Skip to main content

Covid ini sungguh mengkhawatirkan

Pada masa-masa menanti kepastian seperti ini, ada 2 hal yang saya khawatirkan dan pikirkan dalam kepala. Saya yang positif Covid atau mereka, orang-orang kesayangan. ‘Malun ken durinan gen…’ (translate : duluan atau belakangan) kalo kata orang-orang tua.

Bagaimana tidak.
Pengalaman yang dibagikan oleh para ahli di media cetak, benar-benar bikin raga ini tak kuasa menahan beban pikiran. Mereka yang berusia lanjut dan juga memiliki penyakit bawaan adalah golongan paling rentan tertular pada kondisi seperti ini. Apalagi di saat yang sama, sebagian besar masyarakat sudah mulai abai akan anjuran pemerintah. Untuk menjaga jarak, mengenakan masker atau selalu membersihkan tangan dan badan tiap kali usai beraktifitas.

Jika saja kelak saya terpapar Covid, tak bisa membayangkan betapa repotnya keluarga yang saya tinggalkan. Baik istri yang selama ini sudah bersusah payah membantu anak-anak bersekolah online, juga beban orang tua dan tentu saja anak-anak yang kehilangan figur seorang ayah. Berjuang mengarungi kehidupan dan masa depan yang makin tak jelas. Menanti anak-anak tumbuh dewasa di tengah himpitan hutang dan biaya hidup juga pendidikan. Sendirian menjalani semuanya.

Atau saat mereka yang terpapar, benar-benar rasanya sudah kehilangan asa. Harapan untuk melihat kebahagiaan yang selama ini didambakan, sirna begitu saja dimakan waktu. Begini rasanya saat berupaya melawan virus tak terlihat oleh mata.

Mereka yang ditinggalkan, sudah sangat banyak jumlahnya. Satu persatu kawan dan para pahlawan medis pergi begitu saja. Setelah melalui perjuangan untuk bertahan hidup atau dadakan tanpa gejala. Sungguh tak rela jika keluarga ini kelak ada diantaranya.

Covid ini sungguh mengkhawatirkan.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p