Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2016

Blog, lanjut atau...

Ide bisa datang begitu saja. Saat saya berjalan menaiki tangga menuju mesin absensi atau ruang kerja ; Saat duduk termenung di tengah kepenatan yang ada ; atau Saat menjalani aktifitas dan kepadatan kerja di mana saja. Semua terlintas begitu saja dalam kepala, baik berupa barisan kalimat tanpa arti, sambung menyambung menjadikannya sebuah kisah dalam satu paragraf singkat. Lalu selanjutnya akan bergantung pada mood untuk bisa menuliskannya atau terlupakan. Menulisi Blog setidaknya masih berusaha saya lakoni hingga kini. Ndak terasa sudah 10 tahun lamanya saya menjalani rutinitas ini. Banyak hal yang membantu terwujudnya satu demi satu tulisan yang rata-rata berisikan luapan emosi pribadi, pengalaman atau perjalanan kerja hingga hal-hal yang tidak penting lainnya. Semata untuk menumpahkan segala unek unek yang ada, tanpa harus melampiaskan emosi kepada orang lain seperti yang selama ini saya lakukan. Ada sekitar 2.700 an postingan total yang sudah saya coba turunkan. Dari angka tersebut

Akhir Tahun yang dinanti

Tiba jua… Hari yang paling dinanti dalam setahun terakhir… Hari dimana kami harus menyiapkan semua pertanggungjawaban kegiatan yang bisa dikatakan terparah dalam sejarah saya menjalani rutinitas di Dinas Cipta Karya. Hari dimana kami harus berpacu dengan waktu dan degup jantung tanpa henti untuk selalu mengingatkan rekanan pelaksana baik dalam penyelesaian fisik pekerjaan maupun administrasi dan kelengkapannya. Hari dimana kami menerima banyak komplain, baik dari pimpinan, kolega sejawat hingga masyarakat yang kecewa lantaran jalan masuk ke lingkungan rumah mereka belum mendapatkan prioritas hingga tahun ini berakhir. Ini memang tahun paling absurd bagi saya secara pribadi. Tahun ini sepertinya merupakan tahun terbanyak saya mengeluh baik di halaman blog maupun timeline akun Twitter, tentang segala tekanan dan makian yang dialami tentu saja terbesar dari oknum DPRD tentang banyak hal yang pada intinya ya ndak jauh jauh dari urusan perut berbalut atas nama Rakyat. Klise benar… Mengalami

Tidak Ada Ambisi Hingga Hari Ini

Sebentar lagi OPD baru di Kabupaten Badung akan terbentuk. Informasi sementara, jumlah Organisasi Perangkat Daerah di lingkup kami akan bertambah meskipun beberapa unit kerja yang ada akan dijadikan satu sesuai bidang kerja yang ada. Misalkan saja Dinas Cipta Karya akan dilebur menjadi satu dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan menjadi Dinas Pekerjaan Umum. Sementara satu Seksi Permukiman kabarnya akan dimekarkan menjadi satu Dinas Perumahan yang kelak akan membagi-bagi semua tugas yang selama tiga tahun ini membebani pikiran dan fisik saya pribadi. Berita Bagus tentu saja. Namun seiring bertambahnya jumlah OPD dimana untuk daerah lain justru berkurang, secara otomatis mengembangkan kabar di luaran akan ada penambahan jumlah pejabat demi memenuhi kuota perubahan yang ada. dan Saya keknya sudah ndak ada ambisi untuk itu. Beberapa kawan sejawat menginformasikan kisi-kisi siapa yang harus dihubungi agar kelak saat OPD baru terbentuk, mereka bisa dipindahtugaskan ke tempat basah, tempat ya

Galau Abdi Negara di Akhir Tahun

Terkadang saya pernah merasa malas. Untuk berangkat kerja, menjalani rutinitas, berhadapan dengan kesibukan. Sekali-kali ingin mangkir dari semuanya. dan Tentu saja itu ndak mungkin. Tugas sebagai Abdi Negara itu ndak mudah. Setidaknya begitu menurut saya. Terkadang kita harus siap membohongi hati nurani. Terkadang juga kita harus siap mengubur semua idealisme yang pernah ada dalam hidup. Apalagi jika sudah berbicara soal hak, yang rasanya sangat-sangat sulit didapat. Kemarin itu merupakan hari yang buruk. Saat berbagi tugas dan tanggungjawab, orang rata-rata berupaya menghindar. Tidak demikian halnya ketika berbagi hak. Semua ingin keadilan. Sama rata. Ini sama saja dalam kehidupan yang lainnya. Terkadang ingin menyepi. Lari dari semua beban yang menghimpit. Hanya memang itu ndak mungkin.

