Skip to main content

Menikmati Gelapnya Malam Hari Raya Nyepi Caka 1943

Hujan gerimis mulai turun sekitar pukul 6 sore tadi, menjawab semua pertanyaan tentang mengapa hari ini hawa terasa begitu panas ketimbang biasanya. Sementara di luaran sejauh mata memandang, tak ada cahaya lampu yang tampak menodai gelapnya malam, mengiringi penghabisan hari raya Nyepi Caka 1943.

Sudah empat kali saya bolak balik toilet gegara mulas lantaran terlalu banyak mengkonsumsi tuak dan tipat cantok sejak pagi. Tak ada yang bisa dikeluarkan dari saluran perut menyebabkan anus terasa begitu sakit menahan bab. Jadi susah duduk dan juga beraktifitas lainnya.
Setelah mengkonsumsi air dalam jumlah yang cukup banyak, sekitar pukul 8 akhirnya semua bisa diatasi dengan baik.
Saran dari istri memang mantap.

Sementara itu, koneksi internet Smartfren yang saya gunakan, terpantau hingga post ini dipublish, masih lancar berjalan meski hanya mampu membaca teks pada chat dan sosial media FB serta Twitter. Tanpa gambar apalagi video. Tapi sudah lebih dari cukup karena seharian ini saya ditemani banyak eBook lama tentang gadget dan sejenisnya, mengobati rasa kangen pada koleksi #HPjadul yang saat ini harus terhenti akibat pandemi.

Nyaris tak ada hal penting yang bisa diceritakan mengingat pelaksanaan Nyepi kurang lebihnya masih bisa kami atasi bersama anak-anak dengan beberapa tips khusus. Dimana aktifitas rutin kami sudahi lebih awal sore tadi, dan untuk mengantisipasi ketakutan mereka pada gelapnya ruangan, kami membekali kamar dengan lampu kecil yang temaram namun cukup memberikan terang bagi mereka untuk melanjutkan aktifitas.

Jam baru menunjukkan waktu pukul 9 malam. Mata belum jua mampu terpejam, sementara istri malah sudah tidur duluan.
Maka jadilah menikmati gelapnya malam dalam kesendirian, melakukan update post blog demi menjaga pikiran tetap berjalan normal.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p