Skip to main content

Ketika Tidak Ada Lagi Cinta Diantara Kita

Menarik sekali ketika bisa menyimak pembicaraan terbatas buk ibuk milenial di kendaraan saat meluncur ke arah Denpasar siang hari kemarin, dimana topik yang lagi hangat-hangatnya bisa diperbincangkan dengan kepala dingin dari sudut pandang orang kelima. Yang artinya, bukan siapa-siapa bahkan host infoTAIment sekalipun.

Namun kisah yang kerap terjadi pada banyak orang ini rupanya dialami juga oleh orang-orang terdekat kita, yang dikasihi atau bahkan yang menjadi panutan dan disegani sekalipun.
Kisah Cinta antar dua manusia yang berbeda kelamin tentu saja, namun seiring berjalannya waktu dan usia, menciptakan situasi ketika tidak ada lagi Cinta diantara Kita.

Berbagai analisa dan alasan yang dikemukakan, sesungguhnya belum mampu menjadi pembenaran diantara kedua pihak. Karena memiliki sisi positif dan negatif secara bersamaan. Sama seperti semua cerita kehidupan yang lain.
Tapi jelas yang paling terpukul dari kasus perceraian jika sampai itu terjadi, tidak hanya jatuh pada sang anak yang kelak bakalan diperebutkan hak asuhnya. Namun berimbas pula pada sang Ibu atau pihak perempuan, utamanya jika pernikahan ini dilakukan dalam adat dan budaya Bali ataupun Hindu.

Pemikiran ini muncul lantaran dalam budaya Bali, pihak perempuan harus menjalani prosesi ‘mepamit’ atau mohon ijin meninggalkan keluarga asal, untuk menjadi bagian di keluarga suami, baik secara sekala kepada orang tua, maupun niskala kepada para leluhur dimana ia lahir dan tinggal. Membayangkan posisi yang bersangkutan pasca perceraian tentu akan menjadi gamang, karena tidak bisa ‘dikembalikan’ begitu saja bak meninggalkan barang bekas di pinggiran jalan.

Akan menjadi lebih sulit lagi ketika perpindahan status si perempuan sampai melibatkan soal kultur dan keyakinan. Katakanlah sampai rela mengubah budaya serta agama yang dianut sebelumnya.
Hal ini amat sangat berbeda jauh ketika proses perkawinan dan perpindahan kultur serta keyakinan terjadi dalam kondisi sebaliknya. Si perempuan cenderung disayang dan dijaga betul sehingga kerap menjadikannya memiliki fanatisme yang jauh lebih besar dan lebih dalam ketimbang sang suami yang sudah sejak awal memeluk agama dan budayanya.
Masuk akal.

Jadi teringat pada cerita dari seorang kawan, saat ia berkunjung ke rumah bersama salah satu putranya yang sudah beranjak dewasa. Perkawinannya kandas di tengah jalan.

Akan ada saat dimana tidak akan ada lagi Cinta diantara kita. Diantara dua manusia yang mengikat janji jauh sebelumnya dan berupaya untuk saling setia dihadapan sanak saudara atau handai taulan.
Dan ketika berada dalam situasi ini, yang tersisa hanyalah sebuah komitmen. Sebuah janji yang sebenarnya wajib dan harus kita tepati hingga ajal dan kematian yang akan memisahkan.

Disinilah dua manusia itu akan diuji oleh-Nya atas semua keputusan yang dahulu pernah diambil.

Apakah akan berpisah dengan alasan sudah tidak ada lagi Cinta diantara kita, dengan alasan tidak ada kecocokan, atau dengan alasan bosan dan telah berpaling ke makhluk-Nya yang lebih menggoda ?
Atau akan meneruskan kapal hingga akhir pertemuan ?

Siapa yang tahu ?

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p