Menyibak Isi Kepala

Ada hal-hal yang tak bisa saya ungkapkan lewat kata-kata di halaman ini, pula secara langsung pada setiap orang yang saya temui di jalanan. Baik yang saya kenal betul ataupun mereka yang sembari lewat. Demikian halnya kalian yang membaca halaman ini. Karena meskipun itu sudah menjadi rahasia umum, namun tetap saja jika saya nekat mengungkapkannya, sama saja saya mencoba membunuh diri saya sendiri melalui jerat Undang Undang ITE. Karena bagaimanapun juga orang-orang yang kemudian merasa menjadi oknum yang saya sebutkan, akan menindaklanjutinya dengan pasal pencemaran nama baik dan lainnya. Maka itu saya membiarkan saja semua hal yang menjadi ganjalan di hati tersimpan liar dalam isi kepala yang belakangan sudah mulai memudar ingatannya. Perjalanan saya masih panjang, ungkap pimpinan di tempat saya bekerja. Ada banyak hal yang harus saya sesuaikan, siap maupun tidak. Karena yang namanya tugas dan pekerjaan akan tetap ada, menanti demikian banyaknya, dan semua tantangan itu pun akan tetap

5 Jenis Vacuum Cleaner Yang Perlu Anda Ketahui

Pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan vacuum cleaner bukan? Vacuum cleaner merupakan alat penghisap debu yang biasa digunakan untuk membersihkan karpet, sela-sela jendela, interior mobil dan lainnya. Memang belum semua keluarga atau rumah memiliki vacuum cleaner, namun karena pemakaiannya yang praktis, vacuum cleaner saat ini mulai banyak diminati apalagi bagi para ibu muda dan pasangan yang baru menikah. Bagi kalian yang ingin membeli vacuum cleaner, pasti masih bingung untuk menentukan jenis vacuum cleaner apa yang cocok untuk dipakai dirumah. Banyaknya jenis vacuum cleaner memang terkadang membuat beberapa orang bingung dengan fungsinya sendiri, oleh karena itu berikut ini berbagai jenis vacuum cleaner yang perlu kalian ketahui sebelum membeli jenis yang cocok untuk dipakai. 1. Upright Vacuum cleaner dengan jenis upright ini biasa digunakan untuk membersihkan karpet. Karena semua bagiannya menyatu dimulai dari penghisap yang ada di bagian bawah dan menempel dengan lantai, hingga

3 Jenis Alergi Pada Anak yang Paling Sering Dijumpai

Membahas mengenai alergi pada anak-anak ternyata jenis alergi ini tidak sedikit dan biasanya mudah dijumpai pada bayi dan anak-anak. Alergi muncul karena penyebab atau allergen yang berbeda-beda pada setiap anak, selain anak alergi juga bisa menyerang orang dewasa. Proses alergi terjadi karena kekebalan tubuh melakukan perlawanan berlebihan pada zat tidak berbahaya yang masuk ke tubuh. Bisa berasal dari zat makanan, minuman, debu, dan lain sebagainya yang memberikan reaksi berlebih pada tubuh. Kenali Macam Alergi Pada Anak Alergi yang terjadi pada anak-anak ternyata memiliki beberapa jenis, perbedaan ini terjadi karena allergen atau penyebabnya juga berlainan. Adapun jenis-jenis dari alergi anak antara lain: 1. Alergi terhadap debu, Alergi terhadap debu memang cukup sering dijumpai pada anak-anak pasalnya di dalam debu terkandung bakteri dan virus. Apabila mendapati anak alergi terhadap debu ini maka usahakan rajin membersihkan peralatan rumah tangga. Supaya debu di dalam rumah lebih

Dukung Pencegahan Kumuh Kotaku, Badung Gelontorkan 235 M Tahun 2017

Dalam upaya mengentaskan salah satu dari 7 indikator persoalan terkait permukiman kumuh, Kabupaten Badung melalui skpd teknis Dinas Cipta Karya tampaknya ingin bahu membahu dengan program kegiatan Kotaku yang dicanangkan oleh Dirjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, menurunkan sejumlah paket kegiatan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan dana APBD tahun Anggaran 2017 sebesar 235 Milyar rupiah untuk 55 desa/kelurahan di kabupaten Badung. Hal ini merupakan satu wujud komitmen Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Badung kedepannya, terutama yang mendukung peningkatan perekonomian secara langsung. Adapun bentuk kegiatan yang telah dianggarkan sedemikian besar adalah berupa paket peningkatan jalan lingkungan permukiman dan perumahan, yang menjadi akses utama masyarakat di Kabupaten Badung dengan menggunakan bahan perkerasan paving natural berkekuatan K.225. Ini dipastikan oleh Kepala Seksi Permukiman Dinas

Pembekalan KPP, Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara Kotaku Kabupaten Badung

…mengambil kesempatan pada hari Minggu 27 November 2016 lalu, di ruang rapat bersama Kelurahan Kuta, Tim Kotaku menyelenggarakan kegiatan yang ditujukan kepada 11 BKM yang berasal dari 2 Kecamatan, Kuta dan Kuta Utara di lingkungan Kabupaten Badung. Dalam kegiatan ini mengundang narasumber dari Pemda yang ditugaskan untuk menyampaikan materi terkait teknis pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang pernah dibangun pada periode sebelumnya, untuk dapat memberikan manfaat yang baik dalam jangka panjang bagi masyarakat setempat. Melewati sebuah diskusi yang hangat, tidak kurang ada sepuluh penanya dari peserta yang hadir dalam sesi tersebut, menyampaikan keluhan, masukan hingga apresiasi terhadap apa yang sejauh ini telah dicapai oleh Tim Kotaku yang merupakan wujud perubahan bentuk dari kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan maupun Pemda terkait baik dalam hal penanganan infrastruktur di lingkungan perumahan dan permukiman hingga bantuan perseorangan berupa bedah rumah yang menyasar

Puspem Badung dan Suasana Malamnya

Hari Selasa lalu, saya diminta tolong istri untuk mengantarkannya ke event tahunan Dinas Pendapatan Badung, penghargaan bagi Wajib Pajak Terbaik yang diselenggarakan di Kertha Gosana, ruang pertemuan terbesar di unit kerja kami, Puspem Badung. Kami berangkat saat senja, sehingga ketika kendaraan masuk wilayah Kabupaten Badung, segmen jalan Cokroaminoto menuju Jalan Raya Sempidi, suasana sudah mulai gelap. Namun keramaian lalu lintas seakan makin semarak saja. Bahkan istri sempat terheran-heran, ya maklum saja, mengingat ruas jalan Denpasar – Gilimanuk ini memang merupakan jalur lintas kabupaten yang utama. Namun sebaliknya, begitu memasuki areal gerbang Puspem Badung yang dari kejauhan lebih mirip penampakan resort, kesepian suasananya begitu terasa. Areal seluas ini, hanya dilengkapi lampu jalan dan taman yang temaram. Jika saja saya sendirian berkendara, mungkin akan berpikir dua kali untuk berhenti dan memarkirkan kendaraan. Suasana ini ndak jauh beda dengan sisi selatan area, yang

Melanjutkan Aksi Belajar Bikin Desain Layout NewsLetter Kotaku Edisi Tahun Depan

Kelar edisi pertama NewsLetter program kegiatan Kotaku Edisi Perdana yang dicetak November lalu, lanjut dengan upaya edisi berikutnya, #2 yang masih mengandalkan desain layout yang sama. Sedangkan edisi #3 yang rencananya diterbitkan Tahun depan, inginnya sih didesain pake layout yang baru. Meski sebetulnya sudah terlanjur suka dengan layout perdana kemarin lantaran ada kelir merahnya. Melanjutkan aksi belajar bikin desain layout edisi Januari 2017, saya masih mengandalkan barisan template bawaan Microsoft Publisher yang diubah-ubah dikit pewarnaannya. Hasilnya ya macam motor baru yang diberi sedikit variasi. Masih mengacu aselinya secara umum. Dari beberapa percobaan, saya ada naksir salah duanya. Dari dua yang ada, nuansa ijo Kodam saya pikir jauh lebih menawan ketimbang satunya. Mungkin gegara ada kesan kotak mengkotak yang membuat desain layout yang satu ini jadi lebih tegas dan enak dipandang. Cuma ya entah pendapat yang lain. Kalo penasaran macam kek gimana, berikut saya bagi pen

Mencoba Mengembalikan Semangat Membaca Buku

Saya jadi teringat pada sebuah video sindiran betapa suksesnya kemajuan teknologi era digital masa kini menggantikan keberadaan kertas dan segala fungsinya dalam kehidupan kita sebagai manusia. Saat sang istri kesulitan membaca halaman demi halaman buku yang dipegangnya, sang suami tampak sedemikian mudahnya membolak balikkan halaman buku digital yang ia baca melalui layar gawai tablet yang dimiliki sambil mencibir sang istri. Pun demikian saat menemukan sejumlah catatan tempel pada pintu kulkas yang dibuat sang istri, si suami sambil pula mencibir, menunjukkan tampilan Notes pada layar gawai untuk mengatakan efisiensi yang bisa diciptakan. Adegan terakhir, ketika sang suami membuang hajat dan menemukan kenyataan bahwa yang bersangkutan kehabisan tisu toilet, iapun berteriak meminta pada sang istri, yang menyodorkan gambar tisu toilet pada layar gawai yang biasa digunakan sang suami. He… Lucu. dan Mengena. Buku, majalah, koran dan media cetak lainnya belakangan memang mulai jarang kita

Mencermati Imbas Negatif Kemajuan Teknologi pada Menurunnya Minat Baca Media Cetak dan Sosialisasi antar Kita

Di awal kesuksesan era internet dan dunia maya, ada sejumlah kekhawatiran dari para penerbit buku, majalah, koran dan media cetak lainnya akan kebangkrutan produksi akibat menjamurnya upaya digitalisasi demi memudahkan masyarakat yang merupakan pangsa pasar utama mereka, menikmati sajian dalam layar ponsel, tablet dan gawai lainnya yang belakangan secara harga sudah mulai terjangkau oleh kantong. Hal ini dibuktikan oleh tumbangnya satu persatu media cetak termasuk penerbit, akibat ketidakmampuan memenuhi biaya operasional yang tidak lagi berbanding lurus dengan pembelian. Tidak hanya di lokal negara kita tapi juga global. Akibatnya bisa ditebak. Kini sudah semakin jarang kita melihat orang-orang disekitar yang membaca buku atau media cetak sejenis saat senggang ataupun menunggu di tempat-tempat publik, bahkan bisa jadi termasuk kita sendiri. Informasi kini sudah dengan mudah didapat dari dunia maya. Buku atau majalah bahkan koran digital, liputan terkini oleh portal berita online, atau

Lion Air JT 0026, Delay dan Delay

Tadinya sempat berharap bahwa saat kepulangan dari Dinas ke Jakarta, kami bisa menggunakan pesawat Garuda Indonesia atau paling minim ya Citilink. Namun tampaknya nasib mengatakan lain. Weekend panjang yang ada di minggu depan ini keknya membuat banyak orang kesurupan untuk memilih liburan ke Bali. Bisa jadi setelah penat berdemo tempo hari. He… Pesawat Garuda Fully Booked. Baik yang rute penerbangan langsung dari Jakarta – Bali, ataupun yang musti mampir ke kota lain dulu, juga sama saja. Damn ! Surabaya, Yogja, Malang, Semarang hingga Lombok. Semua Fully Booked. Hal sama juga saya pantau pada penerbangan Citilink. Pantas saja tidak ada jadwal tersedia saat saya carikan info di keberangkatan kemarin. Wiii… Maka setelah kebingungan dengan Air Asia yang ternyata sama pula jawabannya, maka Lion Air menjadi pilihan akhir. Wes… Bakalan kena delay deh keknya. dan Benar saja. Baru juga masuk ke Gate B7, eh ada pengumuman kalo penerbangan JT 0026 dipermaklumkan penundaan selama 45-60 menit da

Dari Balkon Kamar 804 Harris Hotel Tebet Jakarta

Terbangun saat waktu menunjukkan pukul 4 pagi. Saya langsung teringat bahwa ini waktu Jakarta. Duh… Terbiasa bangun pagi pukul 5 di Bali keknya malah terbawa kesini. Sudah nda bisa tidur lagi… Langit Jakarta masih gelap. Sayapun memilih tiduran sambil melihat semua timeline yang terlewati semalam. Keknya kemarin ketiduran saat jam belum larut. Selain kecapaian lantaran sakit kepala, pening di sepanjang perjalanan, mual pun sempat mendera. Ya kek biasa, sayapun nyari pijat refleksi yang bisa fokus uyeguyeg kepala. Hasilnya lumayan. Cuma mata keknya jadi perih. Entah kenapa… Sembari mengemasi semua bawaan, air mandipun dikucurkan. Di kamar pengganti ini rupanya ada bathubnya. Jadi bisa rileks dari semalam. Mandi pagi dilakoni kek biasanya. Cuma belum ada gangguan perut dari kemarin pagi. Musti sarapan susu atau buah keknya bentar di lobby. Jakarta Bersih. Saya suka melihatnya dari jendela balkon. Meski disana sini masih ada pembangunan flyover, tapi kekumuhan yang enam tahun lalu kerap s

QG 153, Harris 523 dan 804

Tadinya saya berencana bisa melawat ke Jakarta untuk bisa melihat semua kemajuan yang sudah dihasilkan pada masa kepemimpinan Gubernur ‘Penista Agama’ Ahok dengan cara liburan bersama, dengan harapan bisa lebih santai dan menikmatinya. Terakhir dinas terkait Kotaku, keknya aksi tersebut ndak maksimal bisa saya lakukan. Kalo ndak salah waktu itu proses pembahasan materi berlangsung hingga sesi malam. Jadi, ndak sempat kemana-mana. Pagi ini saya sudah nongkrong di depan counter check-ins pesawat Citilink, kode penerbangan QG 153. Agenda berangkat berkaitan dengan upaya pemanfaatan dana DAK Bidang Perumahan dan pembahasan Draft Ranperda RP3KP Kabupaten Badung, mendampingi dua pimpinan. Dari beberapa barang bawaan, rupanya saya kelupaan kacamata item minus yang biasanya saya selipkan untuk be’gaya saat luang di tujuan, dan sendal big size yang lupa dimasukkan saat mengganti tas ransel agar lebih ringan digendong. Ya sudahlah… Toh ini perjalanan hanya sehari. Harapan saya tadinya bisa memba

Galau Tugas Dinas Keluar Kota

Perasaan macam ini memang selalu ada setiap kali saya ditugaskan untuk dinas keluar kota. Baik yang sifatnya menghadiri rapat kerja atau berkonsultasi ke tingkat Kementrian dan setara itu. Galau karena akan meninggalkan keluarga selama beberapa hari. Galau karena khawatir perjalanan nanti hasil kerjanya tak sesuai harapan yang disandang. Padahal jika PNS lain yang ditugaskan, ada saja yang gembira bahkan meminta. Entah karena sejauh ini masih merasa belum mampu untuk mengemban kepercayaan pimpinan, atau memang karena tak menguasai materi yang kelak akan dibahas atau disampaikan. Tapi kalo ndak belajar untuk mandiri, ya kapan lagi ? Mohon doanya ya kawan kawan…

Misi Tanoto Foundation Untuk Memajukan Bangsa Indonesia

Sebagai warga negara Indonesia, kita patut bersyukur karena negeri kita dikaruniai alam yang subur dan sumber daya alam yang melimpah. Sayangnya, semua itu belum mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya secara merata. Jumlah penduduk Indonesia sendiri, hingga saat ini sudah lebih dari 255 juta orang. Jumlah tersebut menjadikan negeri ini berada di posisi keempat dalam daftar negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Anderson Tanoto memandangnya sebagai peluang besar karena sekitar 50 persen dari jumlah penduduk Indonesia saat ini terdiri dari kaum muda, sehingga ia optimis untuk bisa berkembang untuk menjadi lebih baik. “Indonesia kaya sumber daya manusia. Menariknya hampir separuhnya berusia kurang dari 30 tahun,” ucap Anderson Tanoto. Sebagai Anggota Dewan Pembina Tanoto Foundation, Anderson Tanoto menyarankan agar segenap pihak di Indonesia berinvestasi terhadap pengembangan kemampuan manusianya. Ia menuangkannya sebagai dasar utama kegiatan Tanoto Foundation yang

Menikmati Gelapnya Malam di Parkiran Puspem Badung

Dari setahun berjalan, rasanya baru kali ini saya duduk di dalam kabin mobil, ditemani suara jangkrik di kejauhan dalam gelapnya malam diluaran, bersama belasan kendaraan yang terparkir di sisi timur Pura Lingga Bhuwana Puspem Badung. Sedang menunggu gelaran pemberian penghargaan Wajib Pajak Terbaik yang diselenggarakan Dinas Pendapatan Kabupaten Badung, selasa lalu. Kebetulan Istri sebagai salah satu staf di lingkungan Dispenda wajib hadir untuk sekedar meramaikan acara. dan Saya memilih berada di luar, didalam kendaraan, menikmati kesendirian yang sudah semakin jarang saya lalui dalam satu dasa warsa ini. Ada banyak hal sebetulnya yang terpikirkan sejak pagi tadi, atau sore sepulang kantor. Dari keinginan untuk berjalan-jalan berkeliling seputaran kantor, icip icip kuliner, atau menikmati bacaan baru yang kemarin malam tiba dirumah. Tentang Pak Jokowi, atau tentang Soe Hok Gie. Tapi semua tidak dijalani mengingat saya lebih suka menikmati sepi ini dengan menulis. Aktifitas rutin yang

Belajar menDesain LayOut NewsLetter Kotaku Edisi Perdana

Minggu lalu itu sudah pernah disampaikan merupakan satu minggu yang krodit. Penuh agenda kerja dan semuanya menuntut penuntasan segera. Pun demikian hal nya dengan gagasan menerbitkan NewsLetter program kegiatan Kota Tanpa Kumuh atau yang lebih dikenal dengan istilah Kotaku, yang dicanangkan oleh Dirjen Cipta Karya Kementrian PUPR. Di awal, Askot Kabupaten Badung, pak Gede Puja sempat menyampaikan beberapa ide terkait, sayangnya saya belum ngeh lantaran kesibukan kerja yang teramat. Baru nyadar pas liat draft yang berusaha ia buatkan, dengan banyak warna warni sebagaimana Template dasar yang digunakan sesama Askot untuk kabupaten lain. Saya pun berjanji akan membantunya sesempat mungkin, meski secara kemampuan sebetulnya Nol Besar. Modal Nekat pokoknya. Maka saya pun belajar menDesain ulang LayOut NewsLetter Kotaku hari Jumat Malam. Hal pertama yang dilakukan tentu menyiapkan laptop Acer W511 agar bisa digunakan kembali, plus menginstalasi Microsoft Publisher bajakan edisi 2003. Yah, h

Intermezzo 212

Minggu ini keknya saya bener-bener berada pada puncak kesibukan kerja. Sampe-sampe sudah ndak sempat untuk ngeblog lagi. Menelantarkan halaman ini untuk semingguan lamanya. Pertama, musti fokus di proposal Inovasi Pelayanan Publik, yang jujur aja pas liat draft penyusunannya lebih mirip Skripsi ketimbang bahan presentasi. Panjangnya edan. Sekitar 5800 kata. Satu tulisan blog ini saja keknya ndak nyampe seperlimanya. Musti bener-bener fokus buat merangkai kalimat yang berulang di semua sub bab yang ada. Pusing juga cari waktu buat konsentrasinya. Kedua, terkait pengajuan dana DAK Perumahan. Menghabiskan dua hari kerja untuk menyusun anggaran biaya dan kronologis pengusulannya, sementara saat semua selesai, pimpinan tertinggi malah memberi penjelasan bahwa yang diperintahkan pada pimpinan saya tidak lah sejauh itu. Ealah… Tapi bersyukur bisa melewatinya meski saya harus meninggalkan pe er yang sebetulnya sedari awal dibebankan kepada saya. Ketiga, terkait Kotaku. Ini kelanjutan dari prog