Semestinya hari ini saya bisa merasa lebih bersyukur dibanding hari sebelumnya.
Mengingat secara pelan tapi pasti, semua jalan kelihatannya mulai dibukakan oleh-Nya.
Melalui tangan sejumlah pimpinan, kawan, bahkan bisa jadi dari orang-orang tak sedari awal tak pernah saya harapkan.
Meskipun pahit, tapi saya merasa bahwa ini memanglah sebuah Ujian dari-Nya yang harus saya tempuh untuk menjadikan semua pengalaman hidup yang lebih baik.
Penyesalan selalu datang belakangan.
dan itu baru terasa ketika sadar bahwa semua sudah terlambat.
Semua sudah menjadi satu masalah besar, dimana orang lain akan berupaya menyelamatkan dirinya masing-masing dan menimpakan semuanya di satu tempat.
Hanya menangis yang saya bisa.
dan Saya tak lagi malu untuk mengakuinya.
Ada harga yang harus saya korbankan demi sebuah pengetahuan. Yang mungkin tak bisa saya dapatkan dari membaca.
Bahwa pengalaman adalah guru yang paling berharga.
Jadi berharap saja bahwa kelak tidak akan jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Mengabdi rupanya tak cukup hanya dengan mengorbankan pikiran dan waktu. Tapi juga tenaga, biaya, keluarga bahkan pula kesenangan.
Semua kejadian ini sepertinya memang harus ditebus dengan mahal.
Ada banyak pelajaran baru yang akhirnya saya dapatkan.
Terutama bagaimana merespon, bukan bereaksi.
Bagaimana memikirkan jalan keluar dalam ketenangan pikiran.
Bagaimana bersikap ketika berada dalam kondisi tertekan.
dan Bagaimana berserah pada-Nya ketika nyaris tak ada lagi yang bisa dilakukan.
Untuk Istri dan Anak-anakku…
Maafkan Bapak hari ini.
Comments
Post a Comment