Skip to main content

Mbak Rara dan Sisi Positif Semangat Pawang Hujan

Rupanya mbak Rara sang pawang hujan yang tampil sendirian dengan keteguhan hatinya di tengah ribuan orang pada gelaran motoGP Mandalika, masih banyak menuai pro dan kontra akan “aksi” yang sudah beliau lakukan atas nama bangsa ini.
Dari menganggapnya sesumbar karena infonya yang bersangkutan mengaku bisa mengatur alam, mengatakan bahwa apa yang diperbuat adalah sesuatu yang tak diijinkan oleh-Nya dalam bahasa agama tertentu, atau apa yang terjadi hanyalah satu kebetulan belaka mengingat yang namanya cuaca ada pasang surutnya dalam satu waktu.

Saya hanya bisa membathin, ‘Mbak Rara ini (dan juga para pemegang kebijakan yang ada dibelakangnya), hebat sekali bisa menyedot perhatian banyak orang kita di tanah air, bahkan tingkat dunia, yang pada akhirnya suara kekaguman dan apreasiasi malah mengalahkan semua keraguan dan caci maki yang diarahkan padanya’.

dan bagi saya, sebuah pemikiran atau tindakan dan semangat yang positif, sudah pas untuk digaungkan secara nasional pasca hantaman Covid-19 dan keputusasaan harapan anak bangsa, berharap bisa kembali bangkit setelah keterpurukan kita selama ini.

Jika kita masih menonjolkan sisi minoritas atau anggapan bahwa apa yang sudah terjadi hanya akan menguntungkan satu pihak baik secara keyakinan ataupun pendapatan daerah setempat, rasanya percuma saja, Tuhan menurunkan banyak keberagaman dalam kehidupan kita sebagai manusia.

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian