Skip to main content

Memimpikan Beliau (lagi)

Semalam saya memimpikan Beliau kembali, meski dengan alur cerita yang absurd. Namanya juga mimpi. Aneh namun berkesan.

Jadi ceritanya saya berkendara motor ke Gianyar selepas kerja dari puspem Badung. Menunggangi motor lakik berwarna hitam yang tak familiar bagi saya. Menerabas tikungan menuju sebuah rumah yang ada di pojokan gang. Pemilik yang dituju rupanya seorang famili sepupu yang sesungguhnya bukan berasal dari Gianyar. Jadi disini saja sebetulnya sudah aneh jalan ceritanya.

Masuk ke pekarangan rumah, saya disapa oleh beberapa famili lainnya yang bertanya, lewat jalur mana tadi pas menuju kemari ? Saya ceritakan, lewat puspem ke arah timur tembus Gatsu. Jalan Gatsu yang baru jadi. Pada bingung deh merekanya. Namun disela pembicaraan, saya mendengar suara Beliau. Seseorang yang saya kagumi sejak awal bekerja di pemerintahan.
Sayapun pamit dari pembicaraan, dan bergegas masuk ke salah satu kamar yang ada di seberang area.

Saya melihat Beliau sedang berupaya berdiri sendiri sambil merapikan baju yang ia kenakan. Seakan tak yakin, sayapun berusaha bertanya kondisinya. Ia menjawab dengan optimis, sehat. dan mengatakan bahwa ia harus mengambil pekerjaan agar bisa mendapatkan uang tambahan untuk melanjutkan hidup. Sesuatu yang meninbulkan semangat baru karena setahu saya, Beliau mengalami sakit sejak lama. Maka sayapun berniat membantu, menawarkan apa yang bisa dilakukan.

Tampaknya Beliau sedang menyiapkan diri untuk menari kembali. Pakaian dalam penari yang berwarna putih hingga ujung kaki, memberi tanda jelas untuk keinginan itu. Sayapun kemudian beringsut ke luar ruangan,memberi kesempatan padanya untuk berbenah, menunggunya di luar sambil berupaya mencari opsi pembuatan Insta Story.

Pagi tadi saya memutuskan untuk menghaturkan segelas kecil kopi dan banten tangkih di bale bali tempat dimana saya bernaung. Setelah berkabar dan mohon ijin pada si bungsu Beliau yang saya whatsapp pada pukul jelang empat pagi.

Jika dilihat dari sisi makna yang ada, kemungkinan besar Beliau tetap menjalankan tugas dan hobinya sebagai pregina di alam sana. Menjadi pusat perhatian orang saat mesolah karena di luar kamar, diceritakan ada banyak sanak saudara yang menunggu, dengan kursi dan sofa disekeliling halaman. Menanti ia menari.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p