Skip to main content

Mengusik Nyepi cara Ibnu Rachal Farhansyah

Nama Ibnu Rachal Farhansyah mendadak menjadi Trend dikalangan pengguna FaceBook, satu jejaring sosial yang begitu booming di Negeri ini. Ketenaran nama tersebut kurang lebih menyamai nama seorang FaceBooker (sebutan bagi pengguna FaceBook) yang tempo hari sempat pula mencuat saat perseteruan Cicak vs Buaya, Evan Brimob.

Saya pribadi merasa heran lantaran diundang oleh seorang teman yang juga Rekan Kantor untuk bergabung dalam sebuah group ‘Usir Ibnu Rachal Farhansyah dari Bali’. Siapa pula orang ini ? Baru mulai tersadar setelah mendapatkan sedikit bocoran dari Koran FesBuk, salah satu penyedia berita terkini di jejaring sosial yang sama, bahwa yang bersangkutan, Ibnu Rachal Farhansyah telah menuliskan kata-kata yang kurang etis terkait Hari Raya Nyepi. Kurang menghormati keragaman agama yang ada di tanah air ini.

Sekedar informasi, Ibnu Rachal Farhansyah melakukan update status melalui ponsel (dilihat dari tulisan Mobile Web) pada hari Selasa 16 Maret 2010 “nyepi sepi sehari kaya tai”, yang kemudian ditanggapi secara serius oleh rekan-rekannya.

Tidak menunggu waktu lama, reaksipun ditunjukkan dengan mencuatnya angka 6.000 pengguna FaceBook yang tergabung dalam group diatas. Belum lagi beberapa group lain yang senada. Betapa menakutkannya sebuah kekuatan dunia maya.

Pria yang kini sedang bertunangan dengan seorang gadis bernama Nur’aini Safanti Rani, rupanya kurang menyadari efek jera yang mampu dilakukan oleh kekuatan dunia maya di negeri ini, apalagi ranah hukumnya sudah diperjelas dengan keberadaan UU ITE. Entah karena merasa bersalah ataukah khawatir bahwa kebodohannya akan berbuntut panjang, pria bernama Ibnu Rachal Farhansyah ini kemudian membuat satu group tandingan “maafkan Ibnu Rachal Farhansyah” yang sampe detik yang sama baru mendapatkan kurang lebih 150 anggota.

Sebenarnya untuk mengusut keberadaan seseorang yang bertindak arogan disebuah jejaring sosial FaceBook tidaklah sulit. Apalagi yang bersangkutan ada juga di situs pertemanan lainnya seperti Friendster. Tinggal ‘mendekati’ orang-orang yang berada disekitarnya, saya yakin banyak informasi yang bisa didapat. Tapi biarlah, karena Tuhan tidak pernah tidur.

Nasi sudah menjadi bubur kata orang bijak. Jangan sekali-sekali menghina orang apalagi sampai menghina agama, sangat berbahaya. Kata ‘maaf’ yang belakangan terucap sepertinya bakalan sia-sia lantaran emosi yang diakibatkan jauh lebih besar. Tinggal tunggu waktu saja.

Terlepas dari ‘update status’ yang dipublikasikan oleh saudara Ibnu Rachal Farhansyah, saya pribadi beranggapan bahwa ‘bisa jadi ini hanyalah satu suara yang terungkap dari sekian banyak yang terpendam di negeri ini…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.