Skip to main content

Hari Ketiga Pendidikan e-Procurement LKPP - LPSE

Bisa jadi lantaran istirahat malam tadi sudah mulai terasa lebih dari cukup, sayapun terbangun di pagi hari dengan perasaan segar kendati tengkuk kiri sedikit nyeri, yah… satu hal yang biasa.

Tidak demikian dengan perubahan rencana diskusi yang sedianya dilakukan malam tadi, di sela sarapan pagi atasan kami mulai membagi tugas dan bertukar pikiran terkait pendidikan yang telah dilakukan selama 2 (dua) hari kemarin. Saya sendiri akhirnya ditunjuk sebagai Administrator (dalam sistem e-Procurement disebut Admin Agency) bersama seorang senior dari Dinas Perhubungan yang hingga kini masih secara rutin meng-update berita di portal resmi milik Pemda Badung.

Berkaitan dengan penugasan ini, maka untuk hari ketiga Pendidikan e-Procurement yang bekerja sama dengan LKPP – LPSE Pusat, salah satu dari kami didaulat untuk ikut serta menengok keberadaan LPSE Daerah yang direkomendasikan oleh Pusat, yaitu Jawa Barat, sedangkan satunya lagi tetap mengikuti Pendidikan seperti biasa.

LPSE Jawa Barat ini kami capai kurang lebih sekitar 2 (dua) jam perjalanan . Berlokasi disebuah kawasan perumahan yang bagi kami cukup asri mirip-mirip kawasan Taman Wisata Bedugul, lengkap dengan sejuknya suasana khas Kota Bandung. Kalo gak salah di kawasan Resort Dago Pakar.

Setelah berdiskusi sedikit terkait dengan pembentukan LPSE di daerah  sebagai bahan penjajagan kelak, kami diajak berkeliling gedung untuk melihat Ruang Server yang nantinya bakalan digunakan sebagai tempat penyimpanan sistem dan data lengkap dengan kriteria khusus berdasarkan pengalaman yang didapat, demikian pula Ruang Bidding, Help Desk dan Training bagi Penyedia Barang dan Jasa.

Dari pemaparan yang kami dapatkan, rupanya masih ada beberapa hal yang masih perlu untuk diketahui terkait dasar hukum yang akan digunakan untuk membentuk LPSE di daerah kami. Untuk itu pihak LPSE Jawa Barat memberikan bimbingan untuk menghubungi pihak yang lebih berkompeten dalam menjawab dan menguasai hal tersebut. Maka meluncurlah kami ke Gedung Sate di Pusat Kota Bandung, sebelum akhirnya bertolak kembali ke Jakarta.

Secara pribadi saya kagum pada beberapa atasan yang ikut serta menjajagi keberadaan LPSE Jawa Barat ini. Banyak hal yang dapat dipelajari dari mereka, dari pandangan, tukar pendapat hingga diskusi dalam kendaraan pun dilakukan sepanjang perjalanan. Walopun terkait dengan proses Pendidikan ini saya harus melewatkan salah satu materi yang tak kalah penting, namun sepertinya masih dapat saya pelajari lewat Buku Panduan (Manual) Sistem saat kembali ke daerah nanti.

Seperti halnya kemarin malam, kami akhirnya sampai di Hotel sekitar pukul 9 waktu setempat, tentu saja dengan kondisi yang sudah mulai kendor, lantaran perjalanan panjang dan melelahkan sepanjang Tol, namun tetap harapan saya secara pribadi, esok harus lebih baik lagi. Jadi tentu saja saya harus ber-Terima Kasih kepada Tuhan untuk hari ketiga ini…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian