Skip to main content

Tips Ringan Hadiri Rapat Tanpa Membawa Banyak Berkas

Sesaat sebelum diskusi dimulai, beberapa kawan menyapa saya dengan sebutan Dilan. Panggilan yang membuat saya mengernyitkan dahi dan sigap bertanya. Katanya saya mirip anak muda dalam filem yang sempat viral tempo hari, hanya karena membawa satu buku saja saat memasuki ruang diskusi pagi itu.
Sementara kawan yang lain, membawa sejumlah map, buku kerja, dan tas gendong yang berisikan laptop, dokumen serta perlengkapan lainnya.
Entah maksudnya pujian atau malahan meledek, saya mah gak terlalu peduli.

Kebiasaan membawa peralatan lengkap saban menghadiri rapat, bagi saya jadi satu hal yang ‘so old’, mengingat untuk ukuran jaman jani, nyaris semua hal bisa digantikan oleh satu perangkat pintar bernama ponsel. dan itu sudah saya lakukan dari saat pertama mengenal devices pda sebagai kawan setia dimanapun berada.
Memang, ada potensi kehilangan data saat ponsel mati di tengah jalan. Baik karena kehabisan daya batere ataupun rusak total. Tapi sepertinya itu jarang terjadi bilamana kita bisa menyiapkan antisipasinya lebih awal.

Teknologi kedua yang wajib dibawa saat menghadiri rapat atau diskusi jaman jani di level asn, adalah cloud.
Cloud itu macam aktifitas titip file dalam perangkat flash disk di dunia maya, yang gak perlu dibawa secara fisik.
Menyimpan banyak hal dan dokumen penting, semisal di Google Drive atau DropBox, agar kelak saat semuanya dibutuhkan, tinggal akses dari layar ponsel dan membuka serta membagikannya pada yang lain dengan mudah.
seSimpel itu sebetulnya.

Yang ketiga tentu saja Koneksi Internet.
Bisa menggunakan koneksi wifi gratisan di lokasi diskusi atau paket data sendiri.

Akan tetapi untuk berjaga-jaga, ada baiknya sih melakukan penyimpanan file dan dokumen yang dibutuhkan dalam bentuk digital pada memory ponsel.
Yang mana, untuk ukuran dokumen ASN, rasanya sih gak butuh banyak space untuk menyimpan itu semua. Kecuali file berupa presentasi dengan flash dan animasi kekinian, atau video.
Jangan lupa memberikan nama file yang sesuai isi dokumen untuk memudahkan pencarian.

Kalaupun kemudian apa yang dicari tidak ada tersimpan baik dalam memory ponsel ataupun cloud, jaman jani Whatsapp kerap dimanfaatkan untuk berkoordinasi dengan staf atau rekan kerja yang berada jauh dari lokasi diskusi. Mintakan saja file atau dokumen yang dimaksud di grup kerja, atau secara pribadi jika memiliki staf terpercaya. Biasanya apa yang dibutuhkan, tidak harus saklek disampaikan saat itu, terkecuali kalian berada dalam posisi pemeriksaan oleh penyidik aparat atau BPK di lapangan.

Sementara untuk media tulis, bisa memanfaatkan sarana yang disediakan di lokasi, atau mencatatnya secara cepat dan singkat pada aplikasi catatan di ponsel masing-masing.
Ini akan jauh lebih memudahkan saat pimpinan meminta pelaporan hasil rapat atau notulensi pasca agenda.

Memang terkadang oleh pimpinan rapat dan rekan lainnya, kita terlihat abai pada suasana diskusi lantaran sibuk dengan dengan layar ponsel, lengkap dengan dugaan bermain games atau scroll timeline social media, namun dengan pengalaman sekian kali diinterupsi, mereka akan paham dengan sendirinya saat mengetahui apa yang kita kerjakan.

Sudah bukan jamannya lagi membawa banyak berkas, seiring begitu mudahnya memanfaatkan teknologi jaman jani.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p