Skip to main content

Berasa Kena Hukum

Sebelumnya saya adalah salah seorang warga biasa yang mengambil rutinitas biasa dan kewajiban yang biasa pula. Hadir dalam satu agenda warga dalam posisi yang biasa, meski secara perawakan tinggi badan dari masa kecil dahulu termasuk orang yang tidak biasa.
Jadi meskipun saya selalu berusaha untuk tampil biasa-biasa saja, orang lain mungkin akan menganggap bahwa saya luar biasa ketika berdiri di tengah-tengah orang biasa.

Akan tetapi, semua jadi berubah ketika amanat warga atau krama banjar, memilih saya menjadi salah satu dari delapan menggala adat banjar, langsung membalikkan situasi dari yang tadinya biasa-biasa saja, jadi berasa kena hukuman yang tidak biasa. Hidup dan rutinitas saya jadi kacau belau dengan aktifitas-aktifitas luar biasa yang biasanya saya hindari dari kebiasaan sebelumnya.
Apes memang.

Jika dulu kehadiran hanya dilalukan seperlunya saja, lalu pergi pulang saat kewajiban sudah dilakukan, kini mau tidak mau, suka tidak suka harus hadir pada jam ke-0 dan balik pulangpun jadi paling akhir secara bersama-sama. Jadi ingat putri sulung saya yang sempat diingatkan tiap kali dia berkeinginan datang paling awal di sekolahannya, jelang dan pasca pemilihan ketua osis smpn 10 denpasar tempo hari.
Cepat juga karma itu berjalan.

Sebelumnya, family time itu jadi yang paling utama, apalagi pasca beristirahatnya kegiatan dan kesibukan kerja di tempat baru, praktis waktu bercanda dan senda gurau dengan dua bocil bertambah makin banyak. Sekarang, jangankan bisa bermain Tebak Kata, setiap ada waktu luang sedikit saja, langsung ambil opsi memejamkan mata lalu tertidur tanpa perlu memikirkan banyak hal dulu.
Anak-anak jadi mulai mengeluh karena jarang melihat Bapak di rumah.

Begitu pula dengan sesi pembunuh waktu saat menunggu ataupun senggang di sela rutinitas, beberapa aplikasi games di layar ponsel jadi bertambah satu dua jenis yang seragam alias permainan putar otak, kini nyaris tak tersentuh pas bangun pagi saat berolahraga ataupun jelang tidur panjang di malam hari. Begitu selesai membersihkan diri dan menyiapkan kebutuhan esok hari, biasanya saat rebahan kantuk langsung menyerang.
Bener-bener perubahan yang gak masuk di akal.

Tak lupa soal berbagi beban lewat memory #HPjadul juga jauh berkurang, diganti dengan share aktifitas harian yang harus kami lakukan dan selesaikan sesuai jadwal yang ada. Dan setelah ini semua berakhir siang nanti, masih ada banyak pe-er yang harus diselesaikan atas nama warga.
Isi blog juga jadi jarang apdet, dipenuhi keluh kesah awal penugasan baru di lingkungan rumah.
Beneran, memang bener, berasa di hukum oleh-Nya.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian