Skip to main content

Tips Ringan Memilih Power Bank

Salah apabila kita masih memegang teguh prinsip dasar 3 kebutuhan pokok manusia yaitu Sandang, Pangan dan Papan sebagaimana yang kerap diajarkan dari bangku sekolah dasar terdahulu. Karena pada Jaman Now, Kebutuhan Pokok Manusia sudah berkembang menjadi 4. Apa itu ?
Colokan Listrik.
He… Bercanda.

Tapi kalau saja boleh dilihat pada fakta lapangannya, sebagian besar para netizen dunia maya, pada era kekinian amat sangat membutuhkan yang namanya colokan listrik. Mengingat gaya hidup yang menuntut untuk selalu eksis di dunia sosial, bakalan terhenti sampai disitu saja bila yang namanya daya tahan batere ponsel smartphone, sudah menurun ke titik nadir.
Charger atau minimal kabel data sudah harus siap keluar dari sarangnya yang nyaman demi melaksanakan tugas, menambah daya tahan gadget agar misi utama tadi, tidak sampai terlewatkan.
Itu sebabnya di banyak fasilitas umum Jaman Now, sudah tersedia lumayan banyak outlet colokan hingga yang spesial menyediakan jasa charging bagi perangkat para netizen yang haus akan daya.
Lalu bagaimana dengan mereka yang berada dalam posisi mobile ? Di tengah jalan ? Apa harus kebingungan dan kemudian menyerah pada nasib ?
Ohow, Tentu Tidak.
Jaman Now, kalian bisa gunakan teknologi masa kini yang siap menyediakan daya tahan tambahan bagi perangkat apapun bernama Power Bank.
Saya termasuk salah satu yang memanfaatkan kemajuan ini.

Selama setahun terakhir mencoba menggunakan Power Bank sebagai sobat setia dalam menemani perjalanan, setidaknya ada 2 hal utama yang patut jadi pertimbangan dalam memilih dan memilah Power Bank.
Pertimbangan Pertama, Ukuran mutlak Ringkas. Mudah dibawa, ringan dan kalau bisa ya bisa masuk kantong baik baju ataupun jaket.
Imbasnya ya tentu ke persoalan kapasitas powernya. Tapi kalau boleh tahu, seberapa besar daya yang kalian perlukan untuk konsumsi daya harian perangkat ponsel yang dibawa ? 5000 mAh ? 10000 ? Atau 20000 ? Tentu kembali pada besaran daya ponsel atau perangkat yang dipakai kan ya ? Seandainya dengan kapasitas rata-rata 3000 mAh ponsel jaman sekarang, yang mampu bertahan hingga siang jelang sore, dengan kekuatan 5000 mAh untuk kurang lebih 1-2 kali colokan daya saat batere berkurang setengahnya, saya kira sudah cukup untuk penggunaan hingga malam harinya. Saat dimana perangkat Power Bank bisa diCharge penuh kembali.
Kecuali kalian berada pada area minim arus listrik, ya lain persoalan.

Pertimbangan Kedua, tentu saja Kualitasnya. Memang tidak serta merta bisa diJudge sebelum dicoba lebih jauh. Namun pertimbangan satu ini berkaitan erat dengan yang namanya Brand. Atau Ketahanan perangkat dari segala kemungkinan yang ada. Bisa juga berimbas pada kapasitas daya sebenarnya yang dimiliki oleh perangkat Power Bank. Itu sebabnya pada beberapa lapak online yang menyediakan perangkat berdaya raksasa, hampir selalu pertanyaan yang muncul dari calon pembeli adalah Real Capacity-nya.

Salah satu varian Power Bank yang sekiranya bisa memenuhi dua pertimbangan diatas, jika boleh saya rekomend, ada Asus ZenPower Slim 6000 bisa dipilih sebagai alternatif perangkat untuk menemani aktifitas harian kalian.

Memiliki ketebalan kurang dari 15 mm dan berat hanya 170 gram, saya yakin untuk yang satu ini bisa nyaman digunakan dan dibawa kemanapun suka.
Dengan kapasitas daya tahan 6000 mAh real capacity, mampu digunakan untuk 1-2 kali plug in perangkat ponsel jaman now. Sudah lumayan mengingat secara kebutuhan harian, aktifitas penggunaan bisa dimanfaatkan hingga perangkat siap charge di malam hari. Kecuali kalian berada pada area minim dukungan listrik.

Selain itu, untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan Netizen saat menggunakan ZenPower Slim 6000, Power Bank Asus satu ini dibekali pula dengan 11 sertifikat keamanan, diantaranya perlindungan panas, arus pendek, daya voltase yang berlebihan, over charging dan lainnya. Daya tahan perangkatnya sendiri diKlaim mampu dipergunakan hingga 5000 kali plug in/out, aman bila jatuh dari ketinggian 80 cm serta ketahanan luar ruang dari -40°C hingga 70°C.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian