Skip to main content

Ketawa ngakak bersama Detroit Metal City

Ada beberapa cara yang saya lakoni untuk melemaskan urat syaraf dan pikiran pra ujian baik tahap kelayakan Tesis maupun tahap Tesis terakhir kmaren. Salah satunya adalah menonton film. Kalo pada hari-hari biasa, film yang saya tonton itu lebih banyak bertema serius ato malah yang cenderung memunculkan libido hehehe… kali ini saya mencoba film yang bertema ringan. Kebetulan tempo hari nemu satu film besutan Jepang di Warnet Suli yang adegan awalnya saya rasa ga’terlalu berat untuk dicerna…

Detroit Metal City. Sumpah… Saya ga’tau kalo film ini malahan bertema komedi. Jauh dari pikiran saya yang menyangka kalo film ini merupakan cerita pendek layaknya film-film remaja Korea. Yang ada malahan saya ketawa ngakak dan akhirnya berubah jadi cekikikan setelah ditegur Istri, itu setelah si kecil MiRah nangis terkejut akibat ketawa lepas saya tempo hari. Beneran kok, gila banget ni film…

Ceritanya berkisah tentang seorang remaja Jepang pedesaan bernama Negishi yang merantau ke kota melanjutkan sekolah sekaligus impiannya menjadi remaja yang gaul dan trendy. Dengan bekal kemampuan sebagai musisi gitar bolong ia bertekad menjadi seorang musisi profesional yang mengusung tema ‘No Music – No Dream’. Apa daya, yang terwujud malahan berbeda dari harapan. Hehehe…

Kendati sang remaja Negishi tetap berada pada jalur musik, namun aliran yang ia capai tidak sesuai dengan keinginannya. Death Metal sebuah aliran varian dari Heavy Metal, yang berkisal tentang kematian, setan, neraka dst. He… -mencomot translate pengantar film-

Melahirkan seorang tokoh musisi yang berpengaruh dengan julukan ‘Krauser’, seorang vokalis sekaligus pimpinan grup band DMC –Detroit Metal City, sang remaja Negishi dengan terpaksa menjalani dua peran yang berbeda dalam hidupnya. Dalam keseharian ia tetap seorang remaja yang mengagungkan trend sebaliknya diatas panggung ia menjelma menjadi setan yang siap mencabik-cabik pemujanya.

Yang membuat saya tertawa ngakak adalah saat ia bersua dengan gadis cantik seorang teman lamanya dan mengajaknya kencan diwaktu yang sama dengan jadwal manggung grup band DMC. Jadilah si remaja bolak balik “tempat kerja” yang ia akui pada si gadis menuju café tempat mereka berkencan. Makin memperparah keadaan, kata-kata yang ia ucapkan jadi ketuker-tuker, apa yang harusnya ia katakan didepan para pemujanya malah terlontar didepan si gadis. Lengkap deh…

Bisa dikatakan secara keseluruhan ni film konyol banget. Jadi mengingatkan saya pada masa lalu, tepatnya masa muda. Dimana saat itu lagi suka dengan musik headbanging –kontes cuci rambut- memuja grup musik cadas macamnya Obituary, Napalm Death, Dimmu Borgir dan tentu saja Sepultura. Sebaliknya disisi lain saya juga seorang penyuka Kenny G dan lagu oldies lainnya. Hwahahaha…

Satsugai !!! Satsugai !!!

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian