Skip to main content

Sebuah Cerita dari Masa Lalu

Hobi menulis yang hingga hari masih kerap saya lakoni tampaknya tidak bisa dilepaskan dari hobi membaca di masa lalu, tepatnya saat belasan media cetak segmen anak-anak dan remaja masih mudah bisa ditemukan pada lapak-lapak koran seputaran Kota Denpasar.
Dari majalah Bobo, Ananda, Kawanku, Gadis, Mode hingga Anita Cemerlang yang menaikkan belasan cerpen dalam tiap edisinya, dan tidak lupa, majalah Hai.
Untuk media yang terakhir saya sebutkan ini, merupakan tularan dari kawan sekolahan masa SMA, om Agus dimana saat itu yang bersangkutan secara rutin berlangganan tiap minggunya, dan saya sering meminjam 4-5 edisi sekali waktu untuk dibaca seminggu penuh.

Hal yang saya sukai dalam satu edisi majalah Hai adalah, terdapat beragam artikel dengan berbagai tema, ditulis oleh para wartawan muda dengan bahasa lugas dan mudah dipahami, juga menghadirkan beberapa karya cerpen novelis ternama macam om Hilman, Gol A Gong atau Bubin LantanG. Sebagian besar cerita yang dilahirkan dan besar melalui majalah remaja tredsetter jaman itu bahkan dicetak dalam belasan novel laris seperti Lupus, Balada si Roy atau Anak-anak Mama Alin.
Bagi yang rutin membaca lembar demi lembar cerpen mereka, pasti familiar dengan nama-nama beken Bo’im Lebon, Fifi, Gusur (alm), atau Ra’, Kekes dan Rana.

Saat aktifitas pembongkaran rumah selesai dilakukan tahun 2019 kemarin, saya menemukan beberapa robekan artikel musik, juga cerpen di masa lalu dikompilasi dalam sebuah bundel tebal, yang kalau tidak salah rencana awal dulu, sebagai bahan bacaan saya di kala senggang. Ternyata ada beberapa nama besar yang disebutkan tadi, masih ada nemplok di dalamnya.

Ada yang masih ingat alur dan jalan cerita dari tulisan-tulisan mereka ?

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p