Skip to main content

Sebuah Cerita tentang Perjalanan menuju Nyepi Caka 1944

Sesaat setelah rapat Pleno tahunan diketok palu, mengesahkan kesepakatan pilihan warga atau krama banjar, untuk 8 nama dari 14 yang diambil dari masing-masing soroh atau keluarga besar di lingkungan Banjar Tainsiat, satu hal yang saya pikirkan kelak akan menjadi tantangab terbesar pertama kami adalah prosesi pengarakan ogoh-ogoh milik Sekaa Teruna yang sampai saat itu masih tarik ulur dan memberikan putusan yang tak pasti. Diperbolehkan melakukan pengarakan “dengan syarat”.

Sementara sehari setelah pengesahan, kami langsung diminta untuk mulai menjalankan tugas terjun bersama krama, dari pengabenan, ngayah persiapan sampai upakara pujawali yang akan dilaksanakan esok lusa. Mengingat ini kali pertama kami melaksanakan tugas semacam ini, tentu ada satu dua hal yang menjadi catatan dan masukan bagi kami kedepannya.

Mampu mengayomi krama banjar adalah hal terpenting dari semua ini. Mengayomi banyak pihak dengan berbagai pemikiran dan pendapat yang ada dalam kepala masing-masing, memberikan tantangan tersendiri bagi diri, yang selama ini cenderung tak pernah peduli.
Menjaga adat bicara, memberikan solusi ataupun keputusan, dan mengambil langkah, adalah bumbu dan pelengkap untuk perjalanan yang kelak akan dilalui. Seperti halnya persiapan Nyepi caka 1944 kali ini.

Bersyukur, tantangan pertama yang sempat membuat keraguan atas banyak hal, semalam bisa berjalan dengan baik meski mendapatkan teguran dari aparat kepolisian. Antusiasme warga yang ditunjukkan sejak awal ogoh-ogoh diselesaikan, merupakan hal yang tidak bisa dibendung, mengingat kehadiran mereka tak lagi hanya didominasi oleh warga lokal seputaran Kota Denpasar, tapi juga tetangga kabupaten yang notabene berada di ujung timur dan barat pulau Bali. Akan teramat mengecewakan bilamana kami melarang mereka untuk sekedar mengambil gambar, merekam bahkan berlama-lama mengagumi karya para Yowana. Begitu pula membungkam dan meredam aksi kreatifitas pemuda, yang begitu besar ingin menunjukkan eksistensi mereka pada dunia. Ya, dunia.
Karena seiring perkembangan teknologi dunia maya, orang dari berbagai pun turut andil dalam penyebaran konten foto maupun video juga informasi yang terkandung dalam proses pembuatan ogoh-ogoh sejak awal. Bahkan kemarin tampak beberapa orang asing dari Jepang maupun lainnya, ikut mengambil gambar ditengah hiruk pikuk massa hingga tengah malam.

Sementara di lain sisi, tampaknya kami masih memiliki banyak agenda besar pada agenda berikutnya, meski seiring waktu, tantangan yang ada tentu tak se-heboh pengarakan ogoh-ogoh semalam.
Semoga semuanya bisa dilewati dengan Baik.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p