Skip to main content

Mengejar 10ribu langkah setiap hari

Sudah tiga bulan terakhir selama masa pandemi ini, saya berusaha konsisten untuk berolahraga setiap harinya.
Ya, setiap hari tanpa absen.
Selain menjaga kesehatan agar terhindar dari Covid, minimal harapannya begitu, aktifitas ini rasanya sudah menjadi candu dan wajib dituntaskan pagi atau paling tidak sore hari.

Mengejar 10ribu langkah setiap hari.

Caranya ya bergerak, bergerak dan bergerak. Minimal selama 1.5 jam, maka target diatas bisa selesai dengan sendirinya.
Jika dikalkulasi, jumlah langkah hingga 10ribu, biasanya saya tempuh dalam hitungan jarak 8 KM. Asumsi rata-rata dengan panjang jangkauan kaki, setiap 1 KM saya melakukan gerak sebanyak 1200an langkah. Artinya, kalian yang memiliki tinggi dibawah saya, pasti memiliki jangkauan yang lebih banyak dalam jarak yang sama.

Sementara untuk waktu tempuh, biasanya saya membuang 10 menitan per KMnya bila kecepatan berjalan sampai 6 KM/jam. Itu sebabnya saya katakan, hanya memerlukan waktu 1.5 jam saja secara konstan per harinya.

Bisa menyimpulkan sampai sejauh itu ya karena sudah melakoninya dalam rentang waktu yang cukup lama.

Apabila saya menuntaskan target itu di pagi hari, maka bisa ditebak pada jam 10/11 siang sudah harus membersihkan diri untuk yang ke-2 kalinya. Mengingat mandi pertama dilakukannya pukul 5 pagi, untuk bersiap mebanten pekideh sebelum memulai aktifitas harian. Setelah itu kantuk datang, dan tanpa ba bi bu langsung terpejam. Sementara kalopun kantuk datang sebelum mandi dilakukan, biasanya saya terpejamnya diatas kursi teras ditemani semilir angin siang hari.

Aktifitas ini tidak akan bisa dicapai jika tanpa ditemani oleh musik. Dari Van Halen, GNR, Sepultura bahkan Rancid paling kerap menjadi theme song saat saya berupaya melakukannya. Meski terkadang harus mencoba genre lainnya macam Psy, 2 Unlimited, atau bahkan Iwan Fals favorit saya, agar tak sampai bosan saat berolahraga.

Menyibukkan diri secara mandiri serta berusaha EGP pada lingkungan, kelihatannya adalah upaya terbaik dalam menjaga pikiran untuk tetap normal selama masa pandemi ini.
Jadi tetaplah semangat berolahraga.

UICG kalo kata kawan saya.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p