Masa-masa berat badan masih betah di angka 108 Kg adalah saat dimana olahraga belum menjadi sebuah prioritas utama saban pagi. Suatu gaya hidup merugikan karena memiliki efek samping yang fatal bagi diri sendiri dan tentu saja keluarga.
Fisik menjadi mudah lelah karena setiap beraktifitas selalu membawa beban berat dalam kesehariannya. Tak sedikit properti orang yang rusak saat saya menduduki atau tak sengaja melintas di sekitarnya. Susah mencari padanan baju dan celana lantaran gerai pakaian tak menyediakan ukuran custom bagi pinggang dan perawakan. Paling kentara ya bagian perut.
Setelah Diabetes menyerang dan gerak badan menjadi kewajiban setiap harinya, berat badan kini stabil berada di angka 90an. Satu posisi dimana beraktifitas jadi lebih ringan dan gesit dibawa untuk melangkah. Pilihan celana pun kini jadi lebih mudah karena ukuran pinggang tersedia di banyak tempat. Termasuk t-shirt dengan ukuran XL pun bisa masuk meski paling ideal ya setingkat lebih besar.
Harapan untuk menurunkan berat badan sebenarnya masih ada. Walaupun dengan derita penyakit gula macam ini, penurunan berat bisa dicapai dengan kadar glukosa dalam darah yang tinggi. Tapi tentu saja tak sehat bagi badan. Targetnya ya berada dalam rentang 80an kalau bisa. Semoga terwujud kelak.
Comments
Post a Comment