Skip to main content

#NovelJadul Mengenang Masa Lalu lewat Rasta & Bella

Membaca dan menikmati kembali sebuah buku novel lama yang dulu pernah kita sukai, rasanya seperti menelan sebuah pil, obat bagi rasa sakit yang sudah mendera dalam hitungan tahunan, memberi rasa kangen pada masa lalu, mengingat banyak hal yang pernah dilakukan di masa itu.

Rasta & Bella

Sebagaimana biasa tak sampai hitungan jam, saya menghabiskan halaman demi halaman satu buku novel yang kertasnya sudah tampak menguning ini, menamatkan cerita sambil mengingat kisah demi kisah dalam bab selanjutnya. Begitu cepat dan heran, semua masih tercatat. Timbul dalam ingatan begitu saja, lengkap dengan rasa haru saat Cinta itu akhirnya bertaut di penghujung cerita.

Sosok Rasta perwajahannya digambarkan menyerupai sang bintang kenamaan era 90an awal Jordan Knight, salah satu dari lima anggota New Kids on The Block alias NKOTB, sementara Bella lebih menyerupai Madonna, sosok bintang musik pop yang tak tersentuh di jaman itu. Saling serang untuk menunjukkan eksistensi masa muda masa remaja di sebuah sekolahan SMA ibukota Jakarta. Alur yang diceritakan begitu mengalir, banyolan khas om Hilman dalam cerita Lupus bisa ditemukan dengan baik disini, pun dilengkapi suasana dan nuansa pendukung cerita makin menggambarkan bagaimana kita di masa itu.

Dari histerianya NKOTB dan segala pernak lperniknya yang begitu tunggu fans lokalan Indonesia, penampilan Roxette dalam jalur pop juga tak kalah apik bagi kalangan remaja, termasuk soal majalah kenamaan dan kehebohan mereka jika sampai naik tayang menjadi cover depan salah satu diantaranya. Pun soal komputer rakitan ataupun main ke diskotik yang beken dijaman itu.

Jadi wajar jika ada rasa kangen yang menyeruak masuk saat satu novel ini diselesaikan sedemikian cepat. Kangen pada suasana di masa lalu, era 90an masa remaja masa yang penuh suka cita.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p