Skip to main content

Akhir Tahun yang dinanti

Tiba jua…
Hari yang paling dinanti dalam setahun terakhir…
Hari dimana kami harus menyiapkan semua pertanggungjawaban kegiatan yang bisa dikatakan terparah dalam sejarah saya menjalani rutinitas di Dinas Cipta Karya.
Hari dimana kami harus berpacu dengan waktu dan degup jantung tanpa henti untuk selalu mengingatkan rekanan pelaksana baik dalam penyelesaian fisik pekerjaan maupun administrasi dan kelengkapannya.
Hari dimana kami menerima banyak komplain, baik dari pimpinan, kolega sejawat hingga masyarakat yang kecewa lantaran jalan masuk ke lingkungan rumah mereka belum mendapatkan prioritas hingga tahun ini berakhir.
Ini memang tahun paling absurd bagi saya secara pribadi.

Tahun ini sepertinya merupakan tahun terbanyak saya mengeluh baik di halaman blog maupun timeline akun Twitter, tentang segala tekanan dan makian yang dialami tentu saja terbesar dari oknum DPRD tentang banyak hal yang pada intinya ya ndak jauh jauh dari urusan perut berbalut atas nama Rakyat. Klise benar…
Mengalami banyak tekanan tentu saja membuat saya nyaris kehilangan semangat. Rasanya memang tak nyaman untuk bekerja dengan baik dan benar lagi, setelah apa yang saya harapkan tak berjalan sesuai rencana.
Bahkan kekalutan perasaan cukup membuat saya emoh untuk dinas keluar kota, atau sekedar melawat ke negeri seberang bersama kawan kawan. Semua sudah tak elok lagi untuk dijalani.
Maka itu tahun ini saya pribadi memutuskan untuk tidak kemana mana lagi. Disamping dalam waktu dekat kami akan mengalami rotasi tempat bekerja, apakah akan berpisah satu sama lain ataukah masih akan tetap seperti ini nantinya.
Cukuplah saya melewatkan waktu pagi di dek lantai paling atas, berteman angin sepoi dan sinar matahari pagi, juga segelas kopi.
Jauh lebih nikmat rasanya bisa menikmati suasana dari sudut pandang yang berbeda.

Jika saja kelak saya diberikan cukup umur untuk menjalani hidup kedepannya, ingin sekali bisa mencapai 75 kali donor darah dimana hingga akhir tahun ini saya hanya bisa menyelesaikan hingga kali ke 52. Satu bentuk pengabdian saya kepada masyarakat dari diri sendiri.
Begitu pula melanjutkan aksi Yoga untuk menggantikan absennya rutinitas olahraga yang makin berkurang saya lakoni pasca musim berganti. Mengingat Gula Darah yang saya dapati melalui alat penguji rumahan, hampir selalu berada diatas angka 200 mg/dl meski asupan makan sudah berganti menjadi beras rendah kalori. Bahkan sempat melonjak hingga 320an mg/dl saat stress melanda yang kemudian membuat saya mencoba mengambil keputusan untuk melaksanakan Yoga.

dan di akhir tahun 2016 ini, saya bisa berharap mengajak liburan anak anak, istri dan orang tua, sekedar menyeberang lautan atau melintasi angkasa, dua tiga hari saja, sekedar menikmati hari bersama keluarga dan melepas anak anak dalam kolam renang yang mereka dambakan tiap harinya.
Entah akan bisa terwujud atau tidak…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian