Skip to main content

Menjalankan Catur Brata Penyepian Caka 1943

Alarm ponsel berdering karena sudah waktunya. Saya memilih untuk melanjutkan tidur satu jam lebih lama, lantaran si bungsu Ara masih tampak lelap dalam mimpinya. Ia menginap disini semalam. Sementara sang ibu, pindah tidur bersama si sulung, dan si tengah memilih bareng kakek neneknya. Rutinitas yang diatur oleh anak-anak kami saban malam minggu.

Saya memilih mandi pagi ketimbang berolahraga hari ini. Karena Nyepi adalah hari pertama Tahun Baru penanggalan Bali, sehingga berharap besar saya bisa melakukan kewajiban mebanten pagi saat lantunan Puja Tri Sandhya dikumandangkan dengan lantang. Memohon keselamatan untuk semua keluarga dan bumi ini.

Matahari perlahan menampakkan cahayanya menerangi langit dan lingkungan rumah yang tadinya masih gelap gulita lantaran semua lampu di pekarangan dimatikan oleh tim bersih-bersih pagi. Ada rasa syukur saat keinginan ini bisa dijalankan sesuai harapan. Rutinitas pelengkap dimana biasanya dibarengi dengan memanaskan empat kendaraan, tidak saya lakukan mengingat hari ini kami wajib menjalankan Catur Brata Penyepian, dimana hening adalah tujuan yang utama.
Terdengar jelas gemericik air kolam dan suara burung yang ramai hinggap di pohon rambutan, serta tokek di warung depan menyambut pagi dan hari yang cerah ini.

Saya menyeruput kopi yang sudah menjadi hangat dan menikmati cemilan pertama di sela waktu istirahat sejenak pasca mebanten pekideh dan bersembahyang.
Suasana Nyepi begitu terasa.
Jalanan depan rumah tak lagi diramaikan suara lalu lalang kendaraan yang biasanya akan berangkat kerja. Hanya ada para pecalang yang mulai menjalankan tugas, bergantian menjaga lingkungan selama satu hari penuh hingga Senin pagi besok.

Rahajeng Semeng, Selamat Pagi.
Selamat menjalankan Catur Brata Penyepian.

#Nyepi

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p