Skip to main content

Warga Bangkinang Bisa Kuliah Ke Luar Negeri Berkat Dukungan PT RAPP

Sukanto Tanoto adalah seorang pengusaha yang sangat peduli akan pendidikan. Baginya pendidikan adalah hal mendasar yang perlu dimiliki oleh setiap individu. Oleh karena itu, ia bekerja sama dengan anak perusahaan untuk memprogramkan beasiswa untuk mereka yang kurang mampu dan untuk mereka memiliki sifat kerja keras yang bekerja di perusahaan tersebut. Salah satunya adalah Sri Wahdini Rahmi, seorang pekerja di PT Riau Andalan Pulp and Paper. Warga asli Bangkinang ini merasa beruntung karena bisa mendapatkan beasiswa sekolah yang diberikan oleh PT RAPP. Karena di PT RAPP la dia menemukan bagaimana industri benar-benar bekerja. Dan yang hingga kini, membuatnya terkesan adalah pada bagian recovery boilernya.

Nani merasa beruntung karena bisa diterima bekerja lewat program Graduate Trainee karena setelah beberapa tahun setelahnya dia ditunjuk atasannya sebagai satu-satunya perempuan dari lima kandidat yang diajukan untuk memperoleh program pendidikan magisternya di Asian Institute of Technology yang dilaksanakan pada tahun 2010 silam dan dia selesaikan masa kuliahnya pada tahun 2012. Baginya, bekerja di RAPP adalah sebuah keberuntungan yang mana memang sebuah perusahaan yang diincar oleh kalangan mahasiswa Riau.

Selama Nani kuliah di luar negeri, dia merasakan banyak ujian mental. Awalnya dia tidak percaya diri karena memang belum pernah menginjak negara tersebut sebelumnya dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Di samping itu, dia juga berpikir apa bisa mengejar target-target pendidikan serta di sisi lain ibunya akan tinggal sendirian. Tetapi segalanya Nani jalani, dan benar, disana dia bisa melihat dunia lain, misalnya pola pikir mereka yang tidak sama dengan orang Indonesia. Namun tetap, banyak orang Indonesia yang memiliki kemampuan lebih bagus dibanding orang-orang dari negara lain.

Kini, Nani bekerja dan berada di divisi yang disebutnya ontinuous improvement. Yang mana dengan kata lain, divisinya berkutat di bidang perbaikan yang bersifat berkelanjutan. Dalam hal ini, dia bekerja bagaimana agar proses produksi bersifat efektif dan efisien seraya meningkatkan kualitas. Dari semua yang diperolehnya ini, Nani melihat bahwa beasiswa dari perusahaan tempatnya bekerja cukup menyeluruh. Sampai sekarang dia tidak menyangka akan mendapatkan beasiswa tersebut karena sejak dulu dia selalu berfikir hanya orang bagian produksi selevel dirinya yang akan mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

Tidak hanya dirinya, ada dua orang lagi yang dikirim oleh mereka dan dapat di ITB. Dengan adanya hal tersebut, dia merasa terkesan dan perhatiannya terhadap kesetaraan pendidikan membuatnya ingin menitipkan pesan terutama kepada anak-anak yang masih muda untuk meraih level pendidikan setinggi mungkin selagi ada kesempatan. Dan begitulah beberapa cerita tentang warga Bangkinang yang bisa kuliah ke luar negeri berkat dukungan PT RAPP.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian