Skip to main content

Dukung Pencegahan Kumuh Kotaku, Badung Gelontorkan 235 M Tahun 2017

Dalam upaya mengentaskan salah satu dari 7 indikator persoalan terkait permukiman kumuh, Kabupaten Badung melalui skpd teknis Dinas Cipta Karya tampaknya ingin bahu membahu dengan program kegiatan Kotaku yang dicanangkan oleh Dirjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, menurunkan sejumlah paket kegiatan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan dana APBD tahun Anggaran 2017 sebesar 235 Milyar rupiah untuk 55 desa/kelurahan di kabupaten Badung.
Hal ini merupakan satu wujud komitmen Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Badung kedepannya, terutama yang mendukung peningkatan perekonomian secara langsung.

Adapun bentuk kegiatan yang telah dianggarkan sedemikian besar adalah berupa paket peningkatan jalan lingkungan permukiman dan perumahan, yang menjadi akses utama masyarakat di Kabupaten Badung dengan menggunakan bahan perkerasan paving natural berkekuatan K.225. Ini dipastikan oleh Kepala Seksi Permukiman Dinas Cipta Karya, Pande Nyoman Artawibawa yang ditemui di ruang kerjanya, berdasarkan pembahasan RAPBD bulan November lalu dengan kisaran nilai pagu sekitar 250 juta hingga 16 Milyar rupiah per paket kegiatannya.

Sementara Kepala Dinas Cipta Karya, Putu Dessy Dharmayanthy menyatakan bahwa proses pelaksanaan anggaran yang telah diplot sebesar 235 Milyar rupiah tersebut nantinya akan dilakukan oleh Bidang terkait sesuai dengan perubahan Organisasi Perangkat Daerah yang sedianya dilakukan pada awal tahun 2017 mendatang. Harapannya adalah bahwa dengan dianggarkannya upaya perbaikan dan peningkatan jalan serta gang di lingkungan perumahan serta kawasan permukiman, dapat mengubah kondisi infrastruktur di sejumlah desa dan kelurahan di lingkungan kabupaten badung menjadi lebih baik demi mendukung program kegiatan pencegahan lingkungan kumuh Kotaku.

* * *

Masih menyinggung soal bahan NewsLetter program kegiatan Kotaku, postingan diatas pun saya siapkan untuk edisi #3 sebetulnya. Cuma bisa aja diturunkan lebih awal di edisi #2 apabila wacana menambah jumlah halaman sesuai permintaan Pusat jadi diakomodir oleh Askot kami. Semoga tidak. Hehehe…

Lumayan bingung juga soale kalo itu benar, wong mengurusi halaman blog ini aja, ngisinya dah mulai kembang kempis, apalagi jadi kontributor sekaligus editornya NewsLetter Kotaku ? Bisa kacau nantinya…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian