Skip to main content

Cerita Pendek : Ia dan mimpinya

Ia mengambil parang dan menancapkannya pada pohon tua di pinggir jalan, sembari menghardik beberapa pekerja. Wajah sang mandor yang tampak ketakutan tak membuatnya merasa kasihan. Progress pekerjaan tak jua mencapai target yang diinginkan, adalah alasan kuat baginya untuk mengganti satu dua nama, dengan calon tukang lainnya yang bersedia dibayar murah.

Lalu lalang kendaraan yang secara perlahan melambat, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi. Menciptakan kemacetan baru tanpa ada kepedulian aparat yang sedang berjaga di lokasi. Menambah pikuk jalanan, penuh dengan debu dan kerikil yang berserakan dimana-mana. Melengkapi makian belasan orang tanpa mampu berbuat apa-apa.

Dalam kebingungannya, ia cobakan untuk mencari solusi. Sebuah pemecahan yang memberikan jalan keluar terbaik bagi semua orang. Meski harus mengorbankan kenyamanan dan waktu luang yang seharusnya bisa ia nikmati bersama keluarga. Sebuah resiko jabatan bagi mereka yang duduk diatas kursi panas kegiatan dengan nilai kontrak milyaran.

Sesungguhnya ia adalah seorang pekerja keras, yang cerdas dalam menangani semua masalah di lapangan. Baik secara ilmu konstruksi maupun administrasi keuangan. Integritas yang tinggi serta kejujurannyalah yang membawa ia pada tampuk kesuksesan memimpin puluhan karyawan dan tukang, selama perusahaan berdiri sejak awal tahun 70an silam. Sayang Ia tak mampu menurunkan semua bakat dalam hidupnya pada sang putra, yang kelak ia harapkan dapat menjadi pengganti dan meneruskan tongkat estafet miliknya.

Kepercayaan yang telah ia berikan, rasanya tak ada guna mengingat putra semata wayangnya justru terbuai akan indahnya cinta dan mengabaikan bekal masa depan yang telah dipersiapkan kedua orangtuanya. Meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya diselesaikan oleh para pekerja sore itu.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p