Skip to main content

Mari Berbagi sekantong Darah Untuk Sesama

Saya pribadi tidak menyangka bahwa apa yang saya lakukan ternyata bakalan diganjar dengan sebuah penghargaan dari Palang Merah Indonesia. Saya malah baru tahu ada penghargaan ini setelah seorang rekan blogger bali yang kebetulan bekerja di bagian Radiologi Rumah Sakit Sanglah, Putu Adi Susanta menyambangi saat mengantarkan Bapak suntik VAR beberapa waktu lalu. Sebuah penghargaan yang diberikan setelah dengan sukarela menyumbangkan darah 25 (dua puluh lima) kali untuk kepentingan kemanusiaan.

Kalo tidak salah ingat pertama kalinya saya memutuskan untuk ikut aksi donor darah ya waktu masa sekolah SMA. Tepatnya saya tidak ingat, apalagi tanggal yang tertera pada kartu sudah memudar.

Sebagai seorang pendonor darah bisa dikatakan saya merupakan pendonor yang malas. Karena kalo dihitung secara matematis, dalam kurun waktu 15 tahun seharusnya saya sudah menyumbangkan darah paling tidak 60 (enam puluh) kali. Dengan pertimbangan dalam jangka waktu satu tahun, seorang pendonor secara rutin menyumbangkan darahnya tiga bulan sekali. Itu kalo tidak salah merupakan waktu standar jeda yang disarankan meskipun waktu minimum yang diperbolehkan adalah dua bulan sekali.

Kemalasan ini disebabkan oleh faktor ingatan yang artinya baru melakukan donor darah jika ingat. Hehehe… makanya kalo dilihat lagi pada kartu donor yang saya miliki, ada jeda waktu yang beragam antara waktu donor yang satu dengan lainnya. Dari lima bulan, satu tahun, dua hingga ada juga yang jeda tiga tahun. Waduh…

Untuk waktu atau tanggal donornya sendiri ada satu keunikan yang bisa saya ingat. Bahwa saya biasanya melakukan donor saat momen atau event tertentu. Misalkan saja hari lahir, hari kasih sayang, akhir tahun atau saat kepulangan dari perawatan istri atau anak di Rumah Sakit Sanglah seperti beberapa waktu lalu dan juga saat bom Bali I dan II. Entah karena di saat-saat seperti itu saya baru mampu mensyukuri hidup hingga meluapkan keinginan untuk berbagi atau hanya sekedar bersimpati saja.

Sekantong darah setiap tiga bulan barangkali masih tergolong pelit untuk sebuah maksud berbagi pada sesama. Namun setidaknya saya sudah berusaha untuk selalu berbuat baik sepanjang hidup yang saya miliki. Itu saja.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

PimPro, Apaan sih Itu ?

PimPro Kalian yang sudah masuk dunia kerja, utamanya yang bergerak di bidang konstruksi, saya yakin pasti pernah dengar istilah Pimpro. Baik yang berkonotasi Negatif ataupun Positif. Demikian halnya saya. Pertama kali mendengar istilah PimPro kalo ndak salah ya pas baru-baru jadi Pe eN eS. Yang saat diceritakan oleh pimpinan saat itu, apa tugas, kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki oleh seorang Pimpro, Bagi saya pribadi sih lebih banyak Negatifnya. Ini jika dilihat dari kaca mata kebenaran. Bukan pembenaran. Image besarnya Power seorang Pimpro makin dikuatkan saat saya mengobrol ngalor ngidul bersama seorang pejabat fungsional di tingkat Provinsi saat berkesempatan menginap sekamar *bukan seranjang ya* sewaktu ditugaskan ke Indonesia Timur berkaitan dengan pemanfaatan dana ABPN dua tahun lalu. Dari ceritanya, ya memang benar bahwa seorang PimPro apalagi di era Pak Harto menjabat dulu sebagai Presiden RI ke-2, punya kekuatan besar yang begitu memanjakan hidup dan keseharian yang bersa...