Skip to main content

Ada Apa Dengan Cinta ? #2

April 2016, kalo nda salah film ini tayang resmi di Indonesia. Buah karya Mira Lesmana setelah melewati 14 tahun masa penantian.
Selang delapan bulan, akhirnya bisa jua menikmatinya langsung dari layar ponsel. Lupa, tempo hari dapat unduhan dari mana.
Seingat saya, bukan dari halaman lokal mengingat subtitle yang ada menggunakan bahasa Melayu.

Sinopsis ataupun jalan cerita, bisa baca di halaman Wikipedia. Cukup lengkap meski penerjemahannya agak aneh menurut saya. Tapi sudah mewakili kok.
Jadi saya ndak akan cerita lebih lanjut soal ini.

Untuk bisa Menikmati Sekuel atau kisah lanjutan Ada Apa Dengan Cinta yang dihadirkan pada tahun 2002 silam, mirip kek menanti kiriman ponsel Google Pixel.
Musti cari-cari ke banyak link, halaman penyedia film gratisan di dunia maya, namun yang dijumpai hanyalah sejumlah janji palsu. Meskipun pada akhirnya dapat, ya memang musti ditebus oleh darah dan air mata. Hehehe…

Tahun 2002. Saya lupa saat itu saya ada dimana.

Keknya masih berkutat dengan aplikasi AutoCad 2000 di sejumlah Konsultan seantero Kota Denpasar.
Waktu itu malah nda kepikiran mau nonton film, lantaran status masih Jomblo.
Kalo ndak salah sih ya.

Tahun 2016. Secara niat sebetulnya besar. Tapi situasi keknya nda mendukung untuk nonton di bioskop, secara waktu juga sudah nda sempat lagi.
Maka ya upaya pencarian link unduhan, sangat didamba sejak awal. dan seperti yang sudah saya sampaikan di awal, hasilnya cuma janji-janji palsu dimana yang ditemukan rata-rata video iklan aplikasi Line, yang diulang-ulang sepanjang 2 jam lamanya. Kampret memang.

Puas. dan Hebat.
Sang Produser emang keren.
Terlepas dari dukungan teknologi Drone masa kini yang membuat produksi film jadi lebih mudah dalam mengambil gambar, saya suka semuanya. Alur cerita yang mudah dipahami, eksplorasi budaya dan objek wisata yang tak biasa, hingga CLBK yang diharapkan ya emang kek nanggung dan digantung gitu demi kesopanan dan moral cerita yang diangkat.
Tentu akan berbeda alur jika film ini diproduksi oleh para produser Shitnetron atau film horror lokal dengan jualan paha dan dada seksi. Bisa jadi bukan indahnya alam dan dialog yang didapat, tapi full adegan ranjang. Ups… Maaf.

Butuh waktu berkali-kali untuk bisa menyerap semua detail yang ditawarkan sepanjang film. Itu pula salah satu keuntungan bisa menikmatinya melalui layar ponsel. Mau dimulai dari adegan mana pun, ya asik asik aja. Selain pula mampu membendung air mata yang tadinya diancam turun oleh salah satu staf saya di kantor. He…

Menonton Ada Apa Dengan Cinta ? #2 sedikit banyak mengingatkan saya pada dua film atau produksi lain yang melibatkan sang aktor utama, Nicholas Saputra diluar Ada Apa Dengan Cinta (2002), yaitu Gie (2005) diproduksi oleh Produser dan Sutradara yang sama, dan Nic & Mar (2015) yang menjadi bagian dari mobile drama aplikasi Line.
Demikian halnya versi AADC.
Kental banget suasana dan karakternya.

Entah apakah hanya perasaan saya saja, yang menilai bahwa Ada Apa Dengan Cinta ? #2 ini mirip banget kesannya dengan Gie, saat dialog Rangga dan Cinta yang menggunakan Ejaan baku bahasa kita, Indonesia. atau aksi Rangga di New York yang segaris dengan Nic & Mar. Entah ya menurut kalian…

dan sangat wajar, bila Ada Apa Dengan Cinta ? #2 bisa jadi pengobat rindu mereka, generasi remaja kelahiran 80/90an, yang dulu kental dan akrab dengan buku, novel dan surat cinta, kini beralih pada email, sms bahkan aplikasi semacam Line, untuk menjalani kisah cinta masing-masing sebagaimana yang dilakoni Rangga dan Cinta.
Sayapun tak malu untuk mengakui bahwa Ada Apa Dengan Cinta ? #2 pada akhirnya merupakan salah satu film favorit saya hingga kini masih saya simpan dalam storage ponsel untuk dinikmati saat pikiran dan suasana hati dalam posisi menggalau.
Cukup ampuh untuk mengobati segala kerinduan pada kekasih hati, saat jauh.

Bagaimana menurut kalian ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian