Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Belajar untuk Ikhlas

Akhir akhir ini situasi kondisi keluarga emang lagi susah susahnya. Ego masing-masing saya rasa memang terlalu tinggi untuk diadu. Dikedepankan. Itu sebabnya ya kami kami yang ada di tengah tengah pertikaian menjadi serba salah mau membela siapa. Jika dituruti artinya ya keluarga kami tak akan pernah sama lagi. Semua hanya tampak indah dari luar. Namun jika dipertanyakan ya ndak bakalan ketemu titik sepakatnya. Akan tetapi orang lain tetap menilai bahwa kami memang keluarga yang bahagia. Mungkin sebentar lagi mereka akan tahu lebih jauh. Menjalani hidup berkeluarga, berupaya menyenangkan semua pihak ya memang susah. Yang jadi korban pasti yang berusaha menengahi, menjembatani. Karena bagaimanapun juga keduanya amat sangat berarti. Berperan pada kehidupan, baik sebelum maupun sesudah pernikahan itu dilakukan. Sepertinya kami memang harus belajar ikhlas. Membiarkan semuanya berjalan dan bergulir. Bisa jadi kelak akan menjadi sebuah bomb waktu. Namun mari berharap bahwa saat itu tiba, aku

Kangen Canda Tawa Anak Anak

Baru tadi sore. Ya… baru tadi sore, rasa kangen itu terobati. Baru tadi sore, akhirnya bisa ngumpul lagi bareng anak-anak kesayangan yang selama dua minggu lalu baik anak maupun bapak punya halangan sendiri-sendiri. Kalo dilihat dari sisi anak, sudah dua minggu lebih dua bayi kami terpapar demam akibat radang dan tumbuh gigi. Enam sekaligus. Ealah… Padahal sudah Sempat khawatir juga bakalan kena DB, karena tetangga-tetangga sudah pada ngamar duluan. Bahkan si Ara, bayi kecing kami sampai cek darah pula di Nikki Medika penampahan Galungan kemarin. Duh… krodit dah. Sedangkan kalo dilihat dari sisi Bapaknya ya apalagi kalo bukan kesibukan kerja kantor yang akibat mendesaknya waktu yang diberikan kawan Bappeda pasca kegiatan Musrenbang kemarin, akhirnya disetrap beneran buat menyelesaikan usulan. Padahal kalo tahun tahun lalu, Jalan Lingkungan selalu diberikan porsi waktu paling terakhir. Tapi lantaran kini sudah menjadi kegiatan Strategis, mau gak mau ya mendapat perhatian besar baik dari

Selamat Ulang Tahun pertama Gek Mutiara

Masih teringat sesak didada saat melihatnya terbaring sendirian dalam inkubator di ruang NICU RS Puri Bunda, dan berlanjut hingga RS Sanglah. Ndak terasa setahun sudah masa itu berlalu. Anak cantik yang kami beri nama Gek Mutiara ini, kini sudah tampak jauh lebih segar ketimbang pertama kali ia tertidur lelap di kasur yang sama sepulang dari perawatan. Tak hanya itu, senyumnya pun tampak menawan menarik hasrat untuk menciumnya berkali-kali hingga ia kegelian dan tertawa. Hal yang kami nanti sejak kelahirannya 15 Februari 2015 lalu. Ara, hari ini ia merayakan Ulang Tahunnya yang pertama. Sangat senang bisa mengenal dan merawatnya setahun ini. Meski ia tak banyak cuap seperti halnya kedua kakak, namun ia lebih murah senyum dan melucu. Kadang ia tak segan mengernyitkan hidungnya untuk menarik perhatian siapapun yang ada di dekatnya. Kalo sudah dibalas, ia pun akan berusaha melarikan diri dengan menggeser pantatnya sejauh yang ia bisa. Ya, Ara hingga kini belum bisa merangkak. Namun ia bis

Bijak ber-Sosial Media tentang Share Link

Salah satu yang saya perhatikan sejauh memiliki akun FaceBook adalah kita terlalu Lebay untuk ikut menyebarkan informasi dari sebuah halaman web yang menceritakan sebuah penemuan baru yang disembunyikan banyak orang, yang bermanfaat bagi kesehatan, yang berupaya menarik simpati, emosi, dimana keabsahan isinya bisa jadi belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Semua di-share di halaman akun atas dasar kepedulian pada teman, atau bisa jadi bermaksud pencitraan diri. Akan tetapi apakah kalian pernah sesekali memeriksa terlebih dulu isi informasi tersebut dengan menggunakan kata kunci inti melalui halaman pencari Google misalnya ? Dengan maksud mencari pembanding untuk mendapatkan kesan pertama apakah informasi tersebut layak dipercaya atau tidak ? Jangan sampai ketika informasi tersebut sudah mulai dipercaya dan dibanggakan banyak orang, lalu ada yang mampu membuktikan bahwa semua itu bohong belaka, secara tidak langsung kalian berperan dalam menyebarkan kebohongan itu sendiri. Kare

Pijat Refleksi solusi sementara sampai...

Pijat, rasa-rasanya sedari awal kenal yang saya sukai hanyalah pijat atau terapi listriknya pak Triyono yang kini tinggal di belakang kantor Fajar itu. Dilakoni sejak tahun 2005 lalu, pijat listrik ini banyak membantu aktifitas utamanya saat jadwal padat atau usai menyelesaikan misi tertentu. Sayang Beliau kini sedang berada dalam kondisi yang tak sehat sehingga memaksa saya untuk berpaling pada jenis pijat yang lain. Pijat Refleksi. Menyasar pada kaki, setahu saya sih, pertama kali mencoba saat menunggui service kendaraan roda empat di Agung AutoMall jalan Cokroaminoto dan berlanjut pada service berikutnya. Jadi makin suka saat mendapatkan banyak waktu luang saat mengantarkan anak-anak tamasya setaun lalu, atau saat menunggu pesawat pulang di ruang tunggu bandara Manado. Bukan karena manfaat yang dirasakan tapi lebih pada membunuh waktu kosongnya. Makin kesini, jadi makin tahu kalo pijat refleksi ini gak hanya menyasar telapak kaki dan jari yang sakitnya minta ampun itu. Tapi juga bad

diTraktir Warung Subak

He… jangan tertipu dengan judul postingan diatas ya. Karena memang secara resmi, gak ada tuh even traktiran dari Warung Subak buat para konsumennya. Meski ketika bicara sudut pandang, judul diatas ya ada benarnya kok. diTraktir Warung Subak. Kabar ini didapat Senin kemarin, pas perayaan Imlek, siang bolong dapat mention kejutan dari Warung Subak lewat akun Instagram mereka. Saya mencuri Juara 3 kategori Pocket Kamera/Handphone dalam Share Happiness Moment 2 yang kalo ndak salah liat dari halaman blog mereka, dapatnya uang Rp. 1.000.000 dan Paket makan Keluarga untuk 5 orang. Wiii… diTraktir Warung Subak deh. Bisa dapetin Traktiran begini lantaran pas ulang tahun pernikahan yang ke-10 yang jatuh pada 10 Desember 2015 kemarin, dirayainnya dengan makan malam bersama keluarga kecil kami di Warung Subak outlet Peguyangan. Awalnya sih ndak kepikiran buat ikutan lomba, karena pose selfie dadakan yang diambil pake tongsis baru gres itu merupakan foto selfie bersama kami. Sempat gagal beberapa

Merayakan Galungan dan Bangga jerih payah sendiri

Awalnya benar-benar ndak kepikiran dengan hasil yang begitu nyata, karena yang terlintas dibenak adalah bagaimana caranya agar rejeki yang diterima tak lantas terbuang percuma begitu saja. Minimal bisa dinikmati bersama-sama. Maka keputusan pun diambil, menyisihkan sebagian untuk membuat wastra atau penganggo sejumlah pelinggih di rumah, dan sebagian lagi memperbaiki perkerasan jalan masuk yang sepuluh tahun terakhir tampak mengenaskan. Kini setelah semuanya selesai, tampilan rumah kami yang jauh dari kata mewah ini terlihat sedikit lebih bersih ketimbang sebelumnya. Utamanya saat perayaan Galungan yang jatuh dalam hitungan hari kedepan. Eh, sekarang anak anak dah bisa naik sepeda sampe depan loh… Ada rasa senang saat melihatnya. Jadi makin bangga ketika teringat bahwa penggantian penganggo wastra dan juga perkerasan paving khas pekerjaan kantor tahun 2013 silam merupakan pemanfaatan rejeki hasil jerih payah sendiri. Ya, berusaha sendiri. Bagaimana menurut kalian ?

Belanja buah aji mumpung

He…cerita ini soal bertambah lagi kebiasaan ngemil kala senggang. Kali ini dilakukan setiap diminta belanja dadakan oleh istri ke supermarket atau gerai Clandys terdekat. Apalagi kalo bukan buat beli beli kebutuhannya Gek Ara dan Intan. Baik itu pampers, susu atau seiris daging ikan yang dibekukan. Menyasar Tiara Dewata di persimpangan jalan Sutoyo atau Hardys Gatot Subroto, atau gerai Clandys Pertokoan Udayana, kini selalu menyempatkan diri mampir di stand buah segar yang wajahnya matang siap dimakan. Mumpung kesini, ya sekalian aja. Bisa jadi kalo mau dihitung-hitung, secara harga per irisan disandingkan bijiannya jatuhnya jauh lebih mahal. Tapi itung-itung ongkos ngupas, membelah atau mengiris dan menyimpannya agar tetap segar saat dikonsumsi, rasanya ya ndak masalah apalagi pas ada bekal lebih dari sisa gaji. Lagipula hasrat untuk ngemilnya kan gak harus banyak. Namanya juga ngemil. Ngemil ini mulai dilakoni sejak Gula Darah saya melonjak setengah tahun lalu. Sisi baiknya, semua ka

Mau Pilih Rajin Absen atau Rajin Kerja ?

Gak semuanya kok yang namanya PNS itu malas ngantor dan malas kerja, apalagi kalo hanya berpatokan ke soal absensi pagi dan sore. Ada juga oknum oknum yang merasa total saat berada di lapangan, sementara merasa gak ada gunanya berada di balik meja. Disamping ya memang ada juga yang memilih rajin absensi pagi sore tapi sepanjang pengamatan ndak ada masuk ke ruangannya. Ada. dan memang gak semuanya. Tapi Ada. Aturan yang dibuat belakangan sepertinya kelak akan membuat oknum oknum yang sebagaimana kalimat terakhir diatas bakalan makin berkibar. Karena patokannya ya absensi tepat waktu pagi dan sore. Kalo telat ya siap-siap aja dipotong, bahkan katanya sih ada hitungan per menit telatnya. Wah, selamat deh. Macet Macet deh sampe siang. Lha sekarang era nya jadi tinggal milih. Mau Rajin Absen atau Rajin Kerja ? It’s all yours. Terserah kaliannya. dan dibalik keputusan itu tentu ada banyak konsekuensi yang hadir didalamnya. Para PNS yang berstatus orang tua dengan anak yang berstatus murid sd