Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2014

8 Tahun dan 2233 Posting

Hari ini genap sewindu sudah status blogger disandang. Itupun jika boleh disebut begitu. Terhitung sejak 26 Mei 2006 lalu, blog PanDeBaik mulai berkiprah di dunia maya lewat halaman gratisan milik blogspot -pandebaik.blogspot.com- atas bimbingan tutor pelatihan dari Stikom Surabaya Pak Erwin Sutomo saat diklat yang diselenggarakan oleh Pemkot Denpasar di gedung Walikota, jalan Gajah Mada. Berselang dua tahun, halaman tersebut berubah menjadi pandeividuality.net setelah diberi kesempatan menggunakan domain sendiri di rakhahost, salah satu sponsor saat pendirian komunitas Bali Blogger di halaman belakang galeri milik Arsitek Popo Danes, jalan Hayam Wuruk Tanjung Bungkak. Disitu pula saya berkenalan dengan banyak blogger tenar dan kini masih melegenda. Anton Muhajir dari Rumah Tulisan , Dokter Cock dari Blog Dokter , Dokter Oka Negara , BrokenCode , Putu Adi dari Radiografer dot net , Wirautama lewat imadewira.net atau Hendra W Saputro dari Bali Orange. Masih banyak juga yang gag saya

Ponsel dan Perubahan -era Android

Saya mulai berkenalan dengan si robot hijau kalo gag salah awal tahun 2010 dengan banyak pertanyaan. Sementara iPhone yang saat itu sudah mulai tenar meski belum seramai BlackBerry, masih tergolong mahal dan sulit dijangkau. Apalagi untuk potongan seorang PNS. Baru di bulan Juni tahun yang sama, saya menurunkan satu tulisan yang bercerita soal Android. dan berselang 9 bulan, saya mendapatkan ponsel Android pertama yang masuk dalam kategori Menengah untuk ukuran saat itu, Samsung Galaxy Ace S5830 dengan versi OS 2.3 GingerBread. Masa-masa ini bisa dikatakan sebagai masa lanjutan era Windows Mobile. Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan kinerja Ace dimana saat itu salah satu terobosan penting yang mampu dilakukan adakah me-remote Server milik LPSE Badung, satu unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik. Ditambah internetan full day secara mobile meski dengan bantuan Power Bank. Perkenalan dengan Android berlayar 7 inchi pun sebenarnya bukan hal yang disengaja.

Ponsel dan Perubahan -era Transisi

Awal Tahun 2008, sebulan sebelum kelahiran Mirah putri pertama kami, saya nekat membeli ponsel multimedia series milik Nokia yang lebih dikenal lantaran faktor kamera yang saat itu merupakan seri pertama mengusung fitur autofocus berukuran 3 MP plus speakernya yang jernih. Yak… N73 Music Edition. Saya katakan masa transisi karena dalam era ini, sebetulnya ada keinginan untuk mendapatkan kembali ponsel sekelas PDA namun kehadirannya saat itu mulai tergerus dengan masa BlackBerry Minded dimana jika membandingkan keduanya, saya jauh lebih rela mengeluarkan banyak uang demi sebuah perangkat berbasis OS Windows Mobile 2005 dan 6.0 ketimbang OS BlackBerry. Itu sebabnya lantaran belum menemukan Ponsel PDA yang diinginkan, saya masih tetap bertahan dengan Nokia N73 hingga Tahun 2010 menjelang Reuni sekolahan SMA dilakukan. Desakan untuk segera beralih ke BBM atau BlackBerry Messenger, aplikasi Chat ternama makin gencar lantaran semua kawan merasa kesulitan untuk berkoordinasi tak jua digubris

Ponsel dan Perubahan -era PDA

Honor pertama sebagai Direksi Teknis kegiatan perubahan wajah Puspem Badung ditambah Honor pertama kerja sambilan sebagai drafter, akhirnya mengantarkan saya pada era PDA Phone yang saat itu masih didominasi oleh OS Palm. Saya pribadi memilih OS Windows Mobile 2003 awal dalam rupa perangkat Black Market milik T Mobile seri MDA yang merupakan seri kembaran dari O2 XDA II yang rilis resmi di Indonesia. Untuk kelas seorang PNS dan juga pengguna ponsel saat itu, kehadiran PDA baik dalam sesi rapat maupun hangout bersama teman, sangat mengundang perhatian mengingat bentukannya yang lebar dan besar plus layar sentuh ber-stylus merupakan hal aneh di tengah orang-orang yang masih ber-Nokia Minded. Setidaknya beberapa mimpi di awal menjadi PNS sudah terwujud lewat Office Mobile yang mampu menyajikan beberapa file RAB, surat dan dokumen penting lain hingga gambar peta Jalan Kabupaten per kecamatan konversi format dari dwg (autoCad) menjadi pdf. Amat sangat membantu proses kerja dan survey lapang

Ponsel dan Perubahan -era Nokia

Ponsel, untuk pertama kalinya saya pegang dan miliki, beberapa waktu setelah kepergian seorang kawan masa kuliah dan itupun setelah dipaksa oleh beberapa kawan lainnya, demi memudahkan komunikasi dan koordinasi antar kawan. Bisa dikatakan, saat itu hanya saya yang belum merasa perlu untuk memiliki telepon genggam. Tahun 2002 kalau tidak salah. Nokia 3310 second. Hanya itu yang mampu saya beli. Lantaran berstatus bekas, maka yang namanya batere terkadang suka drop dan mati sendiri padahal belum digunakan pasca charge penuh. Satu hal yang menyusahkan untuk dihubungi kata Ibu saya. Dan lantaran berstatus bekas itu pula, saya menjadi bahan ejekan dari para kakak sepupu yang saat itu tentu sudah jauh lebih mampu untuk membeli seri ponsel terbaru dan lebih mahal. Saya pribadi sebetulnya tidak terlalu peduli dengan itu. Tidak demikian dengan Ibu yang merasa ‘terhina’ *hehehe… atas ejekan itu dan secara diam-diam Beliau membelikan ponsel terbaru bertajuk Nokia 3350 yang punya fitur lampu ritmi

Perubahan itu bernama Ponsel

Di beberapa portal berita dunia maya terdapat satu topik yang serupa dan menarik seputar perkembangan teknologi ponsel sejak awal diperkenalkan hingga kini. Dimana salah satu yang unik adalah kerinduan sebagian kecil pengguna akan kehadiran ponsel-ponsel jadul Nokia yang dianggap jauh lebih sempurna dan nyaman digunakan. Mau tahu kenapa ? Karena di masa itu pengguna belum dipusingkan dengan kemampuan batere yang hanya tahan beberapa jam serta mau tidak mau, suka tidak suka kemana-mana harus pula membawa serta sang teman setia yang bernama Power Bank. Disamping itu juga secara kebutuhan dan manfaat ponsel sebagai teman dan pendukung kerja, jauh lebih tergunakan ketimbang ponsel jaman sekarang yang lebih banyak menawarkan gimmick atau fitur terkini yang jujur saja mungkin tak semua orang mampu dan paham cara menggunakannya. Bisa dikatakan, 90 persen fitur dan kemampuan ponsel jaman dulu lebih bermanfaat bagi penggunanya. Maklum, dijaman itu kita sebagai pengguna belum lah berkenalan deng

Pagi di Balai Diklat Provinsi Bali

Alarm berdering nyaring dalam dinginnya gelap kamar, membuatku bangun tersentak dan menuju ponsel untuk mematikannya agar tak mengganggu nyenyak tidur kawan lain. Waktu menunjukkan pukul 4.30 pagi. Aku masih berada di gedung Padma 09. Bersyukur dalam keseharian bisa memiliki pola pencernaan yang cukup lantjar, sehingga meski bangun pagi begini gag perlu menunggu lama untuk bisa menyambar giliran pertama membuang hajat. Satu rutinitas yang belakangan makin sering dilakukan selama masa pendidikan. Usai mengganti celana dengan training, mengenakan kaos kaki, aku kembali merebahkan diri di kasur empuk berukuran single bed, yang tampaknya jauh lebih baik ketimbang saat prajabatan sepuluh tahun lalu. Jari jemaripun lantjar membuka satu persatu halaman sosial media dan mata mulai membaca satu dua hal yang menarik untuk disimak. Waktu masih menunjukkan pukul 5.00 pagi. Diluar derit lemari dibuka mulai terdengar. Beberapa kawan tampaknya sudah mulai sadar dari mimpi mereka. Sesuai jadwal, kami

Integritas, Profesionalisme dan Akuntabilitas

Topik diskusi kami hari ini adalah sebagaimana yang tertulis dalam judul posting diatas. Integritas, Profesionalisme dan Akuntabilitas. Tiga Nilai Utama (yang seharusnya ada dalam setiap) Pejabat Birokrasi Negeri ini. Kira-kira begitu. Sayangnya dalam praktek dan kisah nyata, jarang ada yang memiliki ketiga Nilai Utama tersebut. Sehingga tidak heran apabila sebagian besar pejabat birokrasi negeri lalu tertangkap KPK atau terjerat kasus hukum baik dalam perjalanan masa jabatan atau malahan di akhir masa jabatan. Studi Kasus ya… Ketua BPK kemarin. Yang tersulit dari ketiga Nilai Utama tersebut adalah Akuntabilitas atau bertanggungjawab, yang rupanya terbagi atas tiga jenis yaitu Akuntabilitas Politik, Keuangan dan Administrasi atau proses. Semua hal tersebut terkait pada bidang yang dibidani. Overall, tiga Nilai Utama tersebut akan dapat diwujudkan apabila terdapat kesesuaian antara Pikiran, Perkataan dan Perbuatan yang mengarah pada kebaikan berEtika, yang secara kebetulan pula sama den

Diklat PIM IV Angkatan V Kabupaten Badung 2014

Dalam rangka meningkatkan Kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Kabupaten Badung, serta menghasilkan calon pemimpin yang siap menghadapi serta melakukan perubahan di masa yang akan datang, Badan Kepegawaian Kabupaten Badung menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan IV Angkatan V Kabupaten Badung Tahun 2014 di Balai Diklat Provinsi Bali pada tanggal 6 Mei tadi pagi. Acara yang dibuka oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kabupaten Badung didampingi oleh Kepala Balai Diklat Provinsi Bali serta Kepala Badan Kepegawaian Kabupaten Badung ini, diikuti oleh 30 peserta dari berbagai SKPD di lingkungan kerja Kabupaten Badung dengan menggunakan pola Baru Pendidikan dan Pelatihan yang sedianya akan dilaksanakan selama 98 hari kerja. Adapun pola Baru yang diterapkan kali ini memiliki 5 (lima) tahap pembelajaran dimana perubahan yang terjadi lebih mengarah pada pengurangan jam tatap muka untuk penyampaian teori atau classical. Menurut Kepala Balai Diklat Provinsi Bali, pola ini mas

10.30 malam Satu senin Awal bulan Mei

Karantina… sedari awal sudah mulai terbayang bagaimana repotnya kelak. Dari menyiapkan berbagai persyaratan, meneruskan dan melimpahkan pekerjaan, hingga perubahan perilaku pun sejak awal sudah terpikirkan. Kasihan. Hanya itu yang terlintas pada intinya. Kasihan pada istri, anak dan juga rekan-rekan staf dan atasan langsung. Karena akan ada banyak perubahan saat aku tak ada di tempat yang sebenarnya. Tapi ya… mau tidak mau semua harus dijalani. Demi… masa depan kami kelak. Tepat setahun jabatan itu aku sandang. Namun sayang, modal utama untuk menjalaninya tak kupunya. Ibarat mengendarai motor, SIM belumlah bisa kupegang. Dan inilah saatnya. Tak banyak harapan yang aku impikan. Bisa melewati hari, menjalani kewajiban, menyelesaikan pekerjaan, dan pulang kembali dengan selamat. Tapi yang terpenting kini hanya satu. Bisa tidur nyenyak… Karena sudah tabiat, tidur diluar rumah selalu bawaannya gelisah.

2048

Hu Hu Hu… Rasanya belum lengkap seharian itu kalau belum sempat main 2048… setidaknya begitu rutinitas selama sebulan terakhir… dijamin bakalan sesempatnya untuk dapetin highscore yang ternyata masih jauh dari harapan… Sekedar Baca dari Wikipedia, infonya sih 2048 itu sebuah games sederhana yang dibuat oleh seorang pengembang games berusia 19 tahun asal Italia sana, per bulan Maret 2014 lalu. Hmmm… Gamesnya baru baru gres berarti… Pola permainannya hanya melakukan geser layar atas angka yang muncul satu persatu baik ke arah atas atau bawah dan kiri atau kanan, dengan tujuan menyatukan angka yang sama menjadi kelipatannya. Kalopun gag ada yang sama yang digeser kemanapun oke… Tapi rupanya ada strateginya juga loh. Jadi pemain minimal bisa tau juga bahwa angka yang sama tidak hanya muncul di sisi paling luar, tapi bisa jadi di area dalam saat layar digeser-geser… kalo gag dimainkan langsung, saya mungkin agak kesulitan menggambarkannya. Sebulan terakhir, skor tertinggi saya berada pada p

Siap Siap Karantina

Dokumen Renstra… sudah. DP3… sudah. SK Jabatan Terakhir… sudah. Pas Foto… sudah. Tinggal Baju putih  setelan Celana hitam yang belum… eh iya… dasi hitam… wah… kemana yah ? Dalam waktu empat hari kedepan, sesuai surat yang disampaikan dari Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Badung akhirnya terpanggil juga untuk mengikuti Diklat PIM IV di Balai Diklat Provinsi Bali jalan Hayam Wuruk Denpasar. Bersyukur dapatnya cepat. Terhitung tepat setahun berada di Dinas Cipta Karya sejak promosi ke kursi Kepala Seksi Permukiman di Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung. Makin bersyukur lagi saat tahu bahwa lokasi Diklat tergolong dekat dari rumah. Jadi kalo lagi kangen anak istri, tinggal kabur sebentar atau minta mereka yang main kesitu. Hehehe… Infonya pola Diklat PIM IV kali ini masuk yang paling baru, gres… fresh from the oven… atau apalah… yang gosipnya merupakan pola paling lama dan berat. Kalo dipikir-pikir ya wajar juga sih, wong kerjaan jadi Kepala Seksi itu juga tergolong paling berat karena be