Skip to main content

Merayakan Tahun Baru Imlek, Menyambut Kerbau Logam

Hujan masih deras turun tiada henti semingguan ini. Demikian pula petir dan guntur saling bersahutan terdengar di kejauhan sana, melengkapi iringan awan hitam yang sejak sore tadi sudah memenuhi langit. Pertanda sang Dewa China Tionghoa akan senantiasa memberkati kita semua.

Datangnya Tahun Baru Imlek biasanya memang identik dengan hadirnya hujan dan dentuman guntur di sepanjang malam. Sebuah kepercayaan yang sampai hari ini masih lekat di pikiran, sebagaimana kata orang-orang tua kami jaman dahulu. Meskipun di Bali mayoritas masyarakatnya beragama Hindu, namun budaya China Tionghoa ini tak bisa dilepaskan dalam perkembangan dan kehidupan sosial bermasyarakat sejak awal. Itu sebabnya terdapat banyak ornamen piring-piring kecil nan antik menghiasi sejumlah bangunan suci milik umat Hindu di pura-pura tertentu sebagai tanda bahwa kedua budaya ini memang lekat tertanam hingga kini.

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan tahun baru bagi orang China Tionghoa, yang dimulai sejak hari pertama bulan pertama hingga tanggal ke-15 yang biasanya jatuh pada bulan purnama atau disebut dengan Cap Go Meh. Pada periode ini biasanya orang China Tionghoa melakukan perjamuan santap malam ataupun menyulut kembang api serta menerima tamu kunjungan dari sanak saudara, teman dan handai taulan. Pada agenda seperti ini, tuan rumah biasanya menyediakan berbagai macam cemilan yang menarik dan menggoda seperti siomay, kue kukus, atau Danisa Butter Cookies yang memiliki rasa gurih menggugah selera. Infonya, Danisa Butter Cookies ini dibuat berdasarkan resep asli Denmark, menggunakan mentega serta bahan-bahan yang berkualitas. Selain itu, setiap bagian dipanggang hingga renyah, sungguh lezat.

Perayaan Chinese New Year Festival atau Tahun Baru Imlek yang pada tahun 2021 ini jatuh pada tanggal 12 Februari kemarin merupakan tahunnya Kerbau Logam, satu dari dua belas shio hewan yang dikautkan dengan salah satu dari lima elemen perbintangan Tionghoa. Perpaduan ini akan menghasilkan periode yang berulang setiap 60 tahun sekali.

Di Bali sendiri, perayaan Tahun Baru Imlek bisa dikatakan berjalan cukup tertib lantaran pandemi Covid-19 masih membuahkan keputusan pembatasan keramaian serta adanya pemberlakuan jam malam, yang sangat dipatuhi oleh rekan-rekan China Tionghoa. Meski yang namanya pembagian angpao atau amplop merah tetap dinanti oleh banyak orang.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian