Skip to main content

Lokakarya Penilaian Kabupaten Badung Tangguh Bencana, Swissbell Legian

Tadinya gak bakalan nyangka kalo hari ini bakalan ditugaskan menghadiri Lokakarya Penilaian Kabupaten/Kota Tangguh Bencana, yang diagendakan oleh BNPB Pusat dan BPBD Kabupaten Badung di SwissBell Legian. Surat penugasan baru saya terima pada pukul 9.30 pagi sementara jadwal kegiatan yang saya baca dimulai dari pukul 9.00 wita.
Bakalan telat banyak sepertinya, apalagi habis waktu di jalan.

Saya tiba di lokasi dalam waktu yang cukup cepat ukuran perjalanan dari Puspem Badung Mengwi menuju Legian Kuta. Berhubung jalanan bisa dikatakan cukup sepi begitu kendaraan memasuki wilayah Kecamatan Kuta. Meski demikian, acara tampaknya sudah setengah jalan untuk hari pertama, dilihat dari jumlah peserta yang sudah hadir, saya termasuk yang terakhir absensi, dan juga sesi snack pun sudah dipersilahkan tak lama setelah saya mengambil tempat.

Agenda kali ini rupanya beneran tatap muka, sudah bukan memanfaatkan teknologi Zoom lagi. Sisi negatifnya, saya ngantuk berat di sesi awal, utamanya saat pemaparan pemahaman bencana dan kajiannya. Gak masuk di otak soal beginian. Ha… Sementara itu sisi positifnya, masing-masing peserta diberi jatah akomodasi penginapan 2 malam, selama lokakarya berlangsung. Wiiih… ini kelasnya SwissBell hotel loh, bukan ecek-ecek. Maka setah mendapatkan kunci kamar urutan paling akhir, saya pun bergegas mengambil kotak makan siang yang dibagikan di Resto lantai 1, untuk dinikmati di kamar masing-masing. Mengingat panitia menyarankan kami untuk tetap menjaga protokol kesehatan selama agenda.

Memasuki kamar 501 yang posisinya dekat tangga dan lift, seperti biasa sugestinya langsung datang. ‘Gak bakalan bisa tidur deh sepertinya…’ Berhubung saya tipe orang yang gak betah tidur sendirian di kamar hotel. Dah takut duluan. Gara-gara kebanyakan twit #bacahorror
Maka usai menyantap makan siang, sayapun iseng membuka lembar demi lembar buku Tangguh Kabupaten Kota miliknya BNPB Pusat, dan menuliskan catatan kecil dibawahnya terutama yang sekiranya berkaitan dengan bidang kerja.
Sampai yang gak nyangka, saya ketiduran selama 10 menitan. Lumayan, bikin seger pikiran meski masih agak ngantuk.

Sesi Diskusi Detail Tangguh Kabupaten Kota kelompok 2, dilakukan di ruang pertemuan tengah, sebelah area snack. Setelah mencomot dua gelas jus jeruk, sayapun siap mengikuti sesi diskusi yang dihadiri pula oleh Pak Eka mewakili Dinas PUPR Badung, bawaannya lengkap dari semua bidang kerja yang ada, lalu ada papihnya Ary yang bertugas di Dinas Pariwisata, kami bertiga ada dalam satu kelompok diskusi terkait teknis dan infrastruktur. Sementara Om Krisna ada di ruang sebelah, mewakili Dinas Sosial yang infonya membahas hal-hal yang berkaitan langsung dengan masyarakat.

Diskusi berakhir tepat waktu sesuai jadwal. Sayapun memilih balik sebentar ke kamar 501 untuk menikmati snack dan dua botol tanggung air mineral. Juga untuk meregangkan badan serta melepas masker N95 sejenak, sebelum beranjak pulang ke rumah.
Lebih memilih tidur bareng istri dan melihat senyum anak-anak, ketimbang sendirian berada di kamar hotel.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian