pun ditunda. Itu sebabnya pikiran jadi lebih santuy saat teringat akan tiadanya kewajiban mengantarkan mereka ke sekolah pukul 6.30. Sebuah pola Sosial Distancing Measure yang diterapkan oleh masing-masing kepala daerah pasca edaran atau instruksi dari pemerintah pusat dan provinsi. Selasa pagi ini terasa sekali jauh lebih sepi dari biasanya. Suasana jadi seperti Nyepi yang dilakukan jauh lebih awal. Aktifitas mebanten pekideh pagi pun terasa lebih hening dari biasanya. Jalanan kota Denpasar pun menyiratkan hal yang sama. Area Nangka Selatan yang biasanya riuh dan gaduh, kini terasa lebih lengang. Bahkan di kawasan sekolah Taman Rama pun, gak

Akhirnya Kena Jua

Pemberitaan wabah virus Corona di Indonesia, kian hari kian mengkhawatirkan. Tidak hanya saya saja, tapi juga menjangkiti istri dan beberapa kawan seruangan, yang per tadi pagi mulai ikut-ikutan panik dengan berupaya penuh mencari bahan-bahan kimia pembuatan hand sanitizer. Sementara itu share broadcast via whatsapp group pun kian beragam dan jujur saja memuakkan. Dari hoax sampai info terkini, masih jua dibagikan dengan alasan kepedulian pada sesama. Menjadikan hari-hari belakangan ini, gak mengasyikkan lagi untuk dinikmati. Bali akhirnya kena jua Kematian WNA Inggris tempo hari di RS Sanglah cukup banyak mempengaruhi pandangan kami semua pada Virus baru bernama Corona. Membuat ribut banyak pihak, sampai-sampai saat bule mabuk tuak dan ditemukan kejang diatas sepeda motor ruas jalan Imam Bonjol kemarin, petugas medis tidak mau ambil resiko, menangani yang bersangkutan dengan seragam perlindungan lengkap. Dunia maya pun heboh. Pasca kematian beberapa orang yang dinyatakan positif mengi

Corona dan Kekhawatiran pada Keluarga

Baru kali ini saya mengalami rasa khawatir yang kalau boleh saya anggap dan bisa dikatakan sangat berlebihan. Menjadi sedemikian rupa lantaran wabah virus Corona kian mendekat, pasca kematian WNA asal Inggris tempo hari di RSUP Sanglah. Damn. Disamping itu, upaya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah pun tampaknya makin banyak dikeluhkan. Baik oleh orang itu-itu saja, yang melakukan segala hal agar citra buruk presiden dan jajarannya makin tajam, pun kawan-kawan jurnalis nan kritis serta para dokter dan tenaga medis yang saya kenal baik, rupanya sudah mulai menyuarakan hal yang sama. Mungkin memang benar adanya, bahwa dibalik ancaman penyebaran virus Corona, terdapat potensi ambruknya perekonomian bangsa yang bisa jadi berakibat fatal bagi sebagian besar pekerja dan pengusaha pun masyarakat di Indonesia. Namun bukan berarti soal prosedur penanganan dan keamanan sosial bisa diabaikan. Bahkan sampai pagi tadi, infonya masih banyak pejabat terkait yang kelihatannya belum paham akan fa

TikTok Negeri +62 Makin Demam bareng #TanpaTapiChallenge

Demam TikTok belakangan ini sepertinya jadi trend kembali, seiring dibukanya blokir oleh Kominfo beberapa waktu lalu. Jadi viral dan digandrungi netijen negeri +62 gegara pelakunya gak cuma dari kalangan cabe-cabean, atau kaum alay saja. Merambah sampai level bapak ibu generasi jaman old hingga pemimpin daerah favoritnya milenial macam Pak Ganjar dari Jawa Tengah. Ini tentu saja bikin amaze lantaran TikTok tempo hari banyak dikeluhkan bikin resah banyak orang. TikTok sendiri infonya kalau ndak salah ingat, merupakan salah satu jejaring sosial berplatform video asal Tiongkok *cmiiw* dimana penggunanya diijinkan buat melakukan edit video pendek menggunakan musik yang telah disediakan. Di Indonesia sendiri, TikTok mulai heboh pas tahun 2017/18-an dimana pas itu lagi rame selebritas remaja lokal yang fenomenal dari Tangerang Selatan. Konten TikTok bisa dikatakan cukup menghibur. Bahkan saat ibukota Jakarta dilanda banjir pekan kemarin pun, beberapa warganya malah gercep ambil kesempatan bi

#HPjadul O2 XDA IIs aka HTC Blue Angel

Pertama kali saya melihat perangkat ini menjadi cover depan sebuah majalah teknologi tahun 2005 silam, langsung jatuh cinta dengan desain dan semua kemampuan yang dimilikinya saat itu. Bisa ditebak, secara Harga beli bisa dikatakan amat sangat tidak terjangkau oleh kantong. Dalam perjalanan, perangkat Konvergensi ini saya temukan pula dalam nama lain seperti T-Mobile MDA III dan AudioVox PPC6600 untuk versi CDMA nya. Sementara itu, nama lain dikenal juga dengan Qtek 9090, i-Mate PDA2k dan Orange SPV M200. Sementara itu, bagi mereka yang kerap menyambangi halaman Forum XDA Developer, mengenalnya dengan codename HTC Blue Angel. Yup, ini adalah salah satu barisan PDA produksi raksasa Taiwan HTC, yang dirilis ke pasar global dengan banyak nama. Kemampuannya tergolong Mantap untuk ukuran jaman itu. Mengadopsi sistem operasi Windows Mobile 2003 SE yang artinya jaminan keamanan data saat batere ponsel turun dan habis hingga angka 0 %, ketersediaan thumbboard qwerty fisik di balik layar dengan

#HPjadul Dopod 838 Pro aka HTC Hermes

Memasuki tahun 2006, pangsa pasar PDA berbasis sistem operasi Windows Mobile 5.0, makin banyak peminat dan variannya. Hadirnya brand Dopod di pasar Indonesia kala itu, menjadi salah satu pilihan kategori premium bagi siapapun yang ingin berkenalan dengan perangkat konvergensi, dengan pembaharuan teknologi yang melimpah. Katakanlah keberadaan kamera depan yang sudah mulai diadopsi sebagai salah satu pendukung fitur video call dan jarungan 3G UMTS jaman itu, thumbboard qwerty dibalik layar dengan konstruksi slider samping, serta dukungan aplikasi mobile office yang lebih luas. Dopod 838 Pro, dikenal pula dengan codename HTC Hermes, menggunakan jenis dan kecepatan prosesor yang merupakan standar minimal pda pocketpc jaman itu, 400 MHz. Secara desain, 838 Pro merupakan pendahulu dari seri HTC TyTN yang diluncurkan belakangan menyusul kesuksesan 838 Pro, dengan suntikan sistem operasi terbaru yaitu Windows Mobile 6.0. Demi mendukung kebutuhan multimedia, Dopod 838 Pro inipun sudah dibekali

#HPjadul Sony Ericsson K750i with 2.0 MP Cybershoot Camera

Nama besar Sony sebenarnya gak usah diragukan lagi kalo pas kita ngomong soal lensa kamera, karena dari jaman old, mereka sudah berdiri sejajar dengan brand ternama lain macam Nikon dan sebangsanya. Demikian halnya pas kita ngomong soal ponsel berkamera atau mungkin sebaliknya, kamera berponsel ? Bisa jadi lantaran merasa gerah dengan serbuan lensa kamera yang dibenamkan pada punggung ponsel berkelas di akhir tahun 2004- awal tahun 2005, Sony yang waktu itu sudah mengakuisisi Ericsson merilis seri pertama mereka yang mengedepankan jualan lensa kamera Cybershoot khas milik Sony resolusi 2 MP lengkap dengan fitur Auto Focusnya. Banyak yang ngiler pastinya. Beberapa pengujian yang dilakukan oleh media cetak maupun online era tersebut, rata-rata mengakui keunggulan lensa kamera yang dibenamkan pada perangkat ponsel dengan desain candybar ini. Bahkan saat disandingkan dengan lensa kamera berkekuatan sama dari brand ponsel lain yang jauh lebih ternama sekalipun, hasil tangkapan kamera seri K

#HPjadul Nokia Transformers 6800- 6810- 6820- E70

Nokia Transformers, begitu sebutan publik saat ponsel ini dirilis ke pasar Global. Dimulai oleh seri 6800 pada awal tahun 2003 silam, hadir di barisan Nokia S40 tanpa lensa kamera, disusul oleh seri 6810 dengan peningkatan desain dan warna gold pada akhir tahun yang sama. Lalu berlanjut lewat seri 6820 yang memiliki desain lebih mungil namun sudah mengadopsi lensa kamera CIF, dan diakhiri oleh seri E70 pada bulan Oktober 2005 dengan banyak peningkatan. Katakan saja layar TFT 16 M warna, mengadopsi sistem operasi Symbian S60 3rd Edition, lensa kamera 2 MP, koneksi Wifi dan tentu saja ruang memory internal yang cukup lega. Tanpa meninggalkan ciri khas Transformers-nya. Secara desain konstruksi ponsel, sebenarnya keempat seri Nokia ini bisa dikatakan tergolong sederhana. Bentukan awal candybar laiknya ponsel biasa, dengan tambahan thumbboard qwerty terbagi menjadi 2 sisi pada kanan dan kiri layar berkat adanya engsel untuk membuka keypad ke arah atas, yang membuatnya memiliki ketebalan l

Anak Tangga, area favorit Rumah baru

Selain keberadaan balkon untuk menyerap sinar matahari pagi, ada satu area lagi yang saya sukai untuk dinikmati, saat sarapan ataupun makan siang. Anak tangga terbawah. Dasar memang udik, baru kali ini bisa menikmati rumah berlantai, area anak tangga terbawah terkadang berubah fungsi sebagai dudukan asyik buat sarapan juga makan siang, karena selain posisi duduknya yang lega, ada sandarannya pula. Jadi lega, karena secara lebar tangga cukup nyaman untuk duduk berdua bareng istri atau anak-anak. Rupanya gak cuma saya saja yang begitu nikmat mengalihfungsikan anak tangga, tapi juga dua kurcaci cilik yang lucu kerap menggunakan area anak tangga terbawah ini untuk aksi mewarnai, ngemil, bermain hingga nonton tayangan favoritnya di YouTube lantaran gak perlu capek memegang perangkat karena ada sandarannya. Maka itu terkadang ibu atau neneknya anak-anak suka ngomel pas area anak tangga terbawah ini full aktifitas. Jadi susah naik ke lantai atas karena musti permisi dulu sama yang menunggui,

Getir Pahit Badut, Solo Album Sawung Jabo

“Badut di atas panggung, tanpa penonton di depannya Tak ada beda antara tangis dan tawanya Hanya bola matanya, selalu berputar Menghibur diri sendiri Tak ada lagi yang dapat dikerjakan saat itu…” Lantunan lirih om Sawung Jabo saat membawakan karya ‘Badut’ dari album solo yang bersangkutan, mengingatkanku pada masa-masa awal menjejakkan kaki di bangku menengah atas. Tahun 1992. Masa dimana remaja sepantaranku sedang getol-getolnya menikmati musik barat bergenre rock macam Guns N Roses atau Metallica, sementara saya masih asyik dan betah berburu karya om Iwan Fals dan teman-temannya. Ya, semua berawal dari Swami. Album pertama yang menelurkan Bento dan Bongkar, lagu terbaik sepanjang masa. Salah satunya ya om Sawung Jabo ini. Tiap kali saya memutarkan kaset satu ini bolak balik dan menikmati alunan suara om Jabo kali itu juga saya diBully lantaran sebagian besar kawan masa SMA menganggap selera saya sedemikian payahnya. Apalagi dalam album yang sama ada lagu ‘Ayo Belajar’ yang sepertinya

Corona Corona Corona lagi

Rasanya memuakkan membaca timeline sosial media yang semingguan terakhir dipenuhi dengan isu Corona. Virus mematikan dari Wuhan China, yang menjangkiti hampir seluruh penjuru dunia dengan tingkat kematian yang cukup tinggi. Jadi begitu terasa memuakkan, karena isu kerap berkembang menjadi hoax dengan adanya peran pihak-pihak yang sepertinya senang berbuat gaduh di negeri ini. Termasuk para politisi yang tampaknya masih sakit hati dengan hasil pemilihan presiden tempo hari. Sangat memuakkan tentu saja. Itu sebabnya selama tiga hari terakhir saya jarang membuka ponsel untuk memantau timeline sosial media lagi. Karena isinya Corona Corona dan Corona. Cara penanganan yang dibagi secara berulang oleh sejumlah akun dan kawan yang berbeda, ciri penularan virus, hingga efek samping macam langka dan mahalnya keberadaan masker di pasaran, pun berbagai hal upaya pencegahan dan penyembuhan dari hal yang masuk di akal hingga yang absurd pun ada. Bahkan belakangan dibagikan pula melalui Whatsapp Gro