Skip to main content

Cerita Selfie bareng Macan

Banyak yang masih nanyain, ‘itu pas ambil selfie foto bareng macan, si macan cuma boneka kan ya ?’

Jadi gini.

Ceritanya pas lagi beruntung bisa main ke negeri gajah putih Thailand tahun 2015 silam, kami mampir di salah satu objek wisata Tiger Park yang lokasinya berada di Pattaya, sekitar 10 KM dari kota Surabaya. *eh

Nah disitu kalo ndak salah ingat ada 1 venue yang rame dikunjungi orang. Pertunjukan Buaya kalo gak salah. Jadi pas itu tayang, salah satu staf kami ada ngikut tantangan berfoto di mulut buaya yang menganga. Aduh, saya takut bet kalo boleh dibilang.

Nah sementara pas kelar pertunjukan, saya iseng aja jalan ke arah timur kawasan bareng teman kongkow menuju area Macan utawi Harimau.
Rupanya ada satu kandang macan yang lengkap berisikan pawang dan juru foto, yang kalo mau diambil foto pake kamera dslr musti bayar lebih. Sementara kalo cuma mau fotoan bareng si loreng, tiketnya sekitar 300 baht atau 100ribuan.

Setelah liat beberapa orang yang nyoba, nyali saya mendadak muncul dan jadilah berpose bareng kakaknya kucing, dan diambil foto pake kamera hape.
Pas bongkar-bongkar cd lama saat bangun rumah kemarin, ketemulah ratusan foto jadul yang mengingatkan saya pada momen-momen penting di masa lalu. Salah satunya ya foto selfie bareng si Macan. Yang ternyata ada banyak frame tersimpan rapi dan kelak menjadi bukti bahwa si macan bukanlah sebuah boneka biasa. Tapi beneran sosok macan yang besar, dengan bulu loreng yang kering lengkap dengan penjagaan sang pawang di sisi kiri. Gak keambil foto karena memang disengaja.

At last foto ini masih bisa jadi kenangan paling keren bagi saya pribadi, karena berhasil mengalahkan rasa takut untuk berpose di sebelah sang Macan dengan resiko di caplok tanpa ampun.

Istri juga marah-marah waktu itu, pas tahu saya nekat ambil foto bareng Harimau. Tapi bersyukur bisa dilalui dengan baik.
Gimana, keren kan ya ?

Sekian banyak frame bisa membuktikan adanya perubahan posisi pada mulut Harimau.

Aniwe, kalian yang beruntung bisa mampir ke lokasi yang sama kelak, jangan lupa sedikit uji nyali di negeri orang, untuk mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan sepanjang hidup.

Asalkan jangan sampai salah masuk ke venue Tiger Show aja.

#TigerPark #bukanTigerShow

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian