Skip to main content

Usia dan Generasi Gak bisa Bohong

Ternyata Usia dan Generasi, tidak bisa bohong jika sudah berbicara tentang kemajuan teknologi dan penggunaannya. Meski tidak bisa digeneralisasi semuanya sama rata begitu. Setidaknya sebagian besar.

Pengalaman 2 kali miskomunikasi tentang diedarkannya surat dalam bentuk file elektronik di grup whatsapp, memberikan gambaran kurang lebih, memang begitu kondisinya. Sehingga untuk sementara waktu, sebagai pengayom warga yang dikaruniai ilmu sedikit lebih, mau tidak mau harus bisa mencari solusi agar semua pihak bisa memahami dan mengetahui rencana kerja serta agenda kedepannya. Memang agak repot, tapi toh tidak terlalu memberatkan jika dibandingkan informasi yang tidak sampai pada sasaran, malah berpotensi mengacaukan semuanya.

Selain itu, untuk mempermudah generasi kami bisa saling mengetahui dan melakukan kontrol satu sama lain, kemajuan teknologipun jadi benar-benar dimanfaatkan agar nantinya semua penugasan bisa diketahui dan dikerjakan dari mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Bersyukur, jaman jani soal koneksi internet, tidak lagi menjadi masalah besar, kecuali seperti kondisi Hari Raya Nyepi kemarin, jaringan data seluler sebagian dimatikan oleh provider pusat.
Saya katakan sebagian, karena jaringan yang saya gunakan, masih bisa berfungsi dengan baik, untuk mengirimkan pesan maupun menonton video.

Balik ke topik awal, bersyukur juga ada rekan-rekan lain yang mau menyampaikan soal ketidaksampaian informasi yang pernah saya berikan sebelumnya. Minimal jadi tahu lebih awal permasalahan di lapangan, sehingga bisa dicounter dan ditinjau serta ditindaklanjuti sebelum event yang dituju belum terlalu mepet waktu pelaksanaannya. Minimal bagi mereka yang diharapkan kehadiran maupun keterlibatannya, bisa mengetahui lebih awal juga dan mempersiapkan diri pula menyisihkan waktu bilamana sempat.
Uniknya yang menyampaikan misInformasi ini, sebetulnya berada dalam segmen usia dan generasi yang sama.

Maka itu saya katakan diawal, ‘setidaknya sebagian besar’.

Foto ilustrasi, adalah mereka yang terlibat sore tadi, dalam aktifitas persiapan Piodalan Ida Betara Ratu Gede di Pura Maspahit Banjar Tainsiat, yang sedianya akan dilaksanakan hari Sabtu sore besok, rahina Tumpek Wayang 5 Maret 2022 pukul 16.00 wita.

Khusus gambar ibuk ibuk Regu Tugas dari Regu 8 dan 9 Istri, dan para Istri Jro Kelihan, diambil sesaat sebelum bubaran alias setelah semua pekerjaan telah selesai dilakukan. Mengingat saat mereka mengambil pekerjaan, termasuk tukang foto dokumentasinya pun ikut sibuk membantu para senior saya ngayah. Jadi ndak sempat ambil foto, dan bukan selfie.
Demikian.

Matur Suksema.

NB : kalau ada yang kurang berkenan terkait ekspresi wajah, anggap aja Candid.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian