Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2009

Welcome Kodak EasyShare C1013

Ada satu syarat mutlak yang harus dipenuhi saat saya diberikan kuasa penuh untuk memilih dan membeli kamera digital baru baik yang nantinya akan dipakai oleh kerabat, rekan kerja ataupun keperluan pribadi. Menggunakan Baterai AA sebagai pasokan daya utama. Mengapa ? Okelah, orang boleh bilang kalo kini jamannya sudah beralih ke penggunaan Baterai Lithium sehingga penampilan fisik sebuah kamera digital tak lagi gendut, malah sering dijadikan jargon penjualan ‘slim and elegant….’. Namun masalah akan muncul saat batere berada di titik sekarat penghabisan sedangkan momen masih banyak yang harus diabadikan. Dalam sekali charge sebuah batere Lithium secara defaultnya diklaim mampu mengambil gambar hingga 400 kali dengan pemakaian standar. Tanpa permainan zoom dan lampu kilat. Tidak juga termasuk dengan mengaktifkan fitur terkini yang dimiliki oleh sebuah kamera. Memang saya akui, sangat jarang orang mengambil gambar hingga ratusan kali dalam sekali event atau kejadian, tidak demikian dengan

Menggapai Kamera Digital

Salah satu alasan utama ketika pertama kali memutuskan untuk membeli dan memiliki sendiri sebuah kamera digital adalah ingin mengabadikan foto keluarga sebanyak mungkin, agar kelak saat satu persatu pergi saya tak lagi menyesalinya. Ya, ini memang satu pengalaman pribadi ketika kematian seorang sepupu sebaya di akhir tahun 2003 lalu sangat sulit mencari foto kenangan kami secara bersama, hingga untuk foto yang ditampilkan saat itu pada bade jenazah merupakan foto lima tahun sebelumnya, saat adik saya tersebut masih kurus-kurusnya. Maka tak heran begitu pertama kali saya memiliki sebuah kamera digital, hampir setiap anggota keluarga saya abadikan dalam gambar kamera dalam berbagai pose termasuk pose candid. Hehehe… Ngomongin kamera digital sebetulnya dahulu sebelumnya saya pernah memiliki sebuah kamera web Aiptek berbentuk sebuah kotak pena yang dapat diselipkan di kantong. Saya beli kisaran awal tahun 2001 dengan harga sekitar 700 ribuan. Mahal banget !!! Kemampuannya masih terbatas s

PanDe Baik merambah YouTube

Mungkin karena saking pengen tau atw malah karena merasa mubazir dengan paket koneksi unlimited Starone yang saya gunakan, dua minggu terakhir ini saya mulai mencoba-coba ikutan beberapa akun yang sebelumnya jarang saya masuki. Salah satu diantaranya adalah YouTube. Portal berbagi video yang beberapa waktu lalu kabarnya sudah dibeli oleh pihak Google tanpa mengubah namanya ini, sebelumnya hanya saya kunjungi untuk mencari beberapa file video yang saya perlukan namun tak pernah sekalipun menontonnya langsung. Ini disebabkan oleh kecepatan koneksi yang membutuhkan waktu lama untuk streaming-nya sehingga aktifitas mampir ke YouTube hanyalah untuk meng-copy url (alamat) video yang dicari untuk kemudian di-paste-kan pada kolom aplikasi YouTube Downloader, sebuah perangkat lunak yang mampu mengunduh file video yang kita inginkan hanya dengan mengandalkan url (alamat) video yang dimaksud. Keinginan ini sebetulnya sempat muncul beberapa bulan sebelumnya, terutama setelah ngobrol ngalor ngidul

High School Musical Magz NKOTB

Ingatan saya langsung melayang ke masa lalu saat membuka lembar demi lembar majalah remaja yang membahas khusus tentang sebuah film ‘High School Musical’. Dari kuis seberapa jauh pengetahuan pembaca terhadap film tersebut, cerita, kalender hingga cerita komiknya. Walo terbayang cuma sbentar, sebelum giliran periksa di sebuah praktek dokter senin pagi kmaren, rasanya seperti pernah melihatnya. New Kids On The Block. Ya, lima anak remaja yang tahun 90an lalu sempat booming dikalangan kami anak sekolahan, memiliki sebuah majalah yang kurang lebih memiliki kedok tujuan sama, mendekatkan diri dengan para fans mereka.  Jordan dan Jonathan Knight, Danny, Donny dan Joe Mc sapa tuh namanya ? Saya sendiri kendati ga’pernah mampu untuk membelinya, tapi secara rutin membacanya saat jam istirahat sekolah. Ini karena salah seorang teman kelas rajin membawanya tiap kali edisi terbaru diterbitkan dan bersedia meminjamkannya serta membaca secara bergiliran atw beramai-ramai. Dari majalah tersebut pula

Terima Kasih Indosat untuk Starone Unlimited-nya

Bisa dikatakan bagi saya pribadi kepentingan akan sebuah koneksi internet yang memuaskan pada akhirnya merupakan kebutuhan mutlak. Hal ini berlaku setelah aktifitas nge-BLoG dan juga microblogging lainnya menjadi satu rutinitas yang saya lakukan kapanpun dimanapun saya berada. Kalau mau berpaling kebelakang, satu-satunya koneksi yang paling berkesan bagi saya adalah Telkomnet Instant. Koneksi internet tanpa pembebanan tetek bengek administrasi dll. Tinggal gunakan dan bayar. Begitu simpel. Sayangnya dalam hal pembayaran atas penggunaannya gak pernah sesimpel yang saya bayangkan. Bukan hanya sekali dua saya mengalami pembengkakan biaya telepon rumah hingga angka 400an ribu rupiah setiap bulannya. Merupakan satu faktor utama mengapa dimasa muda dahulu yang namanya gaji bulanan ga’pernah bisa dialokasikan kedalam bentuk tabungan. Bukan bermaksud menyalahkan, tapi kegilaan saya pada sebuah koneksi internet saat itu sudah mulai memasuki tahap ‘addicted’ ketagihan. Rasanya ga’bakalan nyaman

Sebuah Kisah Perjalanan Penyusunan Tesis nan Nyaris berAkhir

Tepatnya pada tanggal 16 September 2008 lalu pukul 11.05 siang, kisah ini dimulai dengan penuh semangat hingga melahirkan dua konsep awal yang nantinya bakalan memegang peranan paling penting dalam sebuah kisah perjalanan penyusunan Tesis “Sistem Informasi Jalan Raya Pemerintah Kabupaten Badung” . Dua konsep tersebut adalah Konsep Pendahuluan dan Konsep Sistem Informasi itu sendiri. Dalam perkembangannya Tesis ini mengalami tiga kali perubahan besar baik ditinjau dari judul yang digunakan maupun jumlah total halaman yang dimiliki. Pada awalnya Tesis ini masih disebut sebagai ‘Konsep’ yang sedianya diselesaikan sebagai syarat mata kuliah ‘Seminar’ pada semester tiga. Saat itu isinya masih banyak yang bolong, bahkan untuk BAB III Konsep dan Kerangka Pikir dari sistem yang dimaksud belum direncanakan sama sekali. Modal nekat saja ngumpulnya. Hehehe… Adapun Judul yang saya gunakan saat itu masih sederhana, “Sistem Informasi Jalan Raya” . Perubahan Tahap Pertama saya lakukan ketika desa

Si Jago Merah Yang Mengancam

Menonton Film Indonesia adalah salah satu pengisi waktu disaat saya menunggu jadwal ujian yang tak kunjung pasti beberapa waktu lalu. Meski bukan termasuk daftar film favorit yang wajib tonton namun apa yang saya inginkan minimal alur ceritanya mudah dimengerti dan ga berbau pasaran. Maksud dari bau pasaran itu ya film lokal yang bergenre Horor ataupun yang berbau seks murahan. Maka jadilah saya memilih dua film berbeda genre, satunya komedi satunya lagi agak-agak seriuslah… Film “Si Jago Merah” menjadi prioritas pertama saya. Rasa penasaran dan kangen dengan aksi si Agus Ringgo saat bermain di “Jomblo” tak mampu terobati pada film yang ia lakoni sebelumnya “Maaf Saya Menghamili Istri Anda”. Sebuah film lokal dengan genre komedi bisa dikatakan sangat jarang membuat saya tertawa, paling banter ya senyum dikulum, itupun gak sering atw sepanjang film berlangsung. Menyimak alur cerita selama dua puluh menit pertama rupanya agak membuat saya enegh dan bisa menebak sisa kelanjutannya. Apa ya

Ketawa ngakak bersama Detroit Metal City

Ada beberapa cara yang saya lakoni untuk melemaskan urat syaraf dan pikiran pra ujian baik tahap kelayakan Tesis maupun tahap Tesis terakhir kmaren. Salah satunya adalah menonton film. Kalo pada hari-hari biasa, film yang saya tonton itu lebih banyak bertema serius ato malah yang cenderung memunculkan libido hehehe… kali ini saya mencoba film yang bertema ringan. Kebetulan tempo hari nemu satu film besutan Jepang di Warnet Suli yang adegan awalnya saya rasa ga’terlalu berat untuk dicerna… Detroit Metal City. Sumpah… Saya ga’tau kalo film ini malahan bertema komedi. Jauh dari pikiran saya yang menyangka kalo film ini merupakan cerita pendek layaknya film-film remaja Korea. Yang ada malahan saya ketawa ngakak dan akhirnya berubah jadi cekikikan setelah ditegur Istri, itu setelah si kecil MiRah nangis terkejut akibat ketawa lepas saya tempo hari. Beneran kok, gila banget ni film… Ceritanya berkisah tentang seorang remaja Jepang pedesaan bernama Negishi yang merantau ke kota melanjutkan se

7 Langkah Persiapan menuju Penyusunan Tesis

Bagi sebagian besar mahasiswa Pasca Sarjana di angkatan saya bisa dikatakan Tesis merupakan momok paling memberatkan ketimbang tugas-tugas kuliah pada semester sebelumnya. Hal ini saya katakan demikian karena hingga batas akhir semester keempat kemarin, hanya 3 (tiga) orang saja yang mampu lolos dari 28 (dua puluh delapan) orang mahasiswa yang terdaftar dalam satu angkatan. Kenapa sangat memberatkan, mengingat waktu yang dimiliki oleh setiap mahasiswa setiap harinya ga’cukup diprioritaskan hanya untuk memikirkan Tesis saja. Bagi yang memiliki pekerjaan utama, ya harus tetap konsisten pada pekerjaannya agar dapur tetap ngebul dan ada biaya spp untuk kuliah semesteran berikutnya. Bagi yang sudah berkeluarga tentu saja memerlukan waktu luang untuk bisa menjalani kehidupan berkeluarga yang baik. Kondisi ini sangat jauh berbeda dibandingkan dengan saat penyusunan Skripsi, dimana rata-rata yang bersangkutan berada dalam posisi lajang, masih merupakan tanggungan kedua ortunya  apalagi kalo bl

Sebuah Kisah Awal tentang Penyusunan Tesis

Ada beberapa perbedaan mendasar yang saya lakukan pada saat mengambil langkah-langkah awal untuk penyusunan Skripsi dengan penyusunan Tesis. Bisa dikatakan kalo dulu saat saya melakukan persiapan penyusunan Skripsi, perbandingan antara penggunaan kemajuan teknologi informasi dengan cara konvensional bisa dikatakan berkisar 75:25. Sebaliknya saat persiapan penyusunan Tesis malah perbedaan jauh lebih ekstrem, berkisar 95:5. Kenapa saya katakan begitu ? Kalo ndak salah untuk penyusunan skripsi dahulu itu, saya mengambil tema Pengembangan Kantor Jasa Taksi yang kemudian mengharuskan saya bolak-balik melakukan survey data ke beberapa kantor jasa Taksi yang ada di Kota Denpasar antara lain Blue Bird (taksi biru), Pan Wirthi (taksi hijau), Komotra (taksi merah marun) dan dua lainnya yang saya lupa namanya, taksi oranye dan taksi putih. Untuk mencari referensi pustaka pendukung saya bolak balik menuju Perpustakaan Daerah yang ada di jalan Teuku Umar dan juga Perpustakaan Kabupaten Badung di de

Terima Kasih untuk DOA dan Semangatnya

…Kamis 13 Agustus 2009 pukul 13.30 siang, saya dinyatakan telah lulus ujian ke-3 untuk penyusunan Tesis dengan judul “Sistem Informasi Jalan Raya Pemerintah Daerah Kabupaten Badung Untuk Mendukung Pengembangan e-Government” Tidak ada sorak sorai, tidak ada kegembiraan yang berlebihan, tidak ada teriakan keberhasilan… Semua ini saya terima dengan rasa syukur, haru karena akhirnya bisa jua melewati hal yang barangkali cukup lama menjadi beban pikiran satu semester terakhir. Hal ini tak lepas dari Doa dan Semangat yang diberikan oleh Istri dan putri kecil kami, Keluarga saya dan Keluarga Istri, hingga teman-teman yang dengan setia memberikan support mereka baik secara langsung maupun melalui SmS, email, komentar BLoG, akun FaceBook dan tentu saja mailing list Bali Blogger. Tak lupa bantuan penuh dari rekans2 Bali Orange Communications yang tiada henti merevisi hal-hal yang saya pinta dalam tiga bulan terakhir ini. Untuk Mas Hendra , Arip Yulianto , Viar , Didi dan Komang, saya ucapkan

Undangan Terbuka menuju ke www.binamargabadung.com

Dear Rekans, untuk kali kedua saya menyambangi Rekans semua, memohon kesediaannya mampir sebentar ke alamat berikut : http://www.binamargabadung .com/ sebuah implementasi hasil Tesis yang saya susun dengan judul “Sistem Informasi Jalan Raya Pemerintah Daerah Kabupaten Badung Untuk Mendukung Pengembangan E-Government” . Adapun Tesis ini saya susun berangkat dari kesulitan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang sebetulnya dapat dipublikasikan secara bebas, namun dalam kenyataannya seperti yang sudah kita ketahui bersama, ada yang disalahgunakan dengan memungut bayaran atas jasa pemberian informasi, ada yang kesulitan untuk menemui si pemegang data (lantaran jam kerja yang “irit” setiap harinya), ada juga yang harus mengikuti birokrasi berbelit untuk bisa mendapatkannya. Tak jarang pula data atau informasi yang dibutuhkan tidak dapat ditemukan dalam waktu yang singkat, bisa jadi karena sistem pendokumentasian informasi yang buruk. Sehingga muncul Pemeo “Jika masih bisa dipersulit, k

KECOA PEMBANGUNAN by WS RENDRA

Kecoa Kecoa Pembangunan salah dagang banyak hutang tata bukunya ditulis diawan tata ekonominya ilmu bintang Kecoa… Kecoa… ke..co..a * Dengan senjata monopoli menjadi pencuri Kecoa… Kecoa… ke..co..a * Dilindungi Kekuasaan merampok negeri ini Kecoa… Kecoa Pembangunan * Ngimpi ngelindur disangka pertumbuhan Hutang pribadi dianggap hutang bangsa Suara dibungkam agar dosa berkuasa Kecoa… Kecoa… ke..co..a * Stabilitas… Stabilitas… katanya… Gangsir Bank… Gangsir Bank… kenyataannya… Kecoa… Kecoa… ke..co..a * Keamanan… Keamanan… katanya… Marsinah terbunuh.. Petani digusur.. kenyataannya… Kecoa Pembangunan Kecoa Bangsa dan Negara lebih berbahaya ketimbang rajasinga lebih berbahaya ketimbang pelacuran Kabut gelap masa depan Kemarau panjang bagi harapan Kecoa… Kecoa… ke..co..a * Ngakunya konglomerat, nyatanya macan kandang Ngakunya bisa dagang, nyatanya banyak hutang Kecoa… Kecoa… ke..co..a * Paspornya empat kata buku dua versi Katanya pemerataan nyatanya monopoli Kecoa… Kecoa… ke..co..a * *Puisi

Selamat Jalan Rendra

Belum kering tanah merah yang menutupi jasad Mbah Surip , kabar mengejutkan saya terima hari jumat pagi lalu. Sobat kental Mbah Surip, Willibrordus Surendra Broto Rendra yang lebih dikenal dengan nama WS Rendra meninggal kamis sekitar pukul 10-an malam… Indonesia telah kehilangan dua orang seniman besar dalam waktu yang tak kurang dari seminggu… Seperti halnya keberadaan Mbah Surip, tak banyak yang saya tahu tentang kisah hidup sang maestro kendatipun namanya telah saya kenal sejak tahun 1990-an dulu. Masih tak jauh-jauh dari kiprah idola sepanjang masa Iwan Fals , Beliau saya kenal pertama kali melalui album sang Legenda “Ethiopia” dimana salah satu tembang yang ada didalamnya berjudul “Willy”. Belakangan saya baru mengetahui kalo yang dimaksud dengan  ‘si anjing liar, si kuda binal dan si mata elang dari jogyakarta’ itu adalah WS Rendra . Kemudian menyusul dari bengkel musik Kantata besutan lima tokoh al. Setiawan Djody, WS. Rendra, Iwan Fals, Sawung Djabo dan Jockie S . Dari sep

Andai ia masih hidup, barangkali kita akan terus melupakannya

Kematian itu bisa datang kapan saja, dan setiap kali datang, tak seorangpun yang mampu memintanya untuk menunggu, membuat setiap orang yang dihampiri akan berlalu seiring waktu… Berita kematian Mbah Surip , salah satu artis musik endatang baru yang melesat bak komet membuat ramai semua pihak yang mengenalnya, yang pernah dekat sampai yang baru ngeh dengan keberadaannya. Media televisi penuh dengan pemberitaan yang dikulik dari berbagai sisi. Media cetak harianpun tak kalah ramai menaikkan liputan dan kenangan rekan-rekannya saat si Mbah masih hidup dahulu. Seakan tak mau ketinggalan, masyarakat biasa pun ikut-ikutan meng-update status facebook mereka plus blog dengan rasa bela sungkawa ikut prihatin atas kejadian selasa lalu. Saya adalah salah satunya. Setelah kepergiannya barulah publik bertanya-tanya, siapa sebenarna Mbah Surip. Barulah orang-orang yang mengenalnya, pernah dekat atau baru ngeh dengan keberadaannya mulai berkomentar, berlomba-lomba mengungkapkan pada publik tentang ke

Mbah SuRip dinyatakan Meninggal Dunia

Rasanya baru kemaren saya mengunduh video Tak Gendong versi original -nya di YouTube, dan menertawakannya lantaran lirik lagu yang sederhana berulang hingga akhir. Tawa saya makin menjadi ketika mengunduh beberapa video si Mbah dalam versi LIVE-nya, ternyata emang aslinya badung. Gak butuh waktu lama untuk memperkenalkan lagu anehnya tersebut pada putri kecil saya. Bahkan kini ia sudah fasih menirukan akhiran kata yang Mbah Surip lantunkan dengan warnanya yang khas. Kami pada awalnya menganggap musik dan lagu ala Mbah Surip gak layak diperdengarkan hanya sebagai selingan dan lucu-lucuan, seketika berubah jadi lagu wajib lantaran MiRah selalu meminta pada siapapun yang ditemuinya diruang Teve, untuk memutarkan video ‘Tak Gendong’ dengan suaranya yang khas. “Dong…” Saya pribadi akhirnya malah menyukai video versi originalnya ketimbang versi baru yang jauh lebih pendek dan gak greget. Mungkin lantaran ada model sexinya. Hehehe… Terlepas dari kisah siapa Mbah Surip yang kabarnya lama ting

Ketika Semangat itu Mulai Pudar

Terkadang saya merasa kecil hati, saat segala sesuatu tidak dapat berjalan dengan baik, tidak berjalan sesuai rencana atau tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan… Bisa dikatakan pasca ujian ke-2 tanggal 15 Juli lalu, bara api yang dahulu pernah ada secara perlahan mulai menghilang… Apa yang dikatakan oleh salah seorang Dosen Penguji saya waktu itu rupanya sangat menghujam dada saya tepat dititik vitalnya. Membuat saya shock atas semua penilaian yang BeLiau berikan atas semua hasil pekerjaan selama hampir enam bulan terakhir ini. Membuat saya hampir saja kehilangan semangat yang dahulu pernah menderu-deru setiap harinya… Semangat itu kelihatannya sudah mulai pudar… namun tetaplah saya berharap itu semua takkan lama…