Skip to main content

Berburu Tempat Wisata Asyik untuk Keluarga di Jogja

Masa pandemi begini rasanya masih malas jika harus meninggalkan rumah atau meninggalkan keluarga saat diminta dinas ke luar kota, mengingat baik daerah asal maupun daerah tujuan bisa dikatakan masih belum aman dari penyebaran virus covid-19. Meskipun Pemerintah Pusat infonya sedang menggalakkan upaya untuk mendorong wisatawan domestik mengunjungi beberapa daerah atau tempat wisata tanah air, demi mendorong perekonomian dan roda kehidupan masyarakat kecil. Diantara sekian banyak destinasi yang ditetapkan, Jogja adalah salah satu yang sampai saat ini masih menarik perhatian banyak orang dan juga anak muda generasi milenial.

Dikenal sebagai kota wisata yang aman dan damai serta masih mengedepankan budaya dan keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta, istana resmi Kesultanan yang dibangun pada tahun 1755 dan berlokasi di Kota Jogja. Menyajikan pemandangan dan bangunan arsitektural istana jawa yang apik dan menarik, berbagai koleksi milik kesultanan dipamerkan pula disini. Seperti kendaraan dari era kolonial dan kerajaan, gambelan kuno, keris dan barang peninggalan lainnya. Selain dapat menikmati suasana keraton yang begitu sakral, pada momen tertentu pengunjung dapat pula menonton tari-tarian serta tata ruang bangunan yang menarik dengan bentuk joglo berhiaskan ornamen unik sebagai lambang jabatan ‘pemilik’ bangunan.

Sementara itu hiburan malam bisa dinikmati lewat kehadiran belasan musisi dan seniman Jogja yang tampil di sepanjang jalan Malioboro.

Jalan ini merupakan bagian dari tiga kawasan jalan yang membentang dari Tugu Jogjakarta hingga ke perempatan kantor pos Jogja.
Lokasi ini tergolong ikonik bagi Daerah Istimewa Jogja yang hingga kini namanya sudah dikenal mancanegara. Tidak heran bila saat-saat sebelum pandemi, turis luar banyak ditemui saat mereka menikmati sajian musik angklung masa kini ataupun kuliner khas Jogja yang begitu menggoda. Selain itu bagi yang menyukai souvenir antik nan klasik, bisa juga ditemui di sepanjang jalan, bersama kerajinan trdisional dari para penduduk setempat.

Bilamana liburan dan aktifitas jalan-jalan dilakukan bersama keluarga, jangan lupa mampir di destinasi Jogja Bay Waterpark yang siap memanjakan anak-anak dan seluruh keluarga dengan berbagai wahana yang memicu adrenalin. Pun terdapat restoran atau cafe untuk mengisi ulang energi dengan santapan dan masakan yummy. Salah satu tempat wisata di Jogja ini rupanya cukup banyak dikunjungi oleh masyarakat domestik maupun mancanegara sebelum masa pandemi. Dimana informasinya sempat ditutup dari tanggal 19 Maret 2020 untuk mencegah meluasnya penyebaran virus Covid-19 di lingkup masyarakat dan lingkungan setempat.

Selain mengajarkan anak-anak untuk dekat dengan alam, Jogja Bay menyediakan pula area relaksasi seperti kolam ombak dan kolam arus, serta berbagai wahana dengan banyak pengalaman baru didalamnya, seperti Volcano Coaster, Timo-Timo Rider, Brando Boomeranggo, atau Ziiggy Giant Barrel, serta Memo Racer dan Bekti Adventures. Di sisi lain, terdapat pula sebuah perkampungan tua Bajak Laut yang bernuansa Tropical Lust penuh dengan tanaman hijau dan thematic old pirates.

Urusan Tiket Masuk ke berbagai venue ataupun objek wisata sebagaimana diatas, rata-rata masih tergolong ramah di kantong, kisaran belasan hingga puluhan ribu per kepala, baik dewasa maupun anak-anak. Meski ada juga beberapa objek wisata lain yang masih menggratiskan kunjungan. Untuk tempat-tempat semacam ini, pengunjung hanya dikenakan karcis parkir saja, roda dua maupun empat.

Kalian yang nantinya berminat mengunjungi Kota Jogja pasca pandemi, jangan lupa mengunjungi berbagai destinasi dan objek wisata diatas ya, karena dijamin seru dan mengasyikkan. Tetap jaga kesehatan dan patuhi himbauan pemerintah sesuai protokol kesehatan. Persiapkan rapid test 1-3 hari sebelum jadwal keberangkatan, untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian