Sempat kaget membaca perkembangan kasus ‘update status’ yang dilakukan seorang pemuda tanggung Ibnu Rachal Farhansyah saat Hari Raya Nyepi waktu lalu, rupanya sudah mulai masuk ke ranah hukum. Adapun FKUB bersama Kanwil Agama Provinsi Bali, MUI, Walubi dan Parisadha Hindu meminta agar kasus ini diproses secara hukum (DetikNews 24/3).
Ibnu bukanlah orang pertama yang berkasus saat melakukan ‘update status’ di salah satu jejaring sosial FaceBook, sebelumnya ada Evan Brimob yang beken saat pertarungan Cicak vs Buaya. Ungkapan ‘polri tidak membutuhkan masyarakat’ termasuk menuai banyak kecaman dari berbagai kalangan seperti halnya ungkapan ala Ibnu ‘Nyepi sepi sehari kaya’tai’.
Saya pribadi tidak menyalahkan mereka berperilaku seperti itu. Secara usia bisa dikatakan masih tergolong labil dalam berpikir, bersikap dan berkata-kata. Tidak hanya berperilaku didunia maya, bahkan nyatapun banyak. Darah muda sangat menggelegak. Seperti petasan atau bisa jadi bom… disulut sedikit, langsung meledak. Saya bisa berpendapat demikian, karena sayapun pernah mengalaminya.
Bijak dalam berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain apalagi di dunia maya. Dunia yang barangkali kini sudah ada peraturannya. Tetap menjaga sopan santun dan toleransi pada sesama barangkali perlu dikedepankan kembali dalam setiap situasi. Sayangnya kini sudah jarang terdengar.
Tidak ada salahnya kita belajar bercermin pada apa yang sudah terjadi disekeliling kita. Ibnu Rachal Farhansyah dan Evan Brimob hanyalah segelintir orang yang kelihatannya tidak peduli dengan semua itu. Jangan sampai kita menjadi bagian dari mereka.
Menghormati orang lain adalah hal mutlak, sekalipun kita berada pada situasi dan kondisi yang tidak mengenakkan. Ingatlah bahwa apapun yang kita ungkapkan didunia maya mampu menjadi bumerang ketika kelengahan itu datang. Berusaha secara sadar menjaga diri sendiri dan menjaga orang lain.
Comments
Post a Comment