Skip to main content

Cocot Sembarangan berModalkan Meterai

Salah cari lawan, ya resikonya besar.
Apalagi kalo yang mau dilawan itu umat, sudah jelas tujuannya bukan hanya sekedar duit, dapur ataupun bekal amplop. Tapi sudah mengarah ke adu domba dan mengingkari kebhinekaan. Yang seperti ini, sudah seharusnya gak cukup hanya dengan meminta maaf, lalu selesai pasca menandatangan surat pernyataan berMeterai 10.000. Karena jejak digital akan terus dibagikan kepada mereka yang memiliki tujuan sama, dan kelak akan ada versi lanjutannya yang jauh lebih kasar. Mengingat kesalahan awal saja bisa dimaafkan dan selesai berkat meterai 10.000, lalu mengapa tak mencobanya dalam skala yang lebih besar ?

Banyak orang denial menghadapi masalah-masalah soal ketersinggungan sara macam ini. Bahkan ada juga yang sudah jelas-jelas menimbulkan korban kematian, masih juga disangkal ramai-ramai dengan mengatakan mereka adalah orang tak beragama. Secara ajaran yang diyakini oleh sang penyangkal mungkin ya, sepantasnya memang si pemicu dikatakan tak beragama. Jadi sebaiknya bangkainya dibuang saja ke laut atau ditanam tanpa upacara apapun, bukan diselesaikan secara agama. Sungguh naif jika sampai semua pejabat dan petinggi negeri memiliki pemikiran seperti itu.

Bukan tidak mungkin, kedepan akan muncul banyak bibit serupa yang mencoba terus menerus mengadu domba dan merusak negara ini. Lantaran ada yang beranggapan bahwa semua bisa dimaafkan dan selesai hanya dengan modal meterai 10.000 dan ada juga yang memilih jalur tak beragama toh saat dikebumikan tetap diperlakukan sesuai agama yang ia anut selama ini.

Jika sudah begini, ya siap-siap aja kalo negara bubar jalan, lantaran chaos yang tak mampu dibendung.

Menjaga kebhinekaan memang tak semudah cocot mario bros.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p