Skip to main content

Jangan Bugil didepan Lensa Kamera

Permohonan maaf yang dilontarkan oleh dua artis cantik terkait dugaan keterlibatan mereka dalam skandal video porno beberapa hari lalu sesungguhnya bisa dikatakan sudah sangat terlambat. Bagaimana tidak ? sekian lama mereka berusaha untuk tetap kukuh pada pendirian dan tidak mengakui akan dugaan ‘kemiripan’ yang menjadi isu masyarakat. Baru meminta maaf setelah status mereka berdua di’naik pangkatkan menjadi ‘Tersangka. Sangat disayangkan memang.

Kendati demikian, yang seharusnya lebih disayangkan adalah pemberitaan media (baca: Info’TAI’ment dan sejenisnya setiap hari tiga kali sehari) yang seakan-akan men-judge mereka (Ariel PeterPan, Luna Maya dan Cut Tary) sebagai bintang film porno yang siap menghancurkan moral bangsa ini. Padahal jujur nih, kalo memang dikatakan mengancam moral bangsa, kenapa lokalisasi gak dibasmi dan dilarang ? kenapa Dolly atau bahkan tempat-tempat elit yang tersebar di seantero kota besar dan menawarkan paket syur gak diblokir sekalian ? mereka semua malah aman-aman saja… Malahan salute saya berikan pada mereka bertiga karena pada akhirnya mau mengaku salah atas perbuatan yang mereka lakukan. Berbeda dengan para pejabat yang sudah ketahuan korupsi tapi malah mengelak dengan sejuta alasan sakit.

Apa yang terjadi pada ketiga artis kenamaan negeri ini bisa saya katakan ‘hanya kebetulan saja karena oknum yang terlibat dalam video porno tersebut sudah dikenal banyak orang dengan mudahnya. Padahal diluaran ada puluhan bahkan ratusan video porno lokal yang bisa didapatkan dengan mudah hanya saja akan sangat sulit mencari identitas asli mereka. gak percaya ?

Coba main ke warnet-warnet yang ada disekitaran rumah, hunting pada data server mereka dan temukan puluhan bahkan ratusan video porno lokal yang dibuat dengan berbekal kamera video amatiran. Saya yakin sebagian besar dari video-video tersebut dibesut dari kamera ponsel yang memang bisa didapatkan dengan harga yang murah. Ciri khas yang paling kentara adalah durasi kisaran rata-rata 10 detik, ukuran file yang dibawah 100 kb untuk sebuah format 3gp ataupun frame rate yang terputus-putus dan dimensi video standar kamera.

Makanya sungguh sangat disayangkan apabila kemudian ketiga artis tersebut di-cap sebagai perusak moral bangsa. Padahal ada banyak artis lainnya yang malah secara terang-terangan memproduksi dokumentasi digital berbau porno baik foto dan video yang malahan sama sekali tidak tersentuh hukum.

Ada satu pelajaran berharga yang sebenarnya dapat dipetik dari skandal video ini. Jangan bugil didepan lensa kamera.

Ketika memutuskan untuk bugil didepan lensa kamera, baik berupa gambar statis maupun bergerak, entah besok atau satu hari nanti apa yang terekam dalam media tersebut saya yakin bakalan terekspose jua secara luas. apalagi kalo sampai media yang digunakan untuk mengambil gambar tersebut berpindah tangan ke orang lain, dalam usaha perbaikan sekalipun.

Pernah membaca tulisan saya terkait usaha untuk mengembalikan data yang telah terhapus/dihapus dengan bantuan sebuah aplikasi PCI File Recovery yang sangat mudah digunakan oleh orang awam sekalipun ? belajarlah dari situ.

Anda boleh-boleh saja (Maaf) berhubungan Seks dengan siapa saja, tapi jangan sekali-sekali merekamnya dalam bentuk media apapun. Sekali melakukannya, siap-siap saja untuk menghadapi masalah seperti yang dialami oleh ketiga artis kenamaan tersebut. Penyesalan yang tiada guna akibat kecerobohan yang seharusnya sudah saatnya disadari.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja