Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2022

Jadi couple Penikmat Kopi

Menikmati kopi panas saban pagi hari jelang beraktifitas, rasanya sudah menjadi kewajiban bagi saya selama lima tahun terakhir. Disajikan dalam sebuah mug atau gelas dengan kapasitas sepertiganya. Sedikit tapi berasa. Sayangnya, saya bukan penikmat kopi hasil racikan para Barista yang banyak diperjualbelikan pada gerai atau tempat nongkrong anak muda jaman sekarang, pun dalam bentuk kopi yang ditakar atau proses racikan sendiri dengan berbagai teknik. Yang kalau boleh dikatakan sebagaimana istilah jaman now, hanyalah seorang Baristan atau Barista dengan racikan kopi instant. Atau dengan julukan yang lebih parah lagi, lantaran kopi yang dinikmati adalah berasal dari sachet kopi instant yang dijual di sejumlah warung depan rumah ataupun sekitaran pasar. Adapun kopi sachet yang saya sukai sejak awal ngopi di tahun 2000an cukup beragam. Dari Tora Bika Cappucino, Good Day Original atau Vanilla Latte, Indocafe Cappucino, lalu berpindah dan lebih intens lewat Tora Bika Espresso pada tahun 201

Rajin Minum Air Putih yuk

Dalam sehari saya bisa menghabiskan 3-4 botol air kapasitas 1.5 liter secara rutin, dan belum termasuk dengan konsumsi air mineral saat mengikuti rapat, bertamu dan agenda lain yang tidak memungkinkan untuk membawa serta botol segede gaban ini. Jadi kalaupun sesuai anjuran kesehatan yang selama ini dipercaya bahwa setiap manusia membutuhkan minimal 8 liter air dalam sehari, apa yang saya lakukan, sudah mirip-mirip-lah kurang lebihnya. Minum air putih untuk menjaga kesehatan, kerap dianjurkan oleh orang-orang yang bergerak dalam bidang yang sama, ataupun mereka yang sudah pernah kena batunya, lalu bertobat dan menjalani terapi minum air putih, dan berhasil. Saran paling sering yang saya terima adalah minum air pagi hari setelah bangun tidur, sebelum makan, saat lelah, usai berolahraga ataupun konsumsi lebih banyak saat sakit, utamanya panas dalam. Dalam kondisi hangat atau suam-suam kuku. Minum air putih dalam jumlah yang banyak, infonya gak semua orang mampu melakukannya. Apalagi bagi

Mbak Rara dan Sisi Positif Semangat Pawang Hujan

Rupanya mbak Rara sang pawang hujan yang tampil sendirian dengan keteguhan hatinya di tengah ribuan orang pada gelaran motoGP Mandalika, masih banyak menuai pro dan kontra akan “aksi” yang sudah beliau lakukan atas nama bangsa ini. Dari menganggapnya sesumbar karena infonya yang bersangkutan mengaku bisa mengatur alam, mengatakan bahwa apa yang diperbuat adalah sesuatu yang tak diijinkan oleh-Nya dalam bahasa agama tertentu, atau apa yang terjadi hanyalah satu kebetulan belaka mengingat yang namanya cuaca ada pasang surutnya dalam satu waktu. Saya hanya bisa membathin, ‘Mbak Rara ini (dan juga para pemegang kebijakan yang ada dibelakangnya), hebat sekali bisa menyedot perhatian banyak orang kita di tanah air, bahkan tingkat dunia, yang pada akhirnya suara kekaguman dan apreasiasi malah mengalahkan semua keraguan dan caci maki yang diarahkan padanya’. dan bagi saya, sebuah pemikiran atau tindakan dan semangat yang positif, sudah pas untuk digaungkan secara nasional pasca hantaman Covid-

IT WORKED Mbak Rara dan Pawang Hujan

Ternyata seru juga ya baca full story soal kehadiran mbak Rara si pawang hujan di Mandalika ini ? Banyak yang menghujat di awal, termasuk dari kalangan sendiri… Tapi akhirnya dunia pun mengakui, jika apa yang dilakukan mbak Rara memang berhasil sesuai harapan. Bukan malah dianggap gagal gegara sesumbar. Jujur, saya kagum dengan keragaman budaya di tanah air Indonesia. dan Saya bangga jadi bagian dari keberagaman itu… IT WORKED!

Waktu Luang dan Tidur

Dulu, jika memiliki waktu luang disela kesibukan kerja atau rutinitas harian, selalu dimanfaatkan buat menulis. Dengan berbagai topik, cerita bahkan unek-unek yang ada dalam pikiran, agar yang namanya beban gak sampai mengganggu kesehatan. Sementara kini, saya ubah semuanya menjadi aktifitas dadakan bernama ‘tidur’. Jadi bisa dimaklumi, lantaran kesibukan yang melanda dalam waktu seminggu terakhir ini benar-benar menyita waktu, perhatian juga fisik. Jadi maklum karena merupakan tugas baru juga kewenangan baru. Sehingga perlu banyak penyesuaian dan perubahan rutinitas yang sebelumnya sudah nyaman dilakukan. Memejamkan mata barang sekejap, disela kesibukan jadi obat penat yang paling ampuh dibandingkan dengan saran lain yang disampaikan banyak orang. Dan bersyukur, saya bukan orang yang memiliki kesulitan untuk terlelap dalam waktu singkat. Dan seandainya pun saya kesulitan lantaran masih banyak pe-er dan pikiran yang nantinya harus dikerjakan, meminum sedikit arak bisa mempercepat rasa

Ngumpul Lagi

Ada rasa syukur yang terucap di pagi ini sejak semalam, mengingat keluarga kecil kami bisa berkumpul kembali dalam keadaan sehat dan luar biasa. Bapak dan Ibu hanya memiliki tiga anak. Semuanya sudah menikah dan memberikannya cucu yang emejing bagi orangtuanya masing-masing. Sayangnya tahun 2013 lalu, anak ke-2 sekaligus anak perempuan satu-satunya, meninggal dunia akibat kanker lidah. Meninggalkan suami dan anak laki-laki yang kala itu masih duduk di bangku SD. Sementara dua anak laki-laki beliau, tinggal di kota atau tempat yang berbeda. Satunya sukses melanglang buana ke luar negara dan memilih berdiam di negara bagian yang infonya tergolong diminati banyak orang untuk tinggal, satunya lagi memilih diam di tanah kelahiran mengurusi kedua orangtua dan ngayah banjar. Dalam perjalanan, disapp besar yang mampu meramaikan siang dan malam hari di lingkungan rumah, namun setidaknyapqqq0qlql, sejalan sampai ajal menjemput nanti. Kepulangan anak sulung bapak dan ibu kami, memberi beberapa pe

Berasa Kena Hukum

Sebelumnya saya adalah salah seorang warga biasa yang mengambil rutinitas biasa dan kewajiban yang biasa pula. Hadir dalam satu agenda warga dalam posisi yang biasa, meski secara perawakan tinggi badan dari masa kecil dahulu termasuk orang yang tidak biasa. Jadi meskipun saya selalu berusaha untuk tampil biasa-biasa saja, orang lain mungkin akan menganggap bahwa saya luar biasa ketika berdiri di tengah-tengah orang biasa. Akan tetapi, semua jadi berubah ketika amanat warga atau krama banjar, memilih saya menjadi salah satu dari delapan menggala adat banjar, langsung membalikkan situasi dari yang tadinya biasa-biasa saja, jadi berasa kena hukuman yang tidak biasa. Hidup dan rutinitas saya jadi kacau belau dengan aktifitas-aktifitas luar biasa yang biasanya saya hindari dari kebiasaan sebelumnya. Apes memang. Jika dulu kehadiran hanya dilalukan seperlunya saja, lalu pergi pulang saat kewajiban sudah dilakukan, kini mau tidak mau, suka tidak suka harus hadir pada jam ke-0 dan balik pulang

Inginnya Absen Sehari, Apa Daya Banyak Efeknya...

Awalnya sempat bingung, ini telapak kaki kenapa bisa terasa pegal begini sejak pagi. Bikin gak nyaman saat melangkah. Berat banget rasanya. Pikiran dah kemana-mana. Dari kemungkinan kambuh asam urat, kolesterol tinggi, sampe bingung ada salah makan apa. Hasrat untuk mampir di pijat refleksi dekat rumah makin besar. Eh ternyata pasca dibawa olahraga barusan sore, semua pegal pada kaki langsung hilang. Padahal baru juga absen sekali pagi tadi. Maklum, beberapa kerjaan kaitan agenda pembagian Komandan Regu periode 2022/2023 dan bongkar pasang anggota banjar, ternyata cukup menyita waktu dan pikiran. Semalam malah sampe tumben begadang sampai pukul 12 kurang baru kesampean mandi. Lalu lanjut pagi tadi usai mebanten pekideh untuk menyesuaikan daftar serupa lainnya, agar awal April nanti sudah bisa dilakukan pergantian Danru dan Wadanru di lingkungan banjar Tainsiat. Aktifitas olahraga yang saya lakukan rutin harian tanpa jeda, ternyata membawa efek yang cukup terasa jika berkeinginan untuk

Susah Senang jadi Orang yang Tinggi (badannya)

Susah Senang jadi Orang yang Tinggi (badannya) Sering jadi pusat perhatian. Ya mau gimana lagi ? Wong di generasi saya, bisa dikatakan cukup susah menemukan kawan yang tingginya bisa menyamai bahkan melampaui. Kalaupun nemu, rata-rata punya latar belakang pemain basket. Gak kayak saya yang hanya pemain Onet. Jadi pas berdiri di kerumunan, biasanya langsung kena tunjuk mau diapain ini itu sama pimpinan. Dan gak hanya sekali dua, tapi sering. Termasuk pas Sekda Badung jaman pak Subawa sidak krida hari jumat pagi di lapangan Lumintang, dengan mudahnya saya di’tangkap’. Apes. Tapi senangnya ya liat ekspresi mereka pas bengong atau kagum, lalu minta saran biar anaknya bisa setinggi saya, apa aja rahasianya ? Kalo gak makan kacang panjang ya tiang listrik. Susah cari Ukuran outfit. Jaman Kuta masih jadi satu-satu solusi, efeknya ya kalo bukan barang ber-merek, soal harga sudah pasti mahal. Jadi bukan karena soal gaya-gayaan saya hampir selalu pake sepatu merek Reebok, Diadora atau Nike jaman

Berbagi Pengalaman Pelayanan Service di Agung Toyota

Pagi ini saya kembali duduk manis di pojokan ruang tunggu milik Agung Toyota Denpasar di bilangan jalan Cokroaminoto untuk melakukan service rutin kendaraan Toyota Avanza yang dimiliki sejak tahun 2013 lalu. Kali kesekian pasca pemberian informasi service berkala yang diingatkan oleh tim internal mereka. Toyota adalah satu brand ternama kendaraan di tanah air yang memiliki kepercayaan tinggi akan kualitas dan kehandalan produk juga layanannya, memunculkan loyalitas bagi pengguna di berbagai segmen pasar. Saya salah satunya. Kendaraan terdahulu sebelum berpindah ke jenis minibus Avanza Veloz adalah Toyota Kijang Super produksi 1988 yang genap berusia 25 tahun, saat mengalami beberapa persoalan pada mesin. Pilihan untuk beralih kalau tidak salah ingat berawal dari tawaran mertua, pada tahun yang sama telah mengganti lebih dulu kendaraan mereka ke model Veloz, lantaran kenyamanan penggunaan dan juga promo harga saat itu. Kebetulan Beliau pun sebelumnya menggunakan model kendaraan Kijang j

Turut Berduka atas kepergian Hilman 'Lupus' Hariwijaya

Turut Berduka atas perginya Om Hilman Hariwijaya, salah satu novelis remaja era 90’an yang banyak mempengaruhi gaya menulis saya sejauh ini. Pengambilan topik dalam paragraf pembuka ataupun sudut pandang cerita yang tak biasa, kerap saya tiru bahkan dalam penggambaran penugasan formal sekalipun. Dari Lupus, Olga, Vanya, Lupus Kecil sampai novel lepasan Rasta Bella atau Cafe Blue adalah favorit saya sejak awal dulu, masa-masa sekolah hingga kuliahan. Bersyukur tempo hari masih bisa didapatkan melalui lapak online, mengobati kangen pada ingatan masa lalu. Titip salam buat om Gusur diatas sana ya Om…

Mutbut Padang, Agenda Rutin saban Weekend

Setiap Sabtu atau Minggu pagi, jika tidak ada agenda main bareng anak-anak dan keluarga, biasanya saya memilih untuk duduk manis di pelataran depan halaman rumah, atau merajan, sambil mendengarkan musik kesukaan dan menghabiskan waktu untuk ‘mutbut padang’ alias mencabuti rumput. Ada 3 hal yang menjadi tujuan, mengapa saya menyukai aktifitas satu ini saban weekend. Pertama tentu untuk membersihkan halaman ataupun pandangan dari rumput liar yang tumbuh di sela atau pinggiran tembok bangunan, pelinggih atau paving block. Bagi sebagian orang mungkin keberadaannya tidak mengganggu. Tapi bagi saya yang sering lalu lalang keluar masuk rumah, kerap merasa tak nyaman jika lingkungan di sekitar laiknya rumah yang tak terurus. Kedua, tentu saja berjemur matahari pagi, agar tubuh bisa berpeluh dan sehat sebagaimana harapan. Toh om matahari gak pernah menagih biaya jika kita memanfaatkan panasnya selama apapun. Ketiga, selain berpeluh lantaran panas matahari yang memapari punggung dan sesekali pad

Usia dan Generasi Gak bisa Bohong

Ternyata Usia dan Generasi, tidak bisa bohong jika sudah berbicara tentang kemajuan teknologi dan penggunaannya. Meski tidak bisa digeneralisasi semuanya sama rata begitu. Setidaknya sebagian besar. Pengalaman 2 kali miskomunikasi tentang diedarkannya surat dalam bentuk file elektronik di grup whatsapp, memberikan gambaran kurang lebih, memang begitu kondisinya. Sehingga untuk sementara waktu, sebagai pengayom warga yang dikaruniai ilmu sedikit lebih, mau tidak mau harus bisa mencari solusi agar semua pihak bisa memahami dan mengetahui rencana kerja serta agenda kedepannya. Memang agak repot, tapi toh tidak terlalu memberatkan jika dibandingkan informasi yang tidak sampai pada sasaran, malah berpotensi mengacaukan semuanya. Selain itu, untuk mempermudah generasi kami bisa saling mengetahui dan melakukan kontrol satu sama lain, kemajuan teknologipun jadi benar-benar dimanfaatkan agar nantinya semua penugasan bisa diketahui dan dikerjakan dari mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. B

Menu Nyepi, Aneka Ragam Masakan Rumahan

Jaman masih duduk di bangku SMP dahulu, guru Agama Hindu mengajarkan kami untuk belajar memulai aktifitas puasa makan dan minum selama waktu tertentu dan melewatkan hari raya Nyepi dengan membaca buku-buku agama ataupun rohani. Dua tahun menempa ilmu pada Ibu Dayu Puniadhi, saya berhasil mencoba puasa 12 jam dan 24 jam. Meski waktu senggang tidak sepenuhnya dilalui dengan membaca buku, namun hasrat untuk menahan hawa nafsu akan makan minum jaman itu memang beda semangatnya. Upaya ini masih rutin saya lakukan setiap Tahun Caka hadir, sampai bangku kuliah bersama dua sepupu yang ada di rumah. Godaan datang saat masuk tahapan pernikahan. ? Pelan tapi pasti aktifitas puasa makan minum tak lagi saya lakukan, mengingat setiap jelang Nyepi tiba, ibu-ibu selalu berusaha menyiapkan aneka ragam masakan rumahan dalam berbagai menu. Soto ayam, betutu, hingga yang menjadi favorit sepanjang masa, sampai dua bocil kami yang kini sudah memasuki bangku sekolah dasar, sama-sama menyukai tipat cantok all

Nyepi di Bale Banjar Tainsiat

Penjagaan lingkungan wewidangan Banjar Tainsiat dilakukan oleh semeton Pecalang utawi Regu Keamanan, yang dibagi menjadi 3 shift penugasan, selama 24 jam dari pukul 6.00 wita Kamis 3 Maret 2022 hingga pukul 6 pagi berikutnya. Masing-masing shift, bertugas selama 8 jam lamanya dengan jumlah personil yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Biasanya penugasan shift malam dari pukul 22.00 wita akan berjumlah pebih banyak dari 2 shift lainnya. Seumur saya menjalani proses dan ritual Nyepi, baru kali ini bisa menapakkan kaki di tengah jalan raya Nangka Selatan, Patimura, Veteran dan Yudistira, yang biasanya ramai oleh kendaraan lalu lalang. Melakukan kontrol secara bergantian dengan Kelihan Adat lainnya. Jalanan Bali seperti gambaran kota mati dalam film I Am Legend (2007). Serasa diamati oleh para zombie dari jauh, dan selama saya berjalan, masih aman terlindungi karena adanya paparan sinar matahari. Suasana yang direkam saat pengambilan gambar didukung pula dengan adanya sampah yang b

Catur Brata Penyepian, Tak lagi mampu saya patuhi

Sebagaimana biasa, saya begitu menikmati suasana pagi saat Hari Raya Nyepi hadir setiap tahunnya. Duduk manis di pelataran bale bali, menghirup udara dan menikmati sunyi, pas banget untuk menimbulkan mood menulis. Menceritakan banyak hal yang telah dilalui, sebagai bekal sekaligus upaya untuk membebaskan pikiran dari banyak beban. Lalu menyimpannya dalam sebuah halaman di blog ini. Semakin kesini, saya semakin yakin bahwa jutaan orang diluar sana sudah mengetahui apa dan makna Catur Brata Penyepian yang biasanya digaungkan setiap perayaan Nyepi hadir di Bali. Meski rata-rata tak bisa mematuhi semua tapa brata tersebut, minimal tapa yang krusial bisa dilakukan tanpa cela. Yaitu tidak bepergian ke luar rumah. Sementara untuk larangan agar tidak menyalakan api, yang mana banyak diterjemahkan dalam artian lampu, dan layar ponsel, saya meyakini ada sebagian yang tak mampu lagi mematuhi, dan dilakukan dengan berbagai cara upaya. Pun halnya dengan tapa brata tidak mengadakan hiburan, karena l

Sebuah Cerita tentang Perjalanan menuju Nyepi Caka 1944

Sesaat setelah rapat Pleno tahunan diketok palu, mengesahkan kesepakatan pilihan warga atau krama banjar, untuk 8 nama dari 14 yang diambil dari masing-masing soroh atau keluarga besar di lingkungan Banjar Tainsiat, satu hal yang saya pikirkan kelak akan menjadi tantangab terbesar pertama kami adalah prosesi pengarakan ogoh-ogoh milik Sekaa Teruna yang sampai saat itu masih tarik ulur dan memberikan putusan yang tak pasti. Diperbolehkan melakukan pengarakan “dengan syarat”. Sementara sehari setelah pengesahan, kami langsung diminta untuk mulai menjalankan tugas terjun bersama krama, dari pengabenan, ngayah persiapan sampai upakara pujawali yang akan dilaksanakan esok lusa. Mengingat ini kali pertama kami melaksanakan tugas semacam ini, tentu ada satu dua hal yang menjadi catatan dan masukan bagi kami kedepannya. Mampu mengayomi krama banjar adalah hal terpenting dari semua ini. Mengayomi banyak pihak dengan berbagai pemikiran dan pendapat yang ada dalam kepala masing-masing, memberikan

Rahajeng nyanggra rahina Nyepi Caka 1944

“Semua akan kembali ke Titik Nol” Hari masih pagi, dan sang waktu baru menunjukkan pukul lima dini hari, saat saya tersadar oleh notif alarm yang berbunyi dari speaker ponsel dengan set ‘lebih siang’ dari biasanya. Dimaklumi lantaran semalam, pasca pengarakan ogoh-ogoh banjar Tainsiat, saya baru bisa rebahan sekitar pukul satu tengah malam. Menyelesaikan tugas sebagai Kelihan Adat anyar Banjar Tainsiat, yang baru menjalankan tugas selama dua minggu terakhir ini. dan banten pekideh pun dihaturkan sebagai ucapan rasa syukur sebelum matahari terbit di ufuk timur. Hari Raya Nyepi kali ini terasa jauh bedanya dengan perayaan tahun-tahun sebelumnya. Dimana jika terdahulu saya tak pernah peduli dengan apa yang dilakukan di luar sana, lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak-anak dan keluarga, Nyepi kali ini sepertinya akan dilalui dengan pelaksaan tugas sebagai pengayom masyarakat, yang terlibat dan ikut serta dalam upaya kontrol belasan aktifitas setiap bulannya di lingkungan kami. dan t

Sebuah Cerita dari Masa Lalu

Hobi menulis yang hingga hari masih kerap saya lakoni tampaknya tidak bisa dilepaskan dari hobi membaca di masa lalu, tepatnya saat belasan media cetak segmen anak-anak dan remaja masih mudah bisa ditemukan pada lapak-lapak koran seputaran Kota Denpasar. Dari majalah Bobo, Ananda, Kawanku, Gadis, Mode hingga Anita Cemerlang yang menaikkan belasan cerpen dalam tiap edisinya, dan tidak lupa, majalah Hai. Untuk media yang terakhir saya sebutkan ini, merupakan tularan dari kawan sekolahan masa SMA, om Agus dimana saat itu yang bersangkutan secara rutin berlangganan tiap minggunya, dan saya sering meminjam 4-5 edisi sekali waktu untuk dibaca seminggu penuh. Hal yang saya sukai dalam satu edisi majalah Hai adalah, terdapat beragam artikel dengan berbagai tema, ditulis oleh para wartawan muda dengan bahasa lugas dan mudah dipahami, juga menghadirkan beberapa karya cerpen novelis ternama macam om Hilman, Gol A Gong atau Bubin LantanG. Sebagian besar cerita yang dilahirkan dan besar melalui maj