Skip to main content

Eight Days a Week with The Beatles

Beberapa hari belakangan saya gandrung lagi dengerin beberapa lagu lawas miliknya The Beatles. Penyebabnya ya apalagi kalo bukan filem bioskop Yesterday yang dirilis tahun 2019 kemarin. Ini sudah kali kesekian nonton lewat layar ponsel, tapi belum bosan juga.

Usai menonton penampilan sang aktor Himesh Patel, seperti biasa yang disasar selanjutnya adalah album soundtracknya Yesterday di akun premium Spotify dan mengunduhnya. Sambil bersenandung ringan mengikuti vokal sang bintang, saya jadi ingat masa lalu seorang kawan menengah atas yang begitu tergila-gila pada the Beatles. dan memang yang bersangkutan pula yang mengenalkan saya pada grup musik asal Liverpool ini lewat belasan album kaset jaman itu dan beberapa buku dengan kisah musisi yang sama.

Masih tak puas dengan semua itu, saya pun mulai berburu beberapa filem musikalnya the Beatles, diantaranya ‘Eight days a week’ dan ‘a Hard’s days Night’. Nonton disela waktu santai jelang tidur dengan suara yang disambungkan ke speaker murahan. Mengasyikkan.

Jadi makin penasaran pas tau perubahan musikalitas mereka dari yang awalnya mencipta dan menyanyikan karya bertempo sederhana, jadi makin rumit seiring pendewasaan usia mereka. Apalagi pas mengetahui bagaimana pergolakan hati para anggota the Beatles pasca penolakan dan suasana politik di sekitar mereka. Hal yang sama pun rata-rata terjadi pada grup band musisi luar ternama.

Terakhir unduh kalo ndak salah video kerennya Here Comes The Sun yang dirilis akun youtube The Beatles dengan kompilasi gambar serta animasi klasik. Bahkan mendapatkan informasi jika tahub 2021 ini, mereka bakalan hadir lagi lewat ‘Get Back’ besutan Peter Jackson. Wah… jadi gak sabar nunggu.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p