Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2018

525K Jungle Challenge

Tercapai juga. 500 ribu langkah selama bulan Maret. Upaya memenuhi tantangan Jungle Challenge dari aplikasi Samsung Health, yang dilakoni sejak awal kemarin. 31 hari terlewati menghasilkan jumlah yang fantastis setidaknya secara pribadi, hingga 525 ribu langkah dalam waktu satu bulan penuh. Pencapaian ini tentu saja jauh melampaui target awal yang hanya berupaya mencapai langkah 300 ribuan saja. Patut diapresiasi tentu. Namun demikian, apakah kelak ini akan menjadì target minimal tantangan di bulan depan ? He… tidak pastinya. Adalah Desert Challenge . Tantangan Global bulan depan. Sudah siap diikuti sedari hari minggu besok. Target awal masih tetap, menaikkan langkah minimal harian dari 6000 menjadi 10000. Itu saja sudah susah dipenuhi jika hari kerja. Jadi, ayo tetap semangat untuk berolah raga. Sampai jumpa besok.

Ada Hikmah di Balik Kurang Kerjaan

Satu triwulan sudah berlalu. Pekerjaan yang diemban makin kesini makin terasa sepi. Waktu luang jadi semakin banyak. Jabatan tambahan sebagai PPK sudah tidak lagi dipanggulkan ke pundak. Kegiatan yang diwenangkan pun tidak ada rupa fisik maupun konsultansi. Hanya verifikasi dan survey lapangan, lalu menyampaikan draft rekomendasi kepada pimpinan dan bupati. Selesai. Meski kesibukan saat berhadapan dengan desa dan masyarakatnya cukup menyita waktu dalam kurun tertentu, namun tekanan yang ada jauh berbeda. Tak ada lagi makian dan caci ketidakpuasan, pula sms dengan bahasa tak sopan. Tak ada pula komplain tengah malam atau pemanggilan menghenyakkan pikiran dari aparat. Semua sirna seiring alphanya penugasan itu. Aktifitas berkurang, rejeki pun berkurang. Minimal hari segi honor yang kali ini rupanya mengadopsi pola yang berbeda. Jika dahulu hanya diberikan untuk 1 paket pekerjaan, sebanyak apapun jumlah yang dibebankan, kini sepertinya lebih manusiawi dan tentu menggiurkan. Dibayar penuh

Nagih

Ada jeleknya juga saya memaksakan diri untuk meluangkan waktu buat berolahraga saban hari selama setengah hingga satu jam, jadi makin lama khusus di hari libur. Karena begitu bertemu hari kerja, untuk menyempatkan diri bergerak dari tempat duduk kok ya rasanya sulit. Dan kalo sudah begini, macam orang kecanduan saja rasanya. Nagih… Badan jadi kaku, kaki kaki pun jadi berat untuk melangkah cepat. Efeknya ya nggak nyaman. Apalagi yang namanya hari kerja ada 4 hari berturut-turut dengan durasi panjang. Pagi hingga sore hari. Pagi, rasanya sudah gak mungkin meluangkan waktu buat berjalan-jalan. Meski bangun tidur di angka empat, usai mandi, tugas harian sudah menunggu. Ngayah ke ida betarane lan memandikan bayi-bayi cantik nan mungil itu. Setelahnya langsung berkemas dan cuss berangkat kerja. Berhubung jam absen pagi kini sudah diperketat. Sedang sore, sepulang jam kantor, musti absen minimal tepat waktu. Kalo enggak, siap-siap saja potong tunjangan. Meluncur jalan pulang, musti mampir ke

Memecah Rekor Catatan Sendiri 'My Personal Best Samsung Health'

Demi mengisi waktu luang saat perayaan Nyepi kemarin, saya sempat menurunkan postingan Memecah Catatan My Personal Best Samsung Health yang isinya berhasil mencatatkan rekor terjauh 9 KM dan terlama aksi jalan kaki cepat yang baru dilakoni dua bulan terakhir ini. Esok harinya, 18 Maret 2018 kembali pecah ke jarak 11,3 KM dan catatan waktu 2 Jam lebih dikit. Itupun sudah merasa edan, capeknya luar binasa. Mengambil jalur dari rumah Tainsiat, ke patung Catur Muka, Gajah Mada, Pemecutan, belok ke timur arah Suci, ke selatan arah Matahari, lalu menyusuri sisi selatan Lapangan Renon, balik ke Yang Batu trus pulang. Eh baru juga lewat seminggu, Catatan My Personal Best aplikasi Samsung Health sudah dipecahkan kembali menjadi 14,5 KM dan catatan waktu hampir 2,5 jam. Edun bener dah hari minggu kemarin itu. Gak ada planning mau mecahin rekor sejauh itu, hanya nambah sedikit rute dari yang sebelumnya. Yaitu mengitari lapangan alun-alun Kota Denpasar 2 kali dan juga lapangan alun-alun Renon 1,5

Bila Ayah Tiada, Bila Ibu Tiada

Sesaat usai aktifitas rutin Senin Pagi kemarin, kabar menghenyakkan datang dari rumah sebelah. Bu Kadek, istri dari alm.PakMan Panji meninggal dunia setelah lama dirawat di RS Sanglah. Saya lupa sakit apa yang ia derita. Kabar duka ini cukup membuat saya shock, berhubung baru tiga tahun lalu, suami yang bersangkutan meninggal dunia akibat serangan jantung. Keluarga ini meninggalkan empat anak remaja dengan status masih bersekolah. Seketika mengingatkan saya pada dua buku kecil yang dibeli tempo hari. Bila Ayah Tiada, Bila Ibu Tiada Dua buku dengan tema serupa ini berisikan sejumlah cerita kenangan tentang sosok Ayah dan Ibu saat mereka masih ada. Cukup menyentuh, ketika kita membacanya, mengingatkan pada kedua sosok orang tua yang sudah jauh meninggalkan. Namun betapa beruntungnya saya ketika dua sosok tadi masih ada dan dalam keadaan sehat. Kehilangan dua sosok yang selama ini kita kagumi, tentu akan membawa sejuta rasa kepada mereka yang ditinggalkan. Rindu bahkan rela membayar sebe

Kiat Merawat dan Menyimpan Baju Batik Agar Selalu Seperti Baru

Baju batik memang selalu istimewa dan disukai banyak orang. Beberapa tahun belakangan ini, variasi batik semakin beraneka ragam bagi semua kalangan usia. Kita pasti mudah tertarik dengan batik yang bergaya kekinian seperti blouse batik wanita yang sesuai dengan selera. Baju-baju batik yang sudah kita miliki harus dirawat dengan telaten agar selalu tampak seperti baru. Soal urusan merawat dan menyimpan baju batik, kalian gak usah bingung deh, karena berikut Kiat-kiat praktis yang bisa membantu kita merawat baju batik semaksimal mungkin. Disimak yuk. Memisahkan Baju Batik Terlebih Dahulu Alangkah lebih baik bila kita memisahkan baju batik yang akan dicuci. Jangan biarkan baju batik bercampur dengan pakaian lain. Sebab hal tersebut membuat baju batik rentan luntur. Jika warna air mulai berubah saat mencuci batik, jangan gunakan air tersebut untuk mencuci pakaian lain. Dengan demikian, baju batik akan kembali bersih dan bebas risiko kelunturan. Cara Mencuci Batik Tulis dan Batik Cap Batik

Mengejar Target 500 Ribu Langkah Bulan Maret, Yakin ?

Di awal Bulan Maret lalu, sempat menurunkan postingan soal Tantangan Baru Global Challenge Samsung Health yang diberi tajuk Jungle Challenge , dengan target pencapaian awal di kisaran 200 ribu langkah dalam waktu satu bulan kedepan. Namun mengingat bulan Februari sebelumnya, saya berhasil mencatatkan langkah sebanyak 300 ribu untuk Spa Challenge yang dilakoni dalam waktu 20an hari saja, maka target awal pencapaian langkah versi sendiri di bulan Maret pun ditentukan sebanyak 10 ribu langkah setiap harinya . Atau sekitar 310 ribu langkah jika ditotal. Minimal. Namun melihat antusiasme gerak badan yang dilakoni selama bulan Maret dengan target minimal tadi, hingga hitungan hari yang tersisa tinggal 5-6 hari lagi sudah mencapai 435 ribu langkah, sepertinya bolehlah jika di akhir bulan ini saya berandai-andai untuk target pencapaian hingga 500 ribu langkah. Rasional gak ya ? Secara hitungan matematis sih, sisa langkah untuk mencapai target 500 ribu ya sekitaran 65 ribu langkah lagi. Yang

Mumpung Sehat, Ayo Semangat Olah Raga

Minimal sekali kalo pas Hari Kerja, atau paling ndak ya tiga kali lah pas Hari Libur. Eh, ini bukan soal main ke Stadium Jakarta yang ditutup Pak Ahok tempo hari loh Mas… tapi soal frekuensi per hari agenda Jalan Kaki, jalan cepat tepatnya. Olah Raga kalo istilah kerennya. Keputusan diatas saya ambil pas ada kawan kantor yang banyak nanya, soal aktifitas rutin yang saya coba jalani dua bulan terakhir. Jalan kaki, jalan cepat. Sebagai olah raga di kala senggang. Ya ndak heran juga kalo berefek langsung pada semangat bloggingnya. Jauh berkurang. Eh… Sebelumnya, target olah raga harian masih mengacu ke standar Samsung Gear S3, jam tangan pintar yang mengatur 6000 langkah per harinya. Namun ketika kejadian gula darah berada tinggi diatas awan, target ini jadi bertambah. Minimal 10ribu langkah pas Hari Kerja, dan 15 hingga 20ribu langkah pas Hari Libur. Lengkap sudah… Selain memang mensyaratkan adanya keringat setiap kali melakukan aksi jalan cepat ini, rupanya baru mengucur kalo sudah berj

Dilema Pesanan GoFood Babang GoJek

Pagi-pagi di hari suci Pagerwesi usai olah raga, ceritanya nih langsung nyambangi KFC Persimpangan Nangka buat ambil paket kupon bazaar 2 pcs yang kampretnya memang ndak boleh melewati Drive Thru. Jadi antre depan display, dibelakang Babang GoJek yang lagi menunggui ponselnya dipake Babang KFC buat menghubungi Klien. Setelah ngomong sepuluh menitan, ponsel pun dibalikin, dan Babang GoJek diminta nunggu di meja dan Babang KFC memproses pesanan Klien. Aksi begini bagi Klien pemesan GoFood sebenarnya sudah lumrah. Apalagi kalo tingkat pesanannya masuk kategori ‘Tidak Jelas’, maka kewajiban Babang GoJek lah yang memperjelas atau memastikan sebelum melakukan pemesanan ketimbang Klien kecewa dan memberi Bintang Satu. Cuma masalahnya, sepengetahuan saya sih yang namanya pulsa telepon milik si Babang GoJek yang digunakan sebagai sarana untuk memperjelas atau memastikan pesanan tadi, rasanya tidak termasuk dalam uang jasa yang dimintakan dalam sistem kepada si konsumen. Babang GoJek yang saya t

Memenuhi Janji yang Tak Harus Ditepati

Alarm pada ponsel nyaring berdering memenuhi ruangan. Tangan ini sigap mematikan karena sadar pagi ini masih dalam suasana Nyepi. Tentu saja akan terdengar sampai ke jalan raya jika ini dibiarkan. Hari Minggu Pagi. Gak terasa, Nyepi sehari sudah terlewati semalam. Tanpa beban, Tanpa cela. Setidaknya hingga saat tulisan ini diPublikasi. Namun bukan Tanpa Cerita. Karena Cerita kali ini, bisa dikatakan mampu Memenuhi Janji yang secara sepihak dilontarkan sebagai resolusi mengisi waktu luang sepanjang hari. Tanpa makian atau keluhan di dunia maya. Meski tak sepadan antara kuantitas dengan kualitas per tulisannya. Jadi mohon abaikan apa yang tersampaikan didalamnya. Toh itu tidak termasuk dalam Janji tadi. Aktifitas akan lanjut sebagaimana biasa. Tugas mebanten pekideh, memandikan anak-anak, atau berolah raga pagi, kelihatannya bakalan jadi agenda hari ini. Yang bertambah agaknya perayaan Ulang Tahun si sulung Mirah yang tak ingin dilakukan meriah, hanya sebatas keluarga kecil, dan juga har

Intermezzo Malam saat Nyepi

Untuk ketiga kalinya si bungsu Ara, putri kecil kami mendatangi kamar tidur dimana saya terbaring menonton film Chef usai makan malam, dan mengatakan ‘Ara ndak bisa liat bapak…’ Tampaknya dia mulai merasakan gelapnya malam saat Nyepi tahun ini. Seperti biasa, satu-satunya lampu yang memang dibiarkan masih menyala hanyalah kamar tidur neneknya yang selama ini digunakan oleh si bungsu Ara dan si sulung Mirah. Sudah sejak lama mereka berdua tak lagi mau tidur bareng kedua orang tuanya, dan memilih tidur dengan nenek di kamar tengah. Kami biarkan berhubung masih memiliki bayi yang belum paham apa-apa soal Catur Brata Penyepian, dan itu diijinkan secara adat. Sementara di luaran, tak satupun nyala lampu yang tampak sejauh mata memandang. Sejak memiliki anak, praktis saat malam menjelang saban hari raya Nyepi, saya lebih memilih masuk kamar, menemani mereka hingga tertidur. Beda jauh saat masih berstatus lajang, lebih suka keluyuran di jalanan malam hari bersama sepupu ke kantor desa yang ja

Heningnya Nyepi Tanpa Dunia Maya

Langit yang tadinya cerah benderang, kini sudah beranjak menjelang sore. Suasana rumah dan lingkungan masih sama. Terasa sunyi dan sepi. Kicauan burung yang tadi pagi ramai terdengar, berganti dengan obrolan canda para sepupu di bale bali. Hari biasa tak akan pernah sejelas ini dari jauh. Kaki masih melangkah satu demi satu. Menyusuri permukaan paving natural halaman rumah yang kini sudah mulai berdebu. Tertutup tanah juga lumpur pasca hujan seharian kemarin. Mengering menyisakan lapisannya yang kotor pada kedua telapak kaki ini. Perayaan Nyepi tahun ini jauh lebih hening. Bisa jadi lantaran sebagian besar operator internet membunuh jaringan mereka dalam satu hari penuh sejak pagi. Membuat dunia maya seakan kosong tak berdaya. Tak terlihat lagi pembagian informasi provokasi Nyepi sejauh ini. Pula makian demi makian atas ketidakpuasan larangan aparat desa setempat, yang diunggah ke media sosial. Warga Bali tampaknya jauh lebih menikmati Tahun Baru Caka 1940 ini. Setidaknya demikian yang

Onet, Membunuh Waktu Perayaan Nyepi Tanpa Internet

Salah satu keluhan terbesar netizen yang berdomisili ataupun berlibur di Bali saat perayaan Nyepi tahun ini adalah ketiadaan Internet. Keputusan Kominfo atas dasar usulan dari PHDI beberapa waktu lalu rupanya didukung penuh oleh sejumlah besar operator internet tanah air, utamanya dalam kaitan jaringan telekomunikasi. Maka lengkap sudah penderitaan mereka yang sebelumnya sudah sangat berkeberatan dengan adanya empat larangan sebagaimana tertuang dalam Catur Brata Penyepian, kini ditambah pula dengan Amati Internet. Tidak bisa Update Status, berbagi Swa-Foto, selfie di jalanan, atau bahkan War antar pejuang Mobile Legend. Tak tampak lagi kerumunan anak-anak di pojokan rumah sambil menggenggam ponsel dan menatap lekat layar gawai masing-masing. Berganti dengan tiduran sepanjang hari setelah lelah mengarak ogoh-ogoh semalam suntuk. Kalian yang tidak termasuk pada golongan diatas, sudah ngapain saja seharian ini ? Menonton film di layar pc, bercengkrama dengan keluarga sambil memandangi ce

Konsumsi Tuak dan Konsekuensinya

Nyaris empat puluh tahun hidup dan beraktifitas, baru dalam setahun terakhir ini berani membawa pulang miras dan menyimpannya dalam kulkas, serta dinimati secara terang-terangan di rumah sendiri. Efek pergaulan di luar rumah memang terasa bedanya. Tapi eits, jangan Negatif Thinking dulu kawan. Miras atau minuman keras yang saya bawa ini tentu bukan miras sembarangan apalagi oplosan. Bukan pula minuman campur sari yang ditambah-tambahi gerusan obat nyamuk bakar atau rendaman pembalut wanita. Ini Tuak. Tuak adalah Nyawa. He… kurang lebih begitu nyanyian lokalan Bali yang lagi ngeTrend selama setahun terakhir. Hasil kolaborasi genjekan semeton kangin, melahirkan theme song baru bagi kalangan anak-anak muda Bali peminum Tuak, yang kalau tidak salah, mengambil nada teriakan ole ole ole sepak bola dunia. Tuak sendiri dari info yang saya baca adalah minuman hasil fermentasi dari pohon jaka atau aren yang banyak ditanam penduduk desa, utamanya di Desa Sibang Gede atau Desa Taman, Kecamatan Abi

24 Jam Tanpa YouTube, Perayaan Nyepi di Bali

Kalian yang berdomisili dan liburan menikmati Nyepi di Bali, apa kabarnya hari ini ? Sudah dapat main kemana saja sejak pagi ? Ditinggal tidur siang sejam lamanya, akhirnya rencana Pemutusan Jaringan Internet di Bali, jadi juga dilaksanakan. Setidaknya pada jaringan yang kami gunakan sejauh ini di rumah. IndiHome. Padahal sejak pagi tadi, koneksi masih aman lantjar djaja. Dipakai unduh majalah oke, dipake YouTube-an oleh anak-anak pun Nevermind. Aman… Tapi apa kata Dunia saat bangun dari tidur pasca menenggak dua gelas Tuak usai olah raga tadi, Internet mendadak hilang dan jaringan dua arah berganti menjadi tanda seru ? Biarkan saja. Selow… Toh juga anak-anak, pangsa pasar pengguna utama halaman YouTube di gawai mereka masing-masing, sudah diinfokan dari jauh-jauh hari sebelumnya. Bahwa Pak YouTube pada Hari Raya Nyepi besok gak bakalan bisa dipake, karena Internetnya Capek. Done. Selesai sudah. Mereka paham, dan nggak ada rewel sejak pagi tadi hanya karena ndak bisa menonton video Upi

Pelaksanaan Nyepi dan agenda Pemutusan Internet di Bali

Salah satu pertimbangan khusus yang diambil oleh PHDI dibalik rencana dan usulan pemutusan jaringan Internet kepada Kominfo dan sejumlah operator jaringan telekomunikasi di Bali pada pelaksanaan Hari Raya Nyepi tahun ini adalah untuk mencegah polemik yang ditimbulkan di dunia maya, dari orang per orang yang tidak puas dengan pemberlakuan Catur Brata Penyepian sebagai budaya seluruh Umat Hindu di Bali. Ketidakpuasan mereka biasanya diunggah melalui status akun media sosial FaceBook yang memang belakangan makin lumrah digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat bahkan anak ABeGeh tingkat eSDe sekalipun, yang secara nalar bisa jadi belum paham, mana yang pantas diumbar secara luas, mana yang hanya untuk konsumsi pribadi. Meski yang namanya pembatasan umur minimal 13 tahun sudah ditetapkan oleh pihak FaceBook. Tetap saja bisa ditembus dengan mudah. Bagi sebagian besar pengguna Internet di Bali tentu saja hal ini menimbulkan pro dan kontra. Ada yang setuju, ada juga yang sebaliknya. Namun ada

Resolusi Nyepi dan 10 Postingan Blog hari ini

Untuk sesaat disela aktifitas olah raga pagi, saya jadi ingat satu gambar capture salah satu akun IG, yang lupa disimpan di ponsel mana, menceritakan perbedaan kapasitas isi pikiran dengan banyaknya perkataan yang dapat diungkap. Hal ini cukup menggelitik mengingat kebenaran akan fakta yang ada. Kita memang jarang membicarakan hal yang kita pikirkan selama ini. Bagaimana jika kalian adalah seorang Blogger ? Seperti saya misalkan ? Cukup menarik. Mengingat Blogger sejatinya sangat jarang berkata-kata, namun sebaliknya mampu menuangkan kata dan pikiran dalam bentuk tulisan atau kalimat. Satu hal yang saya tekankan kemarin malam saat ngeTwit, adalah ‘masih banyak hal yang bisa dilakukan saat Nyepi, meskipun harus mengikuti aturan yang berlaku dalam Catur Brata Penyepian. Termasuk didalamnya rencana pemblokiran Internet untuk wilayah Bali.’ Terkait dengan hal diatas, dalam Nyepi kali ini, sebagai seorang Blogger, salah satu hal sederhana yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan waktu luang y

Berolah Raga Pagi di Hari Raya Nyepi, 10K Langkah, 100 Menit Exercise

Lumayan juga. Berkeliling berkali-kali di halaman rumah hingga natah merajan selama 40 menitan lebih secara konstan, target pencapaian harian yang saya set pada aplikasi Samsung Health bisa tercapai dengan baik. Hal ini sekaligus menganulir pendapat saya di postingan sebelumnya yang agak meragukan aktifitas rumahan selama Hari Raya Nyepi, minim aksi dan keringat. Nyatanya tidak. 10 Ribu langkah dan 100 Menit Exercise. Gak disangka, bisa terwujud. Itupun masih ditambah panas matahari pagi dengan vitamin D-nya. Lumayan bukan ? Padahal demi mengantisipasi sedikit gerak badan dan langkah yang bisa dilakoni pada Hari Raya Nyepi hari ini, saya mencoba menebusnya sehari kemarin dengan berjalan dua kali lipat target harian, yaitu 10 K langkah. Tapi nyatanya, semua bisa dilakukan dengan baik tanpa harus melanggar salah satu dari empat brata penyepian hari ini. Kalo kalian, sudah melakukan apa hari ini ?

Memecah Catatan My Personal Best Samsung Health

‘Sebenarnya hari ini jadi waktu yang bagus buat berjalan-jalan hingga ke banjar, mumpung lalu lintas sepi…’ celetuk sepupu saat melihat saya mengelilingi halaman rumah dari pintu pagar depan hingga natah merajan. ‘Gile lu Ndrok…’ Terbiasa melakoni rutinitas pagi juga sore untuk berjalan kaki dengan cepat, membuat badan jadi terasa kaku gegara belum sempat ditempa sejak tadi. Sementara aktifitas sesempatnya macam begini, cukup menyulitkan ruang gerak berhubung tak leluasa meregangkan badan. Mencatatkan aktifitas fisik dengan bantuan aplikasi Samsung Health secara manual ataupun otomatis, memberikan gambaran pencapaian harian kita secara berkala. Saya masih ingat catatan terbaik saya di bulan lalu untuk jarak terjauh yang pernah ditempuh sekitar 6 km-an, tepatnya saat berjalan hingga wilayah Cerancam dan Benculuk, sabtu pagi beberapa waktu lalu. Terpecahkan dengan pencapaian hingga 9 km-an, saat dibawa keliling kota Denpasar dari Gerenceng hingga Renon. Yang unik, rasa capeknya jadi tid

Rahajeng Nyepi Caka 1940 lan Saraswati

Menyelesaikan tugas atau kewajiban di pagi hari, tepat pukul 6 sudah menjadi hal yang biasa dilakoni selama beberapa tahun terakhir. Menggantikan istri juga ibu untuk menghaturkan banten canang sehari-hari hingga kali ini Nyepi Caka 1940 yang jatuhnya berbarengan dengan hari suci Saraswati. Kami umat Hindu disarankan untuk dapat menyelesaikan proses atau ritual persembahyangan pada pukul 6 pagi, untuk selanjutnya masuk ke tahap melaksanakan tapa brata penyepian. Ada yang kurang tentu saja. Hari ini berhubung salah satu dari empat catur brata penyepian, melarang kami untuk bepergian ke luar rumah, maka rutinitas berolahraga pun dipaksa absen. Harus puas berganti dengan jalan-jalan di halaman rumah tanpa keringat yang membasahi baju. Ya, kecepatannya tak sebanding dengan aktifitas sebelumnya. Sembari duduk mencari matahari pagi, langit Bali tampak cerah. Senang melihat suasana yang nyaman begini. Tanpa hiruk pikuk lalu lintas pinggiran jalan. Hanya suara burung dan gemericik air kolam ya

Menyambut Pagi Hari Raya Nyepi

Antusiasme masyarakat tampak begitu terasa akan pencapaian STT Yowana Saka Bhuwana melalui tangan dingin seniman Kedux melahirkan ogoh ogoh Ratu Sumedang yang diarak hingga ke jantung kota Denpasar pada pengerupukan semalam. Menciptakan keramaian lalu lintas yang tidak biasa pada persimpangan jalan Banjar Tainsiat dari tengah malam sebelumnya hingga dini hari tadi. Hiruk pikuk dentum sound system di depan rumah, saat puluhan orang mengarak barisan raksasa di gelapnya malam, masih terasa meski alarm ponsel berdering nyaring mengingatkan waktu untuk mulai beraktifitas pagi di Hari Raya Nyepi. Jadi agak berbeda lantaran hari ini bertepatan pula dengan Hari Raya Saraswati, dimana kami umat Hindu diharapkan dapat menyelesaikan proses persembahyangan sebelum pukul 6 menjelang nanti. Dunia maya masih riuh dengan pro kontra diblokirnya internet pada Nyepi tahun ini. Termasuk kawan sendiri, sesama masyarakat Bali. Hanya karena merasa tidak ada aktifitas yang bisa dilakukan tanpa paket data. Sem

Dari Lapangan ke Lapangan, Turun ke Jalan Raya

Melakoni aktifitas berjalan kaki dengan tempo yang cepat namun konstan, cukup memberi arti tersendiri dalam sekian kali perjalanan sejauh ini. Bosan sendiri, pada akhirnya. Jika untuk mengitari lapangan Lumintang Taman Kota sisi utara membutuhkan waktu sekitar 4-5 menitan satu putarannya, Alun-Alun Kota Denpasar dengan track yang sedikit lebih panjang, membutuhkan waktu 7-8 menitan tergantung kecepatannya. Sementara Lapangan Niti Mandala Renon yang sepertinya memiliki keliling sekitar 1 Km lebih butuh waktu sekitar 15 menit sekali putaran. Sehingga, dengan waktu tempuh satu jam, kurang lebihnya sudah bisa diperkirakan jumlah putaran yang bisa dilakukan, dan itu… amat sangat membosankan, jika dilakukan berulang. Jadi tidak salah bila keputusan sejak minggu kemarin, langsung diambil. Turun ke jalan raya. Tidak ada Target tertentu yang dibuat sejak awal memulai perjalanan. Hanya mencari rute yang tak biasa agar suasananya bisa memberi semangat baru dalam beraktifitas kelak. Dari memutari

Mewujudkan 10 ribu Langkah per Hari

Memasuki bulan Maret, Samsung Health merilis tantangan baru bagi pengguna aplikasi tersebut yang diberi tajuk ‘Jungle Challenge’ . Dengan target awal, jumlah langkah yang sama dengan bulan atau tantangan sebelumnya, yaitu 200 ribu langkah. Pencapaian yang luar biasa sebenarnya jika berhasil dilakukan lagi. Dalam waktu satu minggu pertama, tepatnya di hari ketujuh, saya berhasil mencatatkan sekitar 113 ribu langkah yang jika saja boleh dirata-ratakan per harinya mencapai 16 ribuan langkah. Lumayan juga… Bisa sebanyak itu mengingat pada hari jumat lalu, sejak krida pagi terhitung melangkah hingga 25 ribuan langkah yang terbagi atas 3 sesi. Pagi sebelum berangkat kerja, krida, dan olahraga sore. Tantangan ini sebenarnya bukanlah tujuan utama, sehingga ada keinginan untuk mewujudkan langkah hingga 10 ribuan setiap harinya. Namun lebih pada kebutuhan berolahraga atau aktifitas fisik selama minimal 30 menit setiap harinya bagi penderita Diabetes seperti saya. Dengan secara disiplin melakukan

Tips Ringan Memilih Power Bank

Salah apabila kita masih memegang teguh prinsip dasar 3 kebutuhan pokok manusia yaitu Sandang, Pangan dan Papan sebagaimana yang kerap diajarkan dari bangku sekolah dasar terdahulu. Karena pada Jaman Now, Kebutuhan Pokok Manusia sudah berkembang menjadi 4. Apa itu ? Colokan Listrik. He… Bercanda. Tapi kalau saja boleh dilihat pada fakta lapangannya, sebagian besar para netizen dunia maya, pada era kekinian amat sangat membutuhkan yang namanya colokan listrik. Mengingat gaya hidup yang menuntut untuk selalu eksis di dunia sosial, bakalan terhenti sampai disitu saja bila yang namanya daya tahan batere ponsel smartphone, sudah menurun ke titik nadir. Charger atau minimal kabel data sudah harus siap keluar dari sarangnya yang nyaman demi melaksanakan tugas, menambah daya tahan gadget agar misi utama tadi, tidak sampai terlewatkan. Itu sebabnya di banyak fasilitas umum Jaman Now, sudah tersedia lumayan banyak outlet colokan hingga yang spesial menyediakan jasa charging bagi perangkat para n

Asus ZenPower Slim 6000, Sobat Ringkas Netizen Jaman Now

Nama besar Asus di pangsa pasar lokal tentu sudah tidak perlu diragukan lagi. Berawal dari perangkat PC dan asesorisnya, Asus mencoba peruntungan di pasar ponsel global lewat smartphone berbasis Windows Mobile bersaing dengan belasan vendor lainnya. Terakhir yang saya tahu ketika Android mulai merangsek, Asus ikut andil menurunkan seri Zenfone mereka yang bisa dikatakan cukup menjanjikan bagi konsumen tanah air. Belakangan mengingat kehadiran Power Bank begitu diminati, tak mau ketinggalan kereta, Asus merilis ZenPower Slim 6000 yang di pasaran bisa dibawa pulang dengan harga yang kompetitif. Sekitar 250 ribu rupiah. Terjangkau bukan ? Sesuai namanya, Asus ZenPower Slim 6000 hadir dengan penampilan Slim, dimana ketipisannya yang kurang dari 15 mm, memberi kenyamanan saat dibawa kemana pun suka, menemani perangkat ponsel kalian dengan berat yang hanya 170 gram saja. Cukup ringan dan ringkas hingga bisa muat di saku baju ataupun jaket. Kelebihan atau nilai tambah penggunaan perangkat Pow

Life Begins at 40

Quote diatas yakin banget kerap didengar bagi mereka yang sebentar lagi bakalan menginjak usia kepala 4. Yang kata orang, biasanya bakalan menapak ke Puber Kedua. Saya salah satu diantaranya. Widiiih… Diantara Rekan seangkatan, baik itu sekolah dasar, menengah pertama, tingkat atas hingga kuliah, saya termasuk yang usianya paling muda. Ya, diantara semua teman sekelas. Penyebabnya ya ukuran tubuh yang kelewatan di masa kecil padahal secara usia sebetulnya belum pantas masuk ke jenjang pendidikan. Tapi karena dianggap mampu mengikuti, maka saya pun diteruskan melanjutkan sekolah oleh guru-guru jaman old. Adalah seseorang yang saya kagumi, dalam arti positif, mengingatkan hal itu. Bahwa ketika Pria menginjakkan usianya pada Kepala 4, para Istri sebenarnya sudah harus lebih berhati-hati pada lingkungan sosial suami, mengingat pada fase ini biasanya sang Pria berada pada posisi mapan, dan jauh lebih baik dibanding saat muda dahulu. Secara Finansial maupun Penampilan. Jadi Istri harus lebih

Siap Menghadapi Tantangan Global Challenge Samsung Health Berikutnya ?

I’m the cream of the crop, I rise to the top I never eat a pig, cause a pig is a cop Or better yet a Terminator, like Arnold Schwarzanegger Try to play me out like, as if my name was Sega Repetan House of Pain yang pernah beken jaman saya sekolahan dulu kembali diputar berulang pada headset sebelah yang disambungkan via Bluetooth ke ponsel Android. Menemani langkah santai yang saya lakoni saban sore usai pulang kantor jika kondisi agak capek dan penat. Beat yang diciptakan memang tak segegas rapper kulit hitam Puff Daddy. Jika mau dibandingkan, kecepatan langkah yang dihasilkan sekitar 4,9 km/jam, lebih lambat 0,1 hitungan dengan remake ulang karya The Police tadi. Jungle Challenge Memasuki bulan Maret ini, aplikasi Samsung Health kembali menggelar Tantangan berskala Global berikutnya yang diberi tajuk Jungle Challenge. Dengan jumlah Target Awal yang sama dengan sebelumnya, 200 Ribu Langkah. Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu paham apa Misi sesungguhnya Tantangan ini, dan juga Rewar

Warga Bangkinang Bisa Kuliah Ke Luar Negeri Berkat Dukungan PT RAPP

Sukanto Tanoto adalah seorang pengusaha yang sangat peduli akan pendidikan. Baginya pendidikan adalah hal mendasar yang perlu dimiliki oleh setiap individu. Oleh karena itu, ia bekerja sama dengan anak perusahaan untuk memprogramkan beasiswa untuk mereka yang kurang mampu dan untuk mereka memiliki sifat kerja keras yang bekerja di perusahaan tersebut. Salah satunya adalah Sri Wahdini Rahmi, seorang pekerja di PT Riau Andalan Pulp and Paper. Warga asli Bangkinang ini merasa beruntung karena bisa mendapatkan beasiswa sekolah yang diberikan oleh PT RAPP . Karena di PT RAPP la dia menemukan bagaimana industri benar-benar bekerja. Dan yang hingga kini, membuatnya terkesan adalah pada bagian recovery boilernya. Nani merasa beruntung karena bisa diterima bekerja lewat program Graduate Trainee karena setelah beberapa tahun setelahnya dia ditunjuk atasannya sebagai satu-satunya perempuan dari lima kandidat yang diajukan untuk memperoleh program pendidikan magisternya di Asian Institute of Tech

300 Ribu Langkah Spa Challenge Samsung Health

Every step I take, every move I make Every single day, every time I pray I’ll be missin’ you Reff yang dilantunkan Faith Evans bareng Puff Daddy sebagai bentuk Tribute pada rapper Notorious BIG, selalu menemani langkah kaki cepat yang saya lakukan saban sore sepulang kerja. Beat nya tergolong asyik, tidak terlalu cepat pula tidak melambai, memberikan nafas teratur jika diputar ulang terus menerus sepanjang perjalanan. Entah mengitari lapangan Puputan Badung, Puputan Renon ataukah jalan raya seputaran sekolah anak anak. 300 Ribu Langkah Pencapaian ini akhirnya bisa juga setelah hari ke-27 rutinitas berjalan kaki dilakukan. Selain sebagai aktifitas harian disela diet demi menurunkan kadar gula darah, ini dilakukan untuk memenuhi tantangan Spa Challenge yang dibesut oleh aplikasi Samsung Health dengan Target Awal sekitar 200 Ribu Langkah saja. Jadi berkembang ke angka 300 Ribu gegara rekan senior saya, Dody dari Ganesha Global jauh memimpin setiap harinya. Selisih sekitaran 20 hingga 30 r