Skip to main content

Onet, Membunuh Waktu Perayaan Nyepi Tanpa Internet

Salah satu keluhan terbesar netizen yang berdomisili ataupun berlibur di Bali saat perayaan Nyepi tahun ini adalah ketiadaan Internet. Keputusan Kominfo atas dasar usulan dari PHDI beberapa waktu lalu rupanya didukung penuh oleh sejumlah besar operator internet tanah air, utamanya dalam kaitan jaringan telekomunikasi.
Maka lengkap sudah penderitaan mereka yang sebelumnya sudah sangat berkeberatan dengan adanya empat larangan sebagaimana tertuang dalam Catur Brata Penyepian, kini ditambah pula dengan Amati Internet.

Tidak bisa Update Status, berbagi Swa-Foto, selfie di jalanan, atau bahkan War antar pejuang Mobile Legend.
Tak tampak lagi kerumunan anak-anak di pojokan rumah sambil menggenggam ponsel dan menatap lekat layar gawai masing-masing. Berganti dengan tiduran sepanjang hari setelah lelah mengarak ogoh-ogoh semalam suntuk.

Kalian yang tidak termasuk pada golongan diatas, sudah ngapain saja seharian ini ?
Menonton film di layar pc, bercengkrama dengan keluarga sambil memandangi cerahnya langit, mencandai adik bayi yang lucunya melebihi pikachu, atau bahkan bermain games tanpa akses inernet pada layar ponsel, bisa jadi pilihan bagus untuk membunuh waktu seharian ini.

Adalah Onet, satu games yang selama ini setia menyambangi layar depan kedua ponsel yang saya miliki, namun lantaran kesibukan jadi jarang dimainkan. Kali ini jadi favorit saya sepanjang hari, disela kelelahan menulis, mencoba memenuhi resolusi perayaan Nyepi tahun ini.

Caranya cukup mudah. Hanya menemukan dua gambar pokemon yang serupa, pada sisi yang sama atau berhadapan. Semudah cocot para motivator dalam mengemukakan pemikiran mereka akan nikmatnya hidup.
Namun yang membuat pemainnya sedikit kesulitan adalah upaya mata untuk bisa menemukan dua gambar serupa tadi, dari 128 gambar senada yang diatur dalam grid berdempetan 16×8. Dalam waktu yang singkat.
Jangan harap bisa leyeh leyeh saat memainkan games yang satu ini, karena selain harus berpacu dengan waktu, mata kalian dituntut pula ketelitiannya dalam menemukan pasangan yang sama.

Selama memainkan Onet, dari sekian kali percobaan ulang, level rendah 4-5 lumayan membuat frustasi lantaran tingkat kesulitan menemukan karakter yang sama pada posisi yang sejajar, cukup menyulitkan. Sehingga dari 6 kesempatan untuk melakukan pengacakan gambar, harus terbuang percuma pada kedua level tadi. Namun jika beruntung, kalian bisa mencapai level hingga 25-an, tanpa pernah tahu permaianan ini punya tingkatan tertingga pada level yang mana.
Sangat berbeda dengan Onet versi PC yang hanya sampai Level 7, pemain sudah bisa mencatatkan namanya pada scoreboard.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p