Skip to main content

8 Tahun dan 2233 Posting

Hari ini genap sewindu sudah status blogger disandang. Itupun jika boleh disebut begitu.

Terhitung sejak 26 Mei 2006 lalu, blog PanDeBaik mulai berkiprah di dunia maya lewat halaman gratisan milik blogspot -pandebaik.blogspot.com- atas bimbingan tutor pelatihan dari Stikom Surabaya Pak Erwin Sutomo saat diklat yang diselenggarakan oleh Pemkot Denpasar di gedung Walikota, jalan Gajah Mada.

Berselang dua tahun, halaman tersebut berubah menjadi pandeividuality.net setelah diberi kesempatan menggunakan domain sendiri di rakhahost, salah satu sponsor saat pendirian komunitas Bali Blogger di halaman belakang galeri milik Arsitek Popo Danes, jalan Hayam Wuruk Tanjung Bungkak. Disitu pula saya berkenalan dengan banyak blogger tenar dan kini masih melegenda. Anton Muhajir dari Rumah Tulisan, Dokter Cock dari Blog Dokter, Dokter Oka Negara, BrokenCode, Putu Adi dari Radiografer dot net, Wirautama lewat imadewira.net atau Hendra W Saputro dari Bali Orange. Masih banyak juga yang gag saya sebut, tapi rata-rata bisa di cek lewat halaman BlogRoll.

Saya sendiri lupa kapan tepatnya halaman ini beralih nama menjadi pandebaik.com akan tetapi kalopun mau ditelusuri ya pasti nemu catatannya di halaman ini. Dan saat perpindahan inilah, revolusi terjadi.

Saya gag akan ceritakan lagi bagaimana kronologisnya, namun sisi positif yang bisa diambil atas perubahan yang terjadi adalah fokus selesai kuliah, berkenalan dengan Android dan menulis di Koran Tokoh. Maka itu saya gag pernah menyesalinya.

Seperti yang sudah-sudah pun, salah satu yang kemudian patut saya syukuri pula adalah mampu menuangkan isi pikiran dalam sekali waktu tanpa jeda untuk kemudian dijadikan satu draft tulisan atau posting dan dipublikasi di kemudian hari. Mengalir begitu saja. Satu hal yang kalo boleh saya katakan, sangat sulit dimiliki oleh setiap blogger, terutama yang masih tergolong baru.

Dari 8 tahun perjalanan ini, saya mendapati sekitar 2.233 posting terlahir hingga kini, dan sekitar 9.093 komen yang mampir dan terpublikasi. Satu hal fantastis jika dilihat secara kuantitas.

Tapi saya yakin, kalo dilihat dari sisi sebaliknya yaitu kualitas, barangkali hanya 10 persen nya saja yang bisa bermanfaat bagi kalian, para pengunjung setia yang mampir kesini. Selebihnya hanyalah curhatan gag penting yang barangkali gag berguna untuk diresapi. Jadi ya gag usah kaget gitu lah…

Sewindu atau 8 tahun konsisten menulis itulah yang paling penting untuk diingat saat ini. Bahwa sangat sulit untuk bisa menjaga spirit menulis seperti itu. Kalo dulu hampir setiap hari disempatkan buat menulis yang berakibat pada kualitas tulisan ngalor ngidul gag jelas, mulai bergeser menjadi 2 hari sekali dan kini hampir 3-5 hari sekali untuk satu tulisan. Semua itu sebagai dampak dari kesibukan yang ada.

Okelah, gag usah panjang lebar lagi. Selamat untuk 8 Tahun-nya dan semoga halaman ini bisa tetap eksis di dunia maya. Salam…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian