Skip to main content

Ngobrol Bareng MPR RI, 55 Netizen Bali Siap Gemakan 4 Pilar Kebangsaan

Bertempat di Bintang Bali Kuta, Sekjen MPR RI Bapak Ma’ruf Cahyono tampak berupaya keras mengalihbahasakan tugas serta kewenangan mereka dalam pola birokrasi pemerintah agar lebih mudah dipahami oleh 55 Netizen Bali yang berasal dari berbagai profesi dunia maya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah potensi kebosanan yang biasanya timbul dalam benak generasi Jaman Now saat sudah bicara dan berhadapan dengan pemerintah.
Hal ini diakui oleh Mbak Mira Sahid, founding Komunitas Emak Blogger yang selama ini lekat sebagai moderator selama berjalannya agenda Ngobrol Bareng MPR RI sejak tahun 2015 di sejumlah Kota besar Indonesia.

Untuk lingkup Provinsi Bali, menurut Kepala Bagian Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) MPR RI Mas Andrianto, ini adalah kali pertama diadakannya sesi pertemuan MPR RI dengan para warga net, netizen dunia maya mengambil konsep tatap muka kekinian. Bali dipilih lantaran telah menjadi pusat interaksi informasi utama di Indonesia dengan dunia luar mancanegara, yang rentan akan pengaruh dan penyebaran hoax. Selain itu, Bali dikenal pula memiliki tingkat toleransi yang tinggi, selaras dengan nilai kebhinekaan, salah satu makna dari 4 Pilar Kebangsaan yang digagas mantan Ketua MPR Taufik Kiemas.

Perubahan penyebutan istilah 4 Pilar Kebangsaan yang kini lebih condong disebut sebagai 4 Pilar MPR RI, ditegaskan oleh Mbak Rharas Asthining Palupi, mantan Kepala Bagian Pemberitaan dan Humas MPR RI, yang kini bertugas dalam bidang pengawasan. Meliputi Pancasila, UUD 1945 (setelah amandemen), NKRI #hargamati dan Bhineka Tunggal Ika.

Keempat makna diatas menjadi sangat penting untuk dapat dilaksanakan dalam kehidupan bernegara bagi seluruh masyarakat Indonesia utamanya generasi Jaman Now yang bisa dikatakan sangat minim asupan pengetahuan akan budi pekerti dan bela negara.

Sayangnya, eksistensi MPR RI sebagai salah satu lembaga negara dalam penyebaran konten tugas, kewenangan, program serta kebijakan pemerintah lewat pemanfaatan sosial media bisa dikatakan sudah sangat terlambat di era digital masa kini, nyaris ketinggalan kereta. Ini diungkap oleh Mas Casmudi mewakili suara komunitas Blogger Bali. Upaya ini kalah jauh dari riuhnya informasi yang tersebar di dunia maya justru didominasi oleh DPR RI, meskipun berasal dari oknum-oknum dari partai tertentu.
Tidak heran apabila ketika beberapa perwakilan netizen Bali ditanyakan jumlah atau siapa saja nama pimpinan MPR RI, nyaris tidak ada yang mampu menjawab dengan benar. Kurangnya pengetahuan netizen bisa jadi disebabkan pula oleh minimnya literasi yang mampu dipahami atau bahkan diminati, dalam tampilan visual yang menarik atau bahkan penggunaan kalimat sederhana.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pemanfaatan sosial media yang dahulu lebih banyak diminati oleh generasi jaman now kini juga sudah mulai merambah generasi jaman old, merupakan satu-satunya cara yang ampuh untuk berbagi informasi positif demi menyaring penyebaran hoax lebih jauh.
Bahkan menurut penuturan Mbak Siti Fauziah Kepala Biro Humas Setjen MPR RI, pengaruh sosial media sudah sampai kepada cara pandang seseorang pada pilihan politik bernegara atau tata perilaku pergaulan dengan sesama. Sehingga satu hal yang diharapkan pasca agenda pertemuan ngobrol bareng MPR ini adalah keterlibatan Netizen Bali dalam menggemakan 4 Pilar Kebangsaan atau yang kini disebut sebagai 4 Pilar MPR RI, beserta manifesto dalam upaya membangkitkan jati diri bangsa melalui bidang atau cara yang telah ditekuni selama ini, bisa dengan menggunakan bahasa dan ajakan yang disesuaikan dengan perilaku kehidupan sehari-hari ataupun menggali dan menggelorakan kembali adat budaya Indonesia atau lokal setempat yang kini sudah mulai dilupakan.

Sebagai penutup, Mbak Mira Sahid selaku moderator of the day hari ini, sempat mengingatkan sejumlah quote yang membangun rasa kebanggaan akan kebangsaan, sebagai implementasi dari 5 Sila dalam Pancasila.
‘Berhenti saling menyakiti, mulailah saling menghargai’
‘Stop marah-marah, mulailah bersikap ramah’
‘Berhenti memaksakan, mulailah berkorban’
‘Berhenti silang pendapat, mulailah mencari mufakat’ dan
‘Berhenti malas, mulailah bekerja keras’

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian