Skip to main content

Tidak ada Kata TerLambat untuk beLajar (Facebook)

Masih menyambung cerita saya sebelumnya, dimana ruangan kami belakangan ini dijangkiti oleh demam atau trend Facebook via ponsel, ada juga beberapa atasan yang mulai bertanya-tanya tentang dunia maya dan isinya yang familiar terdengar ditelinga mereka.

Untuk yang satu ini, minimal saya pribadi harus bisa memberikan penjelasan yang bisa dan mudah dimengerti mengingat faktor usia atasan saya ini sudah kepala lima. Tak jarang apa yang saya gambarkan itu mengambil contoh perumpamaan dari situasi keseharian kita.

Mulai dari email, beda BLoG dengan website, apa itu BLoG, kenapa saya tertarik pada BLoG, hingga bertanya perihal video YouTube, tarif internetan dan tak lupa kasus Ibu Prita yang rame kmaren.

Jujur saja, saya pribadi merasa salut pada kedua atasan saya ini. Ohya apa saya sudah mengatakan bahwa atasan saya ini ada dua orang yang tertarik dengan hal-hal yang saya lakukan, usia mereka kurang lebih sudah berkepala lima, ibu rumah tangga dari anak-anak yang sudah menginjak remaja ?

Maka itulah, saya merasa sangat kagum akan keingintahuan mereka, dan semangat untuk belajar. Untuk bisa jauh lebih memahami tentang apa yang saya jelaskan, keduanya langsung menyodorkan ponsel mereka untuk dioprek agar mampu terhubung dengan dunia maya, mengakses email, browsing, akses Facebook hingga mencari video di YouTube. Bahkan saking tertariknya, salah satunya sampe-sampe meminta saya mencarikan Beliau laptop Netbook yang kecil se-iprit lengkap dengan modem siap nge-net.

Memang saya akui bahwa niat mereka untuk mempelajari sesuatu tak hanya melulu tentang dunia maya. Pada lingkup pekerjaan mereka pun tak segan membuka kembali dokumen-dokumen yang terkait langsung dengan yang mereka hadapi. Benar-benar berbeda dengan atasan saya yang terdahulu. He… masih ingat cerita saya soal atasan yang punya hobi ke salon, ber-dharma wanita atau malah emoh menghadiri rapat penting ?

Tidak ada kata terlambat untuk belajar, hal itulah yang bisa saya petik dari Beliau berdua. Hal ini pulalah yang mengingatkan saya pada seorang Pensiunan Dokter yang kini aktif menjadi seorang BLoGGer.

Dokter Basuki Pramana…. Apa kabarnya Pak ?

Sungguh, mereka-mereka inilah yang membuat saya merasakan salut dan menyemangati saya untuk terus belajar, apapun itu bentuknya.

Eh, ngomong-ngomong soal belajar, Thesisnya dikelarin segera tuh !!! He…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